Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang menunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk. Angka ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk. Penduduk tua mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda.
Kegunaan
Angka Kematian Kasar adalah indikator sederhana yang tidak memperhitungkan pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada indikator kematian yang lain angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan. Apabila dikurangkan dari Angka kelahiran Kasar akan menjadi dasar perhitungan pertumbuhan penduduk alamiah. Definisi Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu, di suatu wilayah tertentu.Rumus
dimana
CDR =Crude Death Rate ( Angka Kematian Kasar)
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
Catatan1: P idealnya adalah "jumlah penduduk pertengahan tahun tertentu" tetapi yang umumnya tersedia adalah "jumlah penduduk pada satu tahun tertentu" maka jumlah dapat dipakai sebagai pembagi. Kalau ada jumlah penduduk dari 2 data dengan tahun berurutan, maka rata-rata kedua data tersebut dapat dianggap sebagai penduduk tengah tahun.
Catatan2: dari Susenas 2003 tercatat sebanyak 767.740 kematian, sedangkan jumlah penduduk pada tahun tersebut diperkirakan sebesar 214.37.096 jiwa. Sehingga Angka Kelahiran Kasar yang terhitung adalah sebesar 3,58. Artinya, pada tahun 2003 terdapat 3 atau 4 kematian untuk tiap 1000 penduduk.
Contoh Angka Kelahiran Kasar di beberapa propinsi dan kabupaten di Indonesia.terdapat dalam Tabel 1.
Tabel 1 Angka Kelahiran Kasar menurut Propinsi dan Kabupaten, 2004 | |||
Propinsi/Kabupaten | Laki-laki | Perempuan | Total |
Sumatera Selatan | 6,02 | 4,63 | 5,32 |
Kab. OKI | 6,72 | 4,92 | 6,08 |
Kota Palembang | 4,65 | 5,02 | 4,22 |
Jawa Barat | 7,55 | 5,78 | 6,67 |
Kab. Kuningan | 10,81 | 10,86 | 9,62 |
Kota Bandung | 4,97 | 3,50 | 4,23 |
NTT | 8,20 | 6,26 | 7,23 |
Kab. Flores Timur | 6,83 | 5,58 | 6,16 |
Kab. Timor Tengah Utara | 7,03 | 4,95 | 5,99 |
Sumber data: Indikator untuk propinsi diambil dari SUSENAS 2004. Karena sampel yang terlalu kecil perhitungan untuk tingkat kabupaten dilakukan melalui rata-rata dari penggabungan antara Susenas 2003 dan 2004 (Badan Pusat Statistik dan UNFPA, 2005) |
0 komentar:
Posting Komentar