sheknows.com
TERNYATA, orang yang bahagia cenderung suka makan permen dan lebih memilih rasa buah. Ini adalah sebuah penelitian yang menganalisa hubungan rumit antara emosi positif dan konsumsi makanan.
"Sebagian besar dari kita menyadari bahwa kita sering makan secara emosional, tapi bagaimana kita dapat memilih camilan yang sehat atau tidak ketika sudah merasa kenyang?" tanya peneliti Karen Page Winterich dari Pennsylvania State University dan Kelly L. Haws dari Texas A & M University. Mereka pun lalu mengadakan penelitian yang dilaporkan di Journal Consumer Research edisi April 2011.
Untuk memahami mengapa seseorang akan lebih memilih permen daripada sepotong buah, penulis studi mendalami perbedaan antara perasaan positif yang muncul dari pemikiran tentang masa lalu (kebanggaan dan kebahagiaan) dan harapan masa depan yang berorientasi emosi.
Dalam studi pertama, peserta yang memiliki harapan mengonsumsi sedikit permen cokelat M&Ms daripada orang yang mengalami kebahagiaan, menurut pernyataan Penn State.
Dalam studi kedua, mereka menemukan bahwa peserta yang lebih terfokus pada masa lalu memilih camilan yang tidak sehat.
Dalam studi ketiga, para peneliti menggeser fokus penelitian pada emosi positif yakni membuat para peserta merasa memiliki harapan tentang masa lalu atau memiliki mereka kebanggaan pengalaman di masa depan.
"Artinya, jika seseorang memiliki rasa bangga, ia lebih suka camilan yang tidak sehat."
Akhirnya, penulis membandingkan emosi positif di masa depan yang berfokus pada harapan dan kebanggaan dan fokus emosi negatif (takut dan malu). Mereka menemukan bahwa kombinasi dari positif dan fokus masa depan meningkatkan pengendalian diri.
"Jadi pada saat Anda merasa baik, jangan terlalu berfokus pada semua hal yang baik di masa lalu. Sebaliknya, terus yang berpikir positif dan fokus pada masa depan, terutama segala hal baik yang Anda bayangkan akan datang. Dengan begitu, Anda akan menjaga berat badan," kata para peneliti.
"Sebagian besar dari kita menyadari bahwa kita sering makan secara emosional, tapi bagaimana kita dapat memilih camilan yang sehat atau tidak ketika sudah merasa kenyang?" tanya peneliti Karen Page Winterich dari Pennsylvania State University dan Kelly L. Haws dari Texas A & M University. Mereka pun lalu mengadakan penelitian yang dilaporkan di Journal Consumer Research edisi April 2011.
Untuk memahami mengapa seseorang akan lebih memilih permen daripada sepotong buah, penulis studi mendalami perbedaan antara perasaan positif yang muncul dari pemikiran tentang masa lalu (kebanggaan dan kebahagiaan) dan harapan masa depan yang berorientasi emosi.
Dalam studi pertama, peserta yang memiliki harapan mengonsumsi sedikit permen cokelat M&Ms daripada orang yang mengalami kebahagiaan, menurut pernyataan Penn State.
Dalam studi kedua, mereka menemukan bahwa peserta yang lebih terfokus pada masa lalu memilih camilan yang tidak sehat.
Dalam studi ketiga, para peneliti menggeser fokus penelitian pada emosi positif yakni membuat para peserta merasa memiliki harapan tentang masa lalu atau memiliki mereka kebanggaan pengalaman di masa depan.
"Artinya, jika seseorang memiliki rasa bangga, ia lebih suka camilan yang tidak sehat."
Akhirnya, penulis membandingkan emosi positif di masa depan yang berfokus pada harapan dan kebanggaan dan fokus emosi negatif (takut dan malu). Mereka menemukan bahwa kombinasi dari positif dan fokus masa depan meningkatkan pengendalian diri.
"Jadi pada saat Anda merasa baik, jangan terlalu berfokus pada semua hal yang baik di masa lalu. Sebaliknya, terus yang berpikir positif dan fokus pada masa depan, terutama segala hal baik yang Anda bayangkan akan datang. Dengan begitu, Anda akan menjaga berat badan," kata para peneliti.
0 komentar:
Posting Komentar