skip to main |
skip to sidebar
Membangun Generasi Emas Bangsa Indonesia 2025
"Carbon Trading" MEMBISNISKAN HUTAN TANPA MERUSAKNYA
BENCANA alam di Sungai Bohorok, Kabupaten Langkat, Sumatera
Utara, yang merengut banyak jiwa manusia, sebenarnya tidak perlu
terjadi jika lingkungan alam sekitarnya dipelihara dengan baik.
Kerakusan manusia menyebabkan hutan dibabat untuk memperoleh
keuntungan ekonomi sesaat. Padahal, untuk memanfaatkan potensi alam,
tidak selamanya harus menebang pepohonan dan membabat habis hutan.
Salah satu upaya memanfaatkan anugerah Tuhan sekaligus memeliharanya
adalah bisnis karbon atau dalam istilah para akademisi disebut carbon
trading.
KONSEP kasarnya, hutan yang mampu menyerap dan menyimpan stok
karbon tersebut dijaga dan tidak boleh ditebang. Dari "upah" menjaga,
daerah atau masyarakat akan mendapat dollar dari negara maju.
Namun, hingga kini berjualan karbon hutan yang didasarkan pada
Protokol Kyoto 1997 masih dianggap angin lalu. Umumnya masyarakat
banyak tidak mengerti dengan logika berpikir global, mana mungkin
orang bule mau membayar begitu saja untuk menjaga hutan negara lain?
Bahkan, membahas carbon trading dengan masyarakat, dikira jualan
arang kayu hutan atau jualan kertas karbon yang biasa dipakai untuk
mengopi ketikan manual. Itulah realitas yang harus dihadapi jajaran
pendukung carbon trading, seperti Kementerian Lingkungan Hidup, para
akademisi, dan lembaga organisasi nonpemerintah (ornop) tertentu.
Hingga kini memang masih ada kesenjangan antara pegiat lingkungan
dan masyarakat lokal dan antara sesama pegiat lingkungan dalam
memandang konservasi. Satu pihak memandang konservasi sebagai sesuatu
yang wajib dilaksanakan tanpa memberikan iming-iming dana segar.
Namun, di pihak lain memandang, apa salahnya jika konservasi
dimotivasi dengan imbalan dana segar melalui skema pembangunan bersih
(clean mechanism development/CDM). Toh mekanisme CDM, salah satunya
carbon trading, merupakan mekanisme fair antara negara berkembang dan
negara maju.
***
PENELITI masalah perubahan iklim yang juga Kepala Laboratorium
Klimatologi Jurusan Geofisika dan Meteorologi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Rizaldi
Boer mengatakan dari waktu ke waktu konsentrasi gas rumah kaca (GRK)
yang terlepas ke atmosfer terus meningkat.
Dalam lokakarya di Kalimantan Tengah yang digelar Wetlands
International, Rizaldi memaparkan periode 1850 sampai 1998
diperkirakan 270 gigaton (Gt) karbon telah dilepaskan ke atmosfer.
Dari total itu yang terbesar disumbangkan aktivitas manusia seperti
pembakaran bahan bakar fosil dan kegiatan industri sebesar 67 persen.
Jika kecenderungan itu dibiarkan, menurut Rizaldi, diprediksikan
tahun 2100 akan terjadi peningkatan suhu global antara 1,0 sampai 4,5
derajat Celsius dan tinggi muka air laut bertambah 60 sentimeter.
Menurut catatan berbagai sumber, tahun 1980 Indonesia melepas 192
juta ton karbon atau 704.000 Gt CO2 sebagai akibat pembalakan
berlebihan dan kurangnya penanaman hutan. Kemampuan hutan Indonesia
menyerap karbon 1.238,525 Gt CO2 per tahun.
Pembukaan lahan secara global dalam waktu 20 tahun terakhir telah
mengeluarkan 1,65 Gt karbon per tahun. Lebih dari 80 persen berasal
dari negara berkembang dan Indonesia menyumbangkan sembilan persen
(0,155 Gt karbon) dengan kemampuan penyerapan 0,110 Gt karbon.
Guru Besar FMIPA IPB Prof Dr Daniel Murdiyarso mengatakan,
perubahan iklim melanda dunia secara global yang mempengaruhi
produktivitas tanaman, ketersediaan air, perkembangan hama dan
penyakit tanaman, serta distribusi vektor penyakit manusia. Dalam
jangka panjang ketahanan pangan dan air yang dibutuhkan makhluk hidup
akan terganggu.
Perubahan iklim itu dapat diatasi dengan mengurangi emisi dari
sumbernya atau meningkatkan kemampuan penyerapan. Negara maju, yang
selama ini terbesar membuang emisi GRK, harus lebih bertanggung jawab
menurunkannya.
Dalam Konvensi Perubahan Iklim Dunia (The United Nations
Framework Convention on Climate Change/UNFCCC) yang didengungkan pada
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi 1992 di Rio de Janeiro, komitmen
penurunan emisi GRK Itu itu telah disepakati sekitar 150 negara,
termasuk Indonesia.
Komitmen itu dimatangkan dalam Konferensi Negara Pihak (COP) III
UNFCCC tahun 1997 yang melahirkan Protokol Kyoto. Negara-negara maju
bersepakat menekan emisi mereka ke tingkat lima persen di bawah
tingkat emisi 1990. Target itu dicapai dalam periode komitmen pertama
2008-2012.
GRK penting yang disebutkan dalam Protokol Kyoto adalah karbon
dioksida (CO2), metana (CH4), nitrogen oksida (N20),
hidrofluorokarbon (HFCs), perfluorokarbon (PFCs), dan sulfur
hexafluorida (SF6).
Menurut Rizaldi, penekanan emisi dapat dilakukan di negara lain
melalui emission trading, joint implementation, dan CDM. Mekanisme
Kyoto yang dilakukan di negara berkembang adalah CDM.
Dalam Tanya Jawab tentang Isu-isu Perubahan Iklim yang
diterbitkan Kementerian Lingkungan Hidup 2001 disebutkan komoditas
yang bisa diperdagangkan CDM adalah GRK, terutama CO2 dan CH4. Sektor
yang bisa masuk dalam CDM adalah energi, industri, transportasi,
sampah, pertambangan, peternakan, pertanian, dan kehutanan.
***
SALAH satu program CDM yang potensial mendapatkan dana adalah
proyek karbon hutan. Namun, Prof Daniel Murdiyarso yang telah menulis
beberapa buku tentang perubahan iklim dan CDM menggarisbawahi tidak
semua program pengurangan emisi sektor kehutanan bisa masuk CDM.
Menurut teori, konservasi hutan atau menghindari deforestasi akan
mengurangi emisi. "Namun, menurut perjanjian internasional kegiatan
tersebut tidak dapat dikategorikan proyek karbon hutan CDM," kata
Daniel. Jika tidak masuk dalam CDM artinya tidak bisa masuk dalam
Pasar Kyoto untuk mendapatkan dana dari investor yang terikat
Protokol Kyoto. Saat ini, menurut Daniel, harga karbon di pasar
berkisar satu dollar AS sampai 30 dollar AS per ton CO2 atau 0,3
dollar AS sampai 8,0 dollar AS per ton C.
Jadi, peluang berbisnis karbon hutan tak harus hanya mengandalkan
mekanisme CDM saja. Mekanisme non-CDM juga potensial dijajaki dan
kedua mekanisme tersebut sama-sama dibrokeri Bank Dunia.
Bahkan, menurut Rizaldi, potensi Indonesia di sektor non- CDM
lebih besar mengingat kriteria CDM sangat ketat. "Kalau dipikir-
pikir, hutan kita yang memenuhi kriteria aforestasi dan reforestasi
itu sangat sedikit," katanya.
Penelitian tentang karbon hutan non-CDM juga gencar dilakukan.
Agustinus P Tampubolon yang kini menjabat Kepala Balai Penelitian dan
Pengembangan Hutan Tanaman Indonesia Bagian Timur mengatakan,
rehabilitasi lahan di sektor hutan tanaman industri (HTI) dan
perkebunan patut dilirik untuk dijadikan sumber pendapatan dari
penyerapan karbon.
Menurut Tampubolon, jika rehabilitasi lahan seperti itu bisa
diakui pasar non-Kyoto, tiap daerah akan mempunyai peluang berbisnis
karbon hutan dengan rehabilitasi lahan.
Dalam penelitian yang dilakukan bersama staf peneliti di Balai
Penelitian Kehutanan Pematangsiantar, diketahui Acacia mangium mampu
menyerap 133,39 ton C per hektar. Jika per ton C laku 10 dollar AS
per ton C, rehabilitasi HTI bisa mendapatkan dana 1.333,9 dollar AS
per hektar.
Untuk pohon karet mampu menyerap karbon 123,9 ton C per hektar.
Jika dinilaikan dengan perdagangan karbon, bisa mendapatkan dana
1.239 dollar AS per hektar.
GURU DAN PBM
Tips Bagi Ayah dan Ibu Yang Bekerja
Membesarkan anak dengan baik memang tidak mudah bagi pasangan suami-istri yang bekerja. Dengan panduan berikut mudah-mudahan Anda dapat me...
Mengenai Saya
- KURNIA TRIYULI
- It is not how much we have, but how much we enjoy, that makes happiness
Translate
Total Tayangan Halaman
Labels
- alam (69)
- aleut (1)
- ANTROPOSFER (1)
- bahan ajar (11)
- BATIK MALANGAN (1)
- BATUAN DAN MINERAL (10)
- bentuk muka bumi (7)
- BENUA (14)
- bimbingan belajar (48)
- BIOMA (11)
- BUAH (12)
- BUDAYA INDONESIA (5)
- buku psikologi (15)
- BUNAKEN (3)
- citra penginderaan jauh (53)
- DEFINISI GEOGRAFI (3)
- demografi (35)
- EVALUASI PEMBELAJARAN (10)
- FENOMENA (30)
- flora dan fauna (28)
- GEOGRAFI EKONOMI (2)
- geografi hewan (15)
- GEOGRAFI LINGKUNGAN (25)
- GEOGRAFI PERTANIAN (23)
- geografi tumbuhan (23)
- geologi (70)
- geomorfologi (36)
- GLOBALISASI (1)
- GURU DAN PBM (34)
- HARI BUMI (2)
- HIDROLOGI (7)
- hipnotis (18)
- HUJAN ASAM (3)
- ilmu tanah (6)
- imahagi (4)
- informasi (57)
- INTERPRETASI CITRA (54)
- IPS SD (28)
- JUDUL PENELITIAN (1)
- KAMUS GEOGRAFI (1)
- kartografi (12)
- keajaiban dunia (3)
- kebudayaan (2)
- KECERDASAN (25)
- KELAS IX SEM 1: EKONOMI (10)
- KELAS IX SEM 1: GEOGRAFI (6)
- KELAS IX SEM 1: SEJARAH (4)
- KELAS IX SEM 1: SOSIOLOGI (1)
- KELAS IX SEM 2: EKONOMI (4)
- KELAS IX SEM 2: GEOGRAFI (70)
- KELAS IX SEM 2: SEJARAH (11)
- KELAS IX SEM 2: SOSIOLOGI (2)
- KELAS VII SEM 1 : SOSIOLOGI (2)
- KELAS VII SEMESTER 1 (7)
- KELAS VIII SEM 1: SOSIOLOGI (1)
- KELAS VIII SEMESTER 2 EKONOMI (8)
- KELAS VIII SEMESTER 2 GEOGRAFI (4)
- KELAS VIII SEMESTER 2 SEJARAH (2)
- KELAS VIII SEMESTER 2 SOSIOLOGI (4)
- KEMAMPUAN LAHAN (2)
- KERJASAMA INTERNASIONAL (7)
- KESESUAIAN LAHAN (10)
- KLIMATOLOGI (25)
- KONSEP DASAR GEOGRAFI (1)
- KONSEP DASAR IPS (1)
- kosmografi (123)
- KRISTAL (28)
- KUE (1)
- KUIS PSIKOLOGI (8)
- KUTUB (5)
- LAUT JEPANG (7)
- lingkungan hutan tropis (5)
- lokasi wisata alam (8)
- LPJ (1)
- MASALAH SOSIAL (2)
- MATERI FLASH (12)
- MATERI GEOGRAFI KELAS VII (52)
- MATERI GEOGRAFI KELAS VIII SEMESTER 2 (41)
- materi kelas viii (34)
- materi kelas x (15)
- materi kelas xii (10)
- MEDIA PEMBELAJARAN (5)
- menu (5)
- metklim (34)
- MIGRASI HEWAN (3)
- NATIONAL GEOGRAPHIC (2)
- NEGARA (20)
- negara berkembang (29)
- negara maju (17)
- obyek wisata (7)
- OLEH-OLEH DARI ROTE (4)
- olimpiade kebumian (1)
- OSEANOGRAFI (53)
- OTAK (7)
- palaentologi (2)
- PANTAI PRIGI (1)
- pemanasan global (14)
- pembelajaran (36)
- pembelajaran alam (4)
- penduduk (26)
- pengantar geografi (8)
- pengetahuan agama (2)
- pengetahuan komputer (10)
- PENGETAHUAN UMUM (10)
- penjelajahan (7)
- perdagangan internasional (1)
- PERGERAKAN NASIONAL (11)
- PERISTIWA GEOGRAFI (2)
- PERKEMBANGAN ANAK (35)
- PETA INTERAKTIF (2)
- PROPOSAL (1)
- PTK (4)
- PULAU (1)
- RELIEF DASAR LAUT (1)
- RESEP MASAKAN (7)
- RPP DAN SILABUS KARAKTER BANGSA (4)
- RUMAH (26)
- sedimentasi (1)
- sejarah (25)
- SEJARAH INDONESIA (11)
- selingan (16)
- seni dapur (3)
- SILABUS GEOGRAFI (4)
- SINEMATOGRAFI (12)
- situs peninggalan sejarah (21)
- SOAL GEOGRAFI (2)
- sosiologi (12)
- STATISTIK (17)
- SUAKA ALAM DAN SUAKA MARGASATWA (45)
- suku bangsa (4)
- TAMAN (9)
- TAMAN NASIONAL (45)
- tanaman langka (11)
- TANAMAN OBAT TRADISIONAL (1)
- teknologi (10)
- TELAAH KURIKULUM (3)
- tenaga eksogen (11)
- tenaga endogen (6)
- TENGGER (2)
- tentang otak (11)
- THE GEOGRAPHY DEPARTEMENT (10)
- tips dan trik (74)
- TSUNAMI (1)
- tubuh kita (92)
- UKG (2)
- UNDANG-UNDANG TENTANG PENDIDIKAN (2)
Blog Archive
-
▼
2010
(1263)
-
▼
Juni
(275)
- ASTEROID
- Teleskop Antariksa, Hubble
- Misteri-misteri Antariksa
- Menjelajahi Misteri alam semesta
- 'Atlantis yang Hilang' ada di Indonesia
- Hujan Meteor Lyrids
- Noah's Ark
- Muncul, Embrio Bintang yang Melebihi Matahari
- Pesawat Luar Angkasa Voyager 2 Dibajak Alien?
- Batuan-batuan di bumi (Jenis dan terbentuknya)
- Fosil sejarah mahluk hidup
- MENDAPATKAN TUBUH IDEAL
- RAHASIA TERUNGKAP DARI TANGGAL LAHIR
- Jejak-jejak asap yang terlihat di langit ?
- Legenda Atlantis yang Sesungguhnya-Timaeus dan Cri...
- Kematian Manusia, Prosesnya dan Keterangannya
- 40 FAKTA YANG ANEH DAN UNIK
- KODE TOMBOL WINDOWS XP
- MAKANAN PEMACU INGATAN
- Postur tubuh ideal
- OTAK TENGAH
- BRAIN AREA
- Raflesia Arnoldi
- Kantong Semar
- Daun Sang
- Anggrek Tien Soeharto
- Dracun Culus Vulgaris
- anggrek
- bunga bangkai
- IDENTITAS FLORA DAN FAUNA SUMATERA UTARA
- POSISI OTAK TENGAH
- LETAK OTAK TENGAH
- ANAK SEDANG MELATIH KEPEKAAN OTAK TENGAH
- BAGIAN-BAGIAN OTAK
- Sekilas Aktivasi Otak Tengah
- 70 Kata Bijak Orang Terkenal
- 7 Planet Yang Belum Anda Ketahui
- 10 Alasan untuk mulai berlari (jogging)
- Mengenal Cara Pemanfaatan Energi Dari Lautan
- Murid SMP Temukan Goa Misterius di Mars
- 10 Galaksi Dari Luar Angkasa
- Black Hole seperti Segitiga Bermuda
- Asal Nama Hari
- Tokoh Dunia yang Aneh
- Dunia Hacker
- Bola Golf Berlubang Lubang
- Julia Pastrana
- Tenggelamnya Kapal Tampomas 2
- Suku Korowai dan Kombai
- Kutu yang Hidup di Kelamin Manusia
- LAUT ARAL MENGERING
- SUPERSONIK
- SUKU MAYA
- Budaya Suku Batak
- Rumah Orang Eskimo
- Pemandangan alam Dieng
- DATARAN TINGGI DIENG
- BUDIDAYA STROWBERY DI PURBALINGGA
- PENAMPANG LEMBAH
- penebangan
- "Carbon Trading" MEMBISNISKAN HUTAN TANPA MERUSAKNYA
- HARMONI ALAM DAYAK MERATUS
- Erosi
- Pelapukan fisik mekanik
- Air terjun akibat proses patahan
- PATAHAN
- Reduce, Reuse, Recycle + Repair
- Hati-Hati dengan Bahaya Plastik! Pelajari Sebelum ...
- Dampak Pemanasan Global Mengerikan
- Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehat...
- WWF · Paper Dispenser
- Enam Derajat Untuk Menghancurkan Peradaban Manusia
- Makan Daging = Global Warming, Bagaimana Bisa?
- MEWASPADAI BAHAYA LIMBAH DOMESTIK DI KALI MAS
- Solusi Polusi Udara Kota
- Yakushima, Situs Alam Warisan Dunia
- Alam Sebagai Media Belajar dan Pembentukan Karakter
- Wisata Fosil di Sajira
- Komet
- EFEK RUMAH KACA
- MANTEL BUMI
- LAPISAN OZON
- BADAI MATAHARI
- Lapisan Matahari
- LAPISAN BUMI
- Bentuk Bulat Planet Bumi
- Langit Sebagai Atap Yang Terpelihara
- Fungsi Langit Yang Mengembalikan
- Mengembangnya Alam Semesta
- Penciptaan Alam Semesta
- Peristiwa Big Bang Dalam Al-Quran
- Garis Edar Planet Dalam Al-Quran
- PERATURAN SOSIAL
- SEJARAH BANTEN
- KOMPONEN EKOSISTEM
- REVOLUSI MATAHARI
- EKOLOGI LAUT TROPIS
- EKOSISTEM LAUT
-
▼
Juni
(275)
Entri Populer
-
Nama : SHILVIA AYU RHOMANTIKA Kelas : Regular 2008 Pokjar : Jenu A. hakikat dan sejarah IPS Seper...
-
Manusia adalah makhluk dwi-dimensi. Ia diciptakan Tuhan dari debu tanah dan ruh Ilahi. Debu tanah membentuk jasmaninya dan ruh Ilahi yan...
-
Perubahan iklim atau yang lebih popular dengan istilah climate change mungkin bagi sebagian orang merupakan hal krusial yang sedang menjadi ...
-
Paralaks adalah perbedaan latar belakang yang tampak ketika sebuah benda yang diam dilihat dari dua tempat yang berbeda. Kita bisa mengamati...
-
When we were at Heathrow Airport in London, we bought a British travel guide to Tunisia with maps and a list of Tunisia’s “Top Ten Sights”. ...
-
Sebelum muncul Konsep/Teori Tektonik Lempeng dikenal Konsep Geosinklin, yang menyatakan bahwa; Pembentukan Pegunungan, Pedataran, Ceku...
-
Artikel ILUSTRASI MENGHITUNG KELULUSAN UJIAN NASIONAL SMP TAHUN PELAJARAN 2010/2011 ...
0 komentar:
Posting Komentar