Dalam Definisi Geografi dari Seminar dan Lokakarya Pertemuan Ilmiah Tahunan Ahli Geografi di Semarang pada tahun 1988 ditegaskan bahwa,
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan gejala geografi dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. Menilik kepada definisi tersebut sangat jelas bahwa obyek utama dari ilmu geografi adalah konteks keruangan.
Sejarah Geografi
Perkembangan Ilmu Geografi diawali oleh Bangsa Yunani yang secara aktif meneliti juga mendokumentasikan informasi dan data kegeografian sebagai sebuah ilmu dan filosofi. Pemikir utama pada awal perkembangan geografi adalah Thales (640– 546 SM) dari Miletus yang banyak melakukan perjalanan menggali informasi geografi, yang kemudian dikembangkan lagi oleh Herodotus (485–425 SM) dari Messana yang membuat laporan geografi sekitar wilayah Timur Tengah, kemudian Phytheas yang melakukan pengukuran jarak Matahari terhadap Bumi. Perkembangan awal geografi paling fenomenal adalah dengan publikasi dari Eratosthenes (276–194 SM) dalam bukunya Geographica yang menjelaskan bahwa pad dasarnya bumi itu bulat dan Eratosthenes telah mampu menghitung keliling Bumi dengan hanya berselisih kurang dari 1% keliling sebenarnya, yang kemudian diikuti oleh beberapa pemikir - pemikir bangsa Romawi.
Pada abad pertengahan, bangsa Arab banyak memberikan sumbangsih pemikir - pemikirnya dalam mengembangkan ilmu geografi seperti Al-Idrisi, Ibnu Battuta dan Ibnu Khaldun.
Kemudian pada abad ke-17 hingga abad ke-19 Ilmu geografi semakin menunjukkan sebagai sebuah disiplin ilmu yang utuh dengan menjadi bagian kurikulum yang lengkap di berbagai universitas yang terdapat di Eropa. Pada masa ini para pemikir (ilmuan) yang mengemukakan pendapatnya adalah Bernard Varen (1622-1650) atau yang dikenal dengan Varenius dari Jerman melalui bukunya Geographia Generalis, Immanuel Kant (1724–1821) melalui buku Physische Geographie, Alexander von Humboldt (1769–1859) dikenal sebagai peletak dasar geografi fisik modern, Karl Ritter (1779–1859) dari Universitas Berlin, Friederich Ratzel (1844–1904) dari Leipzig dalam bukunya yang berjudul Politische Geographie mengemukakan konsep Lebensraum, Elsworth Huntington (1876–1947) asal Amerika Serikat mengemukakan konsepnya dalam bukunya The Pulse of The Earth dikenal sebagai determinis iklim, Paul Vidal de la Blache (1845–1918) asal Prancis merupakan pelopor posibilisme dalam geografi dengan konsepnya genre de vie, Halford Mackinder (1861–1947) dari Universitas Oxford mengemukakan makalahnya yang berjudul The Scope and Methods of Geography yang berisi konsep man-land relation.
Ilmu Geografi selama abad ke-20 di Barat melewati empat fase utama :
Teori yang menyatakan bahwa karakteristik manusia dan budayanya disebabkan oleh lingkungan alamnya. Penganut fanatik deteriminisme lingkungan adalah Carl Ritter, Ellen Churchill Semple dan Ellsworth Huntington.
Memfokuskan pada pengumpulan informasi deskriptif tentang suatu tempat, juga metode yang sesuai untuk membagi bumi menjadi beberapa wilayah atau region yang diperkenalkan oleh Richard Hartshorne.
usaha geografi untuk mengukuhkan dirinya sebagai ilmu (sains), pada masa kebangkitan interes pada sains dengan mengadopsi filosofi positifisme dari ilmu alam dan dengan menggunakan matematika - terutama statistika - sebagai cara untuk menguji hipotesis.
Muncul sebagai kritik atas positifisme dengan latar belakang filosofi eksistensialisme dan fenomenologi. Beberapa ahli yang beraliran ini diantaranya Yi-Fu Tuan, Karl Marx dengan pengikutnya David Harvey dan Richard Peet merupakan geografer marxis.
Obyek Studi Geografi
Obyek Ilmu Geografi secara luas terbagi atas dua bagian, yakni:
- Objek Material
- Objek material geografi adalah sasaran atau isi kajian geografi. Objek material yang umum dan luas adalah geosfer (lapisan bumi), yang meliputi:
Litosfer (lapisan keras),Merupakan lapisan luar dari bumi kita. Lapisan ini disebut kerak bumi dalam ilmu geologi.
Atmosfer (lapisan udara),Terutama adalah lapisan atmosfer bawah yang
Hidrosfer (lapisan air),Berupa lautan, danau, sungai dan air tanah.
Biosfer (lapisan tempat hidup),Terdiri atas hewan, tumbuhan.
Pedosfer (lapisan tanah),Merupakan lapisan batuan yang telah mengalami pelapukan, baik pelapukan fisik, organik, maupun kimia.
Objek Formal
Metode atau pendekatan objek formal geografi meliputi beberapa aspek,
- Aspek Keruangan, Geografi mempelajari suatu wilayah antara lain dari segi “nilai” suatu tempat dari berbagai kepentingan.
- Aspek Kelingkungan, Geografi mempelajari suatu tempat dalam kaitan dengan keadaan suatu tempat dan komponen-komponen di dalamnya dalam satu kesatuan wilayah.
- Aspek Kewilayahan, Geografi mempelajari kesamaan dan perbedaan wilayah serta wilayah dengan ciri-ciri khas.
- Aspek Waktu, Geografi mempelajari perkembangan wilayah berdasarkan periodeperiode waktu atau perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu.
Ruang Lingkup Geografi
Ruang lingkup ilmu geografi secara umum meliputi semua gejala geosfer, baik gejala alam maupun gejala sosial, serta interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Ruang lingkup studi ilmu geografi yaitu:
- Kajian terhadap wilayah (regional);
- Interaksi antara manusia dengan lingkungan fisik yang merupakan salah satu bagian dari keanekaragaman wilayah;
- Persebaran dan kaitan antara penduduk (manusia) dengan aspek-aspek keruangan dan usaha manusia untuk memanfaatkannya
Pendekatan Ilmu Geografi
Dalam geografi terpadu, para ahli geografi tidak hanya memfokuskan kajiannya pada objek material, tetapi lebih menekankan pada sudut pandang keilmuannya. Menurut Peter Hagget untuk menemukan masalah geografi, maka digunakan tiga bentuk pendekatan, yaitu :
Fenomena geografi berbeda dari wilayah yang satu dengan wilayah yang lain dan mempunyai pola keruangan/spasial tertentu (spatial structure).
Fenomena geografi membentuk suatu rangkaian yang saling berkaitan di dalam sebuah sistem, dengan manusia sebagai unsur utamanya.
- Pendekatan Kompleks Wilayah
Analisis kompleks wilayah merupakan perpaduan antara analisis keruangan dan analisis ekologi.
Konsep Esensial Geografi
Para Ahli Geografi Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Geograf Indonesia (IGI) dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan tahun 1988 menghasilkan sepuluh konsep esensial geografi, yaitu:
Konsep lokasi menjadi ciri khusus ilmu pengetahuan geografi. Secara pokok konsep lokasi dibedakan menjadi Lokasi Absolut dan Lokasi Relatif
Jarak berkaitan erat dengan lokasi dan perhitungan keuntungan berkaitan antar lokasi.
Keterjangkauan berhubungan dengan kemudahan interaksi dan caranya antar lokasi
Morfologi merupakan perwujudan bentuk daratan muka bumi sebagai hasil pengangkatan atau penurunan wilayah seperti erosi dan pengendapan atau sedimentasi.
Aglomerasi atau pemusatan adalah kecenderungan persebaran penduduk yang bersifat mengelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit dan bersifat menguntungkan, karena kesamaan gejala ataupun faktor-faktor umum yang menguntungkan.
Nilai kegunaan suatu fenomena di muka bumi bersifat relatif, artinya nilai kegunaan itu tidak sama, tergantung dari kebutuhan penduduk yang bersangkutan.
Geografi mempelajari pola-pola, bentuk, dan persebaran fenomena di permukaan bumi.
- Konsep Deferensiasi Areal
Wilayah pada hakikatnya adalah suatu perpaduan antara berbagai unsur, baik unsur lingkungan alam ataupun kehidupan.
- Konsep Interaksi/ Interdependensi
Interaksi adalah kegiatan saling memengaruhi daya, objek, atau tempat yang satu dengan tempat lainnya.
- Konsep Keterkaitan Keruangan
Keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan adalah derajat keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena lain di suatu tempat atau ruang.
Prinsip-Prinsip Geografi
Dalam studi geografi Nursid Sumaatmadja membagi menjadi empat prinsip utama,
Bahwa gejala, kenampakan, dan masalah yang terdapat di ruang muka bumi persebarannya sangat bervariasi.
Bahwa antara komponen atau aspek-aspek lingkungan geografi senantiasa ada hubungan timbal balik atau saling keterkaitan satu sama lain.
Merupakan cara pemaparan hasil pengkajian studi geografi terhadap gejala, fenomena atau masalah yang ada.
Merupakan gabungan atau perpaduan dari ketiga prinsip di atas.
Struktur Ilmu Geografi
Ilmu Geografi sebagai subyek dari integrasi berbagai studi menurut Peter Hagget membagi menjadi beberapa percabangan,
Geografi Fisik
Sebagai salah satu kajian sistematik geografi, cabang geografi fisik mempelajari bentang lahan (Landscape) yaitu bagian ruang dari permukaan bumi yang dibentuk oleh interaksi dan interdependensi bentuk lahan. Berikut merupakan pencabangan geografi fisik,
- Geologi
- Geomorfologi
- Meteorologi dan Klimatologi
- Hidrologi
- Oceanografi
- Biogeografi
- Kosmografi
- Pedologi
Geografi Manusia
Sebagai salah satu kajian sistematik geografi, cabang geografi manusia mempelajari yang mempelajari tentang aspek sosial, ekonomi dan budaya penduduk. Berikut merupakan pencabangan geografi manusia,
- Geografi Ekonomi
- Demografi
- Geografi Politik
- Etnografi
- Geografi Sosial
- Geografi Industri
- Geografi Pariwisata
- Geografi Sejarah
- Geografi Pertanian
- Geografi Transportasi
Geografi Regional
Geografi regional merupakan studi tentang variasi persebaran gejala dalam ruang pada waktu tertentu baik lokal, nasional, maupun kontinental. Geografi regional terbagi atas,
- Geografi Regional berdasar Zonasi
- Geografi Wilayah Tropik, Geografi Wilayah Arid, Geografi Wilayah Kutub, Geografi Desa, Geografi Kota
- Geografi Regional berdasar Kultur
- Geografi Kawasan Asia Tenggara, Geografi Kawasan Eropa, Geografi Kawasan Amerika Utara, Geografi Kawasan Amerika Selatan, Geografi Kawasan Afrika, Geografi Kawasan Australia
Geografi Teknik
Geografi teknik merupakan studi terbaru di bidang ilmu geografi yang berkembang seiring pesatnya perkembangan teknologi yang mempelajari cara-cara memvisualisasikan dan menganalisis data dan informasi geografis dalam bentuk peta, diagram, foto udara dan citra hasil penginderaan jauh. Geografi teknik terbagi atas,
- Kartografi
- Penginderaan Jauh
- Sistem Informasi Geografis
- Metode Kuantitatif Geografi
Sumber Informasi
Data dan Informasi yang digunakan pada artikel ini berasal dari,
Perkembangan Filsafat Geografi - Dari Herodotus sampai Hagget (Drs. N. Daldjoeni). Bandung: Pernerbit Alumni, 1996
An Introduction to Geography 2nd Edition (Rhoads Murphey). Chicago: Rand McNally & company, 1969
1 komentar:
dalam konsep dasar geografi perlu adanya media bantu contoh gambar peta yang dapat memperjelas peserta didik dalam pembelajaran
Posting Komentar