Ada sekitar 3.800 pot pada tanaman hijau yang tumbuh di dinding vertikal. Solusi menarik, taman rumah yang penuh daya tarik.
Sang arsitek, Adi Purnomo, merancang dinding yang dijadikan wadah pot tanaman itu. Dinding terbuat dari susunan bata yang dipasang miring dan bertumpuk, sehingga membentuk lubang.
Dinding setinggi 2,7m itu hampir mengelilingi bangunan. Pada dinding di bagian depan dan belakang rumah, “pot” dibuat dua sisi --menghadap ke luar dan ke dalam. Kalau dihitung-hitung, olahan dinding yang menjadi taman vertikal itu menghasilkan 3.800 “pot”.
Pot-pot dinding itu diisi tanaman berdaun hijau, seperti pakis-pakisan (Neprolepis exceltata), jenggot nabi (Pilea mummu larrifolia), dan maranta (Marantaceae). Pemilihan tanaman umumnya yang kecil dan bisa tumbuh dengan minim cahaya matahari.
Bukan cuma taman vertikal, ada juga taman di atap. Atap datar yang luas itu ditanami rumput gajah mini, dengan bugenfil di bagian tepi sebagai pembatas. Unsur hijau pun tersebar di mana-mana.
Sejak memasuki gerbang, kita disuguhi suasana alam yang kental. Ada pepohonan bertajuk besar, seperti rambutan, mangga, dan sawo, yang tumbuh dengan baik di sekitar halaman, lantas aneka perdu dan tanaman hias yang tak kalah subur. Pepohonan dan tanaman ditata secara acak, sehingga terlihat apa adanya dan berkesan natural.
Rumah ini dirancang dengan membaginya menjadi tiga area. Di lantai satu ada area publik dan area servis, sedangkan di lantai dua area privat. Di lantai satu terdapat foyer, mushola, ruang keluarga, ruang makan, dapur, dan kamar tidur tamu. Ruang-ruang ini terbuka dengan orientasi ke taman.
Di lantai dua ada kamar tidur utama dan kamar tidur anak. Ada juga roof garden, yang biasanya digunakan untuk berkumpul dan bersantai anggota keluarga bersama kerabat dan teman.
Konsep desain rumah ini memang sungguh memperhatikan keberadaan taman dan bangunannya. Pengolahan area dan elemen bangunan menciptakan suasana alam yang unik.
0 komentar:
Posting Komentar