1. Pengertian Sistem
Sebuah sistem pada dasarnya adalah suatu “organisasi besar” yang menjalin berbagai subjek atau objek serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu. Subjek atau objek pembentuknya dapat berupa orang-orang atau masyarakat, untuk sistem sosial atau kemasyarakatan dapat berupa makhluk-makhluk hidup dan benda alam, untuk suatu sistem kehidupan atau sistem lingkungan dapat berupa barang atau alat, untuk suatu sistem peralatan dapat berupa data, catatan, atau kumpulan fakta.
2. Sistem Ekonomi dan Sistem Politik
Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan.
Sistem ekonomi terdiri atas unsur manusia sebagai subjek; barang-barang ekonomi sebagai objek; serta kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan berekonomi.
Sebagai bagian dari suprasistem kehidupan, sistem ekonomi erat kaitannya dengan sistem-sistem sosial lainnya yang berlangsung di dalam masyarakat. Di dunia ini terdapat kecenderungan umum bahwa sistem ekonomi di sebuah negara “bergandengan tangan” dengan sistem politik di negara bersangkutan, ideologi ekonomi berjalan seiring dengan ideologi politik.
Menurut sejarah, negara yang berideologi politik liberalisme dengan rejim pemerintahan yang demokratis, umumnya menganut ideologi ekonomi kapitalisme dengan pengelolaan yang berlandaskan pada mekanisme pasar. Negara yang berideologi politik komunisme dengan rejim pemerintahan yang otoriter, ideologi ekonominya cenderung sosialisme dengan pengelolaan ekonomi berdasarkan perencanaan terpusat.
Sistem ekonomi suatu negara dikatakan bersifat khas, sehingga bisa dibedakan dari sistem ekonomi yang berlaku atau diterapkan di negara lain, berdasarkan beberapa sudut tinjauan seperti :
- Sistem pemilikan sumber daya atau faktor – faktor produksi.
- Keleluasaan masyarakat untuk saling berkompetisi satu sama lain dan untuk menerim imbalan atas prestasi kerjanya.
- Kadar peranan pemerintah dalam mengatur, mengarahkan, dan merencanakan kehidupan bisnis dan perekonomian pada umumnya.
Tiap negara memiliki sistem perekonomian yang tidak sama. Negara indonesia menganut sistem perekonomian yang berbeda dengan sistem perekonomian yang dianut oleh Malaysia, Thailand, Inggris, Italia, dan negara-negara di Afrika. Dengan sistem perekonomian yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama, yaitu :
- Mencapai tingkat kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
- Meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
- Mencapai kestabilan ekonomi dengan kesempatan kerja yang luas, sehingga tingkat pengagguran semakin diminimalkan.
- Pemerataan pendapatan di antara berbagai golongan dan lapisan.
3. Perkembangan Sistem Perekonomian
Secara umum sistem ekonomi dalam perekonomian suatu negara dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis.
A. Sistem Ekonomi Liberal/Kapitalis
Sistem ekonomi liberal/kapitalis disebut juga sistem ekonomi pasar bebas atau sistem ekonomi laissez faire. Sistem ekonomi liberal/kapitalis adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan sepenuhnya dalam segala bidang perekonomian kepada masing-masing individu untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Filsafat atau ideologi yang menjadi landasan kepada sistem ekonomi liberal/kapitalis adalah bahwa setiap unit pelaku kegiatan ekonomi diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang akan memberikan keuntungan kepada dirinya, maka pada waktu yang sama masyarakat akan memperoleh keuntungan juga. Dengan demikian setiap orang bebas bersaing dengan orang lain dalam bidang ekonomi. Adam Smith dalam bukunya yang berjudul The Wealth of Nation (1776) juga menunjukkan bahwa kebebasan berusaha didorong oleh kepentingan ekonomi pribadi merupakan pendorong kuat menuju kemakmuran bangsa.
Dalam sistem ekonomi liberal/kapitalis , pemertintah tidak ikut campur tangan dan tidak pula untuk berusaha memengaruhi kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat. Tiap sumber daya yang tersedia dimiliki dan dikuasai oleh anggota masyarakat dan mereka memiliki kebebasan penuh untuk menentukan peggunaan sumber daya tersebut.
Sistem ekonomi kapitalis memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu :
Kelebihan :
a. Tiap individu diberi kebebasan memiliki kekayaan dan sumber daya produksi.
b. Individu juga bebas memilih lapangan pekerjaan dan bidang usaha sendiri.
c. Persaingan yang terjadi, membuat tiap individu semakin meningkatkan kreativitasnya.
Kekurangan :
a. Munculnya kesenjangan antara yang kaya dan miskin.
b. Mengakibatkan munculnya monopoli dalam masyarakat,
c. Sulit terjadi pemerataan pendapat.
B. Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem ekonomi sosialis disebut juga sistem ekonomi terpusat, karena segalanya diatur oleh pemerintah. Sistem perekonomian sosialis adalah sitem mperekonomian yang menghendaki kemakmuran masyarakat secara merata dan tidak adanya penindasan ekonomi. Untuk itu pemerintah harus ikut campur dalam perekonomian, namun bisa memberi dampak yang kurang baik pula, yaitu akan mengakibatkan potensi serta daya kreasi masyarakat menjadi mati dan tidak adanya kebebasan individu dalam melakukan kegiatan ekonomi.
Ajaran Karl Max merupakan landasan yang digunakan dalam siste ekonomi sosialis, ia berpendapat bahwa bila kepemilikan pribadi dihapuskan maka tidak akan memunculkan masyarakat yang berkelas-kelas ehingga akan menguntungkan semua pihak. Rusia, Kuba, Korea Utara, dan negara komunis lainnya adalah negara yang menganut sistem ekoniomi sosialis.
Kelebihan :
a. Seluruh kegiatan ekonomi dikendalikan oleh pemerintah, sehingga pemerintah mudah melakukan pengawasan dalam jalannya perekonomian.
b. Tidak ada kesenjangan antara yang kaya dan miskin, karena distribusi dilakukan secara merata.
c. Pemerintah mudah ikut campur dalam pembentukan harga.
Kekurangan :
a. Dapat mematikan kreativitas dan inovasi tiap-tiap individu.
b. Tidak ada kebebasan untuk memiliki sumber daya.
Negara yang menganut sistem ekonomi sosialis sudah tidak ada lagi. Uni Soviet (sekarang Rusia) beserta negara-negara pengikutnya telah gagal dalam menjalankan prinsip sosialisme sebagai cara hidupnya baik secara ekonomi, moral, maupun sosial dan politik. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya kemampuan pemerintah pusat untuk menangani seluruh masalah yang muncul, baik di tingkat pusat maupun ditingkat daerah. Selain itu, pada kenyataannya telah terjadi banyak penyelewengan yang dilakukan oleh pemerintah.
C. Perbedaan Sistem Perekonomian Yang Ada
Terdapat beberapa perbedaan yang membedakan antara sistem ekonomi liberal, sosialis, dan campuran :
Sistem ekonomi liberal/kapitalis :
1) Setiap orang bebas memiliki alat-alat produksi.
2) Adanya kebebasan berusaha dan kebebasan bersaing.
3) Campur tangan pemerintah dibatasi.
4) Para produsen bebas menentukan apa dan berapa yang akan diproduksikan.
5) Harga-harga dibentuk di pasar bebas.
6) Produksi dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan laba serta semua kegiatan ekonomi didorong oleh prinsip laba.
Sistem ekonomi sosialis :
1) Semua sumber daya ekonomi dimiliki dan dikuasai oleh negara.
2) Seluruh kegiatan ekonomi harus diusahakan bersama. Semua perusahaan milik negara sehingga tidak ada perusahaan swasta.
3) Segala keputusan mengenai jumlah dan jenis barang ditentukan oleh pemerintah.
4) Harga-harga dan penyaluran barang dikendalikan oleh negara.
4. Persaingan Terkendali
Iklim persaingan berekonomi dan kompetisi berbisnis di Indonesia bukanlah persaingan yang bebas-lepas, melainkan persaingan yang terencana-terkendali. Dalam sistem ekonomi kapitalis, persaingan bersifat bebas tanpa kendali pemerintah. Sedangkan dalam sistem ekonomi sosialis, perencanaan terpusat, sehingga persaingan praktis terkendali, atau bahkan tidak ada sama sekali. Namun, Indonesia tidak seperti itu. Persaingan tertap ada, akan tetapu dalam beberapa hal tetap terkendali.
Indonesia mengakui pemilikan individual atas faktor-faktor produksi, kecuali untuk sumber daya-sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak, dikuasai oleh negara. Sebagaimana diketahui bersama, yang diatur dalam pasal 33 UUD 1945.
5. Kadar Kapitalisme dan Sosisalisme
Untuk melihat seberapa tebal kadar masing-masing, seseorang dapat melihatnya dengan dua pendekatan. Pertama adalah dengan pendekatan faktual-struktural, yakni menelaah peranan pemerintah atau negara dalam struktur perekonomian. Kedua adalah pendekatan sejarah, yakni dengan menelusuri bagaimana perekonomian bangsa diorganisasikan dari waktu ke waktu.
untuk mengukur kadar keterlibatan pemerintah dalam perekonomian dengan pendekatan pertama, dapat digunakan dengan Kesamaan Agregat Keynesian yang berumuskan Y = C +I + G + (X – M). Kesamaan ini merupankan rumus untuk menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran. Dimana variabel C = Konsumsi, mewakili sektor orang perorangan atau rumah tangga. Variabel I = Investasi perusahaan, mewakili sektor swasta. Variabel G = merupakan pengeluaran konsumsi pemerintah. Variabel X dan M masing-masing melambangkan ekspor dan impor, mewakili sektor perdangan luar negeri negara bersangkutan.
Pengukuran kadar keterlibatan pemerintah dengan pendekatan pertama dapat juga dilakukan dengan mengamati peranan pemerintah secara sektoral, keterlibatan pemerintah dalam mengatur sektor-sektor bisnis terutama dalam hal penentuan harga dan tata niaganya.
Dengan pendekatan sejarah dapat dipelajari, bahwa bangsa atau masyarakat kita tidak pernah dapat menerima pengelolaan makroekonomi yang terlalu berat ke kapitalisme ataupun sangat bias ke sosialisme.
Sistem ekonomi campuran dengan persainga terkendali, rasanya merupakan sistem ekonomi yang tepat untuk mengelola perekonomian Indonesia. Namun dalam beberapa tahun belakangan ini, terdapat cukup bukti bahwa adanya kadar kapitalisme yang kian menebal. Derasnya arus globalisasi bersamaan dengan bubarnya sejumlah negara komunis utama yang bersistem ekonomi sosialisme, telah menggiring Indonesia terseret dalam arus kapitalisme.
Dumairi, Perekonomian Indonesia: Jakarta: Erlangga, 1996.
http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Pelaku-Pelaku_Ekonomi_Dalam_Sistem_Perekonomian_Indonesia_8.2_%28BAB_15%29
0 komentar:
Posting Komentar