Pada hakikatnya permainan suatu cabang olahraga dirancang dengan mengunakan pendekatan “permasalahan yang perlu dipecahkan”. Sebagai contoh, dalam permainan bola voli salah satu masalah dasar yang harus dipecahkan adalah bagaimana caranya memukul bola agar dapat melalui net yang membentang di tengah lapangan dengan ketinggian tertentu. Beberapa peraturan utama di dalam permainan dibuat untuk mengatur bagaimana cara memecahkan “berbagai permasalahan dasar” dalam permainan tersebut. Bila aturan utama diubah, maka permainan juga akan berubah atau tidak sesuai lagi dengan hakikat dari permainan tersebut. Berbeda halnya bila yang diubah adalah peraturan yang “secondary” atau peraturan yang bukan merupakan aturan utama (Siedentop, Hastie & van der Mars, 2004). Misalnya permainan kasti, hakikat permainan ini adalah ‘lempar-tangkap bola’ atau aturan utamanya adalah melempar bola ke arah teman satu regu dan/atau menangkap bola yang dilempar teman seregu dalam rangka ‘mendekatkan’ bola sedekat mungkin ke arah lawan yang sedang berlari agar dapat dimatikan. Bila aturan utama ‘lempar-tangkap’ ini diubah menjadi ‘tendang bola’, maka nama permainan tersebut bukan lagi kasti. Tetapi bila yang diubah atau yang dimodifikasi adalah peraturan yang secondary seperti ukuran lapangan, jenis bola yang digunakan, sasaran atau bagian tubuh yang boleh dilempar untuk mematikan lawan, maka permainan tersebut tetap dapat disebut sebagai kasti.
Modifikasi permainan cabang olahraga, tidak ditujukan untuk mengubah hakikat cabang olahraga tersebut, tetapi untuk menyesuaikan situasi dan kondisi permainan agar dapat dimainkan dan dinikmati oleh kelompok pemain tertentu, yang dalam hal ini adalah anak-anak usia sekolah dasar. Modifikasi dilakukan semata untuk mengurangi ‘tingkat tantangan’ dari permainan tersebut agar sesuai untuk dimainkan anak-anak dalam kelas pendidikan jasmani. Dan modifikasi hendaknya memang diarahkan pada aturan-aturan yang secondary agar hakikat atau ciri khas dari permainan tersebut tidak hilang. Beberapa peraturan secondary yang dapat dimodifikasi, di antaranya adalah:
· Ukuran, berat, bahan atau bentuk peralatan yang digunakan
· Area atau tempat permainan serta ukuran lapangan
· Lamanya waktu bermain
· Jumlah pemain dalam satu regu
· Peraturan dalam bermain
· Besarnya gawang/keranjang, tinggi net atau rintangan
· Rotasi atau posisi pemain
· Cara memperoleh nilai
· Dan lain sebagainya
STRATEGI UNTUK MEMODIFIKASI PERMAINAN
1. Buat agar skor/nilai mudah diperoleh
Jika sedang bermain, anak-anak sangat senang bila dapat memperoleh skor. Skor merupakan salah satu hal yang penting dan strategis untuk memberikan ukuran ‘keberhasilan’ bagi anak-anak. Skor juga dapat digunakan sebagai penguatan atau umpan untuk membuat anak-anak mau belajar, mengulang dan mempraktekkan teknik dan taktik secara benar. Bila skor sulit untuk dihasilkan, anak-anak akan cepat bosan dan menjadi frustasi.
2. Perlambat gerak bola atau objek lain yang bergerak dalam permainan
Tidak mudah bagi anak-anak untuk melakukan suatu teknik gerak dengan benar jika mereka tidak dalam posisi untuk dapat melakukannya secara tepat. Dalam permainan yang menggunakan objek bergerak, seperti bola atau kok dan mengharuskan pemainnya untuk selalu bergerak, anak-anak yang bermain dihadapkan pada situasi yang mengharuskannya mengantisipasi datangnya objek yang bergerak, baik berupa bola, lawan atau teman satu regu. Situasi ini bukan merupakan hal mudah untuk diadaptasi dalam waktu singkat oleh anak-anak. Oleh sebab itu, disarankan untuk memodifikasi peraturan sedemikian rupa agar pergerakan yang terjadi di dalam permainan tidak terlalu cepat sehingga semua pemain memiliki kesempatan untuk melakukan antisipasi.
3. Perbesar peluang bagi anak-anak untuk mempraktekkan teknik dan taktik yang diajarkan.
Cara yang paling tepat untuk mempraktekkan strategi ini adalah memperkecil jumlah pemain, dengan demikian anak-anak/pemain memperoleh kesempatan yang lebih banyak untuk menampilkan atau mempraktekkan teknik gerak dan taktik permainan yang diajarkan.
0 komentar:
Posting Komentar