Kenapa rambut sering rontok saat diet? Bagaimana mengatasinya Kebanyakan wanita akan melakukan segala hal untuk menurunkan berat badan, termasuk dengan melakukan diet ketat rendah kalori. Padahal, diet jenis ini bisa mengakibatkan rambut rontok karena kurang asupan protein.
Rambut rontok bisa jadi penanda bahwa Anda kekurangan zat besi atau perubahan hormon secara drastis. Hal itu disebabkan karena pola makan yang tidak teratur, asupan gizi yang kurang, atau stres.
Jadi, jangan sampai diet membuat Anda kekurangan zat besi dan mengubah siklus hormon secara drastis. Biasanya diet yang buruk membuat Anda kekurangan protein, serta vitamin A dan D yang membuat kualitas akar rambut menurun dan memicu kerontokan.
Untuk mengurangi dampak ini, pastikan untuk terus mendapatkan protein yang cukup dalam diet. Protein adalah zat esensial untuk menjaga kesehatan rambut dan kuat.
Haruskah diet dilakukan dengan menghilangkan makan malam?
Tidak. Berat badan dipengaruhi oleh kalori total yang diasup, dikurangi kalori yang dikeluarkan dalam sehari (berat badan = kalori total yang diasup – kalori yang dikeluarkan). Jika makan malam dihilangkan, kemudian menggantinya dengan makanan kecil untuk menahan lapar, dan makanan kecil yang dimakan untuk mengganti makan malam tadi mengandung kalori tinggi, maka berat badan tetap tidak akan turun. Menghilangkan makan malam juga akan berakibat munculnya keluhan tubuh tidak nyaman, lapar, atau bahkan gangguan lambung (sakit mag).
Boleh-boleh saja mengganti makan malam dengan buah, tapi dengan catatan tidak melakukan aktivitas apa-apa pada malam hari. Prinsipnya, asupan makanan akan menyuplai tubuh untuk metabolisme tubuh, mengganti sel yang rusak, aktivitas fisik, dan lainnya. Jika tidak ada suplai, kita tidak akan bisa melakukan aktivitas apapun karena kelaparan. Ini kemudian akan dikompensasi tubuh dengan membentuk gula dari cadangan tubuh sendiri. Dampaknya, metabolisme terganggu, dan akan timbul keluhan tidak enak badan, bahkan bisa timbul sakit mag.
Perlukah obat-obatan untuk diet
Obat-obatan seringkali memang diperlukan. Akan tetapi, jika IMT-nya 23, tidak ada penyakit penyerta, tensi darah normal, gula darah dan kolesterol juga normal, tak perlu pakai obat dulu. Dietnya cukup mengatur pola makan dan meningkatkan aktivitas fisik, baik dengan olahraga maupun aktivitas fisik lain, seperti mencuci mobil, membersihkan rumah, menyapu halaman, dan sebagainya.
Lain halnya jika seseorang mengalami overweight dan ada faktor risiko, antara lain tensi darah lebih dari 185/35, kolesterol HDL lebih rendah daripada normal, atau gula darah puasa lebih dari normal. Jika ini yang terjadi, maka obat-obatan bisa diberikan. Yang jelas, ada langkah-langkahnya kapan obat bisa dipakai. Kecuali apabila sudah obesitas, yang artinya risikonya bertambah.
0 komentar:
Posting Komentar