MALANGVOICE – Wakil Direktur Pusat Pembelajaran Jarak Jauh
Universitas Brawijaya, Dr Sugeng Rianto MSc, berpendapat, pembelajaran
daring atau berbasis jaringan bisa menjadi solusi menggantikan proses
belajar yang cenderung kaku dan klasik.
“Guru bertugas sebagai fasilitator. Bukan sebagai sumber ilmu. Jadi guru mengarahkan kemana siswa harus mencari informasi. Alat belajar tidak hanya pensil dan bulpen melainkan smartphone, tablet, dan komputer,” kata dia.
Ia menambahkan, abad 21 menuntut siswa untuk lebih aktif mencari informasi melalui media dan teknologi. Belum lagi profil orang abad 21 beraneka ragam sehingga tuntutan pendidikan juga tinggi.
“Dulu kalau lulus sekolah teknik sebutannya insinyur. Tapi kalo sekarang, pagi nya insinyur, malamnya pengusaha. Otomatis kita harus persiapkan siswa dengan skill-skill yang dibutuhkan di era globalisasi, salah satunya ya lewat pembelajaran daring,” paparnya.
Ia juga menambahkan, selain pembelajaran daring, ada pula blended learning. Yaitu menggabungkan pembelajaran offline dan online.
“Proporsi pengantaran bahan ajar diseimbangkan antara online dan offline (tatap muka) biasanya dilengkapi diskusi online dan pengurangn frekuensi tatap muka,” katanya.
Saat ini, negara dengan model pembelajaran daring terlaksana sempurna adalah Singapura.
“Guru bertugas sebagai fasilitator. Bukan sebagai sumber ilmu. Jadi guru mengarahkan kemana siswa harus mencari informasi. Alat belajar tidak hanya pensil dan bulpen melainkan smartphone, tablet, dan komputer,” kata dia.
Ia menambahkan, abad 21 menuntut siswa untuk lebih aktif mencari informasi melalui media dan teknologi. Belum lagi profil orang abad 21 beraneka ragam sehingga tuntutan pendidikan juga tinggi.
“Dulu kalau lulus sekolah teknik sebutannya insinyur. Tapi kalo sekarang, pagi nya insinyur, malamnya pengusaha. Otomatis kita harus persiapkan siswa dengan skill-skill yang dibutuhkan di era globalisasi, salah satunya ya lewat pembelajaran daring,” paparnya.
Ia juga menambahkan, selain pembelajaran daring, ada pula blended learning. Yaitu menggabungkan pembelajaran offline dan online.
“Proporsi pengantaran bahan ajar diseimbangkan antara online dan offline (tatap muka) biasanya dilengkapi diskusi online dan pengurangn frekuensi tatap muka,” katanya.
Saat ini, negara dengan model pembelajaran daring terlaksana sempurna adalah Singapura.
0 komentar:
Posting Komentar