Tampilkan postingan dengan label kartografi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kartografi. Tampilkan semua postingan

Macam - macam Proyeksi Peta

Skema Proyeksi Silinder Proyeksi Gall Proyeksi Azimut Proyeksi Mollweide
PETA KOTA MALANG

Modul Praktikum GIS

I. Pengenalan ArcView

Mengenal Tool ArcView Membuat Proyek Baru Dalam ArcView Mengatur Legenda/Layer Mengenal Skala Mengenal Proyeksi Penyimpan Proyek ArcView Pembentukan kelompok kerja (5 kelompok, + 4 orng) Tugas individu : me resume fungsi tool-tool di arcview II. Digitasi

Digitasi Dasar[line, point, polygon] Proses Georegistrasi Peta Dari Data Raster Proses Registarsi Peta Tugas individu: mencari gambar dr google earth (area kota malang), di digitasi, dan de registrasi. III. Data Atribut

Menampilkan Data Atribut Query Theme Tunggal Mengedit Record Mengurutkan Record Menggabungkan Tabel Tugas Individu : Melengkapi tugas II dengan disertai data atribut. Tugas Kelompok: mengajukan usulan proyek GIS (rancangan sistem dan menganalisa data-data apa aja yang dibutuhkan (berupa proposal)) berbasis webgis IV. Analisis Data

Mengaktifkan Geoprocessing Mengoperasikan Clip Intersecting Dissolving Unioning Assigning Buffering Tugas : melakukan analis data berdasarkan Tugas individu III. Tugas Kelompok : melanjutkan tugas kelompok V. Output/layout Peta

Tugas : melakukan layout output peta tugas individu 1-4 Tugas Kelompok: Melanjutkan Tugas kelompok VI. Database Spasial

konversi ke dalam database (Shp2pgSql) Membuat Template PostGis Query postgis Tugas Kelompok: Melanjutkan Tugas kelompok (dengan Konversi database) VII. Web Mapping

Frame Work Mapping (chameleon) Tugas individu:- Tugas Kelompok : melanjutkan Tugas VIII. Grass (di iming-2)

Setting Proyeksi Import dan Export data Data Raster dan Data Vektor Digitasi Data tabular

Introduction to GIS

GIS singkatan dari Geographic Information System atau Sistem informasi Geografis. GIS merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengelola (input, manajemen, proses, dan output) data spasial atau data yang bereferensi geografis. Setiap data yang merujuk lokasi di permukaan bumi dapat disebut sebagai data spasial bereferensi geografis. Misalnya data kepadatan penduduk suatu daerah, data jaringan jalan suatu kota, data distribusi lokasi pengambilan sampel, dan sebagainya.

2.1.1 Macam-macam Data pada GIS Data GIS dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu data spasial dan data atribut atau tabular. Data grafis adalah data yang menggambarkan bentuk atau kenampakan obek dipermukaan bumi. Sedangkan data tabular adalah data diskriptif yang menyatakan nilai dari data grafis tersebut.

a. Data spasial Secara garis besar data spasial dibagi menjadi dua Vektor dan Raster. Data vektor dibedakan menjadi 3 macam, yaitu data titik (point), garis (line/polyline), dan area (region/polygon). Data grafis titik biasanya digunakan untuk mewakili objek kota, stasiun curah hujan, alamat customer dll. Data Garis dapat dipakai untuk meng?gambar?kan jalan, sungai, jaringan listrik dll. Sementara data Area digunakan untuk mewakili batas administrasi, penggunaan lahan, kemiringan lereng dll. Pada struktur data vektor, posisi objek dicatat pada sistem koordinat, Di sisi lain, objek pada struktur data raster disimpan pada grid 2 dimensi yaitu baris dan kolom. Untuk memperjelas pemahaman tentang struktur data GIS,

b. Data Atribut Data atribut atau tabular menyimpan informasi tentang nilai atau besaran dari data grafis. Untuk struktur data vektor, data atribut tersimpan secara terpisah dalam bentuk tabel. Sementara pada struktur data raster nilai data grafisnya tersimpan langsung pada nilai grid atau piksel tersebut. Cara penyimpanan data atribut dan koneksi antara data grafis dan atribut pada struktur data vektor dan raster

Pengenalan ArcView

Perangkat lunak sistem informasi geografi saat ini telah banyak dijumpai dipasaran. Masing-masing perangkat lunak ini mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam menunjang analisis informasi geografi. Salah satu yang sering digunakan saat ini adalah ArcView. ArcView yang merupakan salah satu perangkat lunak Sistem Informasi geografi yang di keluarkan oleh ESRI (Environmental Systems Research Institute). ArcView dapat melakukan pertukaran data, operasi-operasi matematik, menampilkan informasi spasial maupun atribut secara bersamaan, membuat peta tematik, menyediakan bahasa pemograman (script) serta melakukan fungsi-fungsi khusus lainnya dengan bantuan extensions (ESRI, 1996). Saat ini ESRI telah mengeluarkan tiga seri ArcView yaitu ArcView 3.1, ArcView 3.2 dan ArcView 3.3 dimana setiap pengeluaran seri terbaru dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan didalamnya. Sebelum menjalankan program ArcView terlebih dahulu user harus menginstal program ArcView ini. Program ArcView ini bisa diinstal di drive mana saja, bisa di drive C, drive D atau di drive yang lainnya. Setelah program ArcView terinstal, langkah selanjutnya adalah menjalankan program ArcView ini. Klik Start è Programs è ESRI è ArcView 3.x è ArcView 3.x. Sebuah View merupakan tempat tampilnya satu atau beberapa data grafis/data spasial yang didalam ArcView data-data ini disebut sebagai Theme. Di dalam sebuah view theme-theme tersebut dapat disusun sehingga akan memberikan informasi-informasi yang user butuhkan. Untuk mempermudah menjalankan ArcView, user bisa melakukan dengan memilih menu, button atau tool yang telah disediakan oleh ArcView. Selain sebuah view, ArcView juga mempunyai beberapa jendela atau window yang terorganisir dalam sebuah project. Adapun jendela-jendela tersebut adalah table, chart, layout dan script. Jendela-jendela ini mempunyai fungsi-fungsi khusus sesuai dengan kegunaannya masing-masing. Misalkan untuk jendela table mempunyai fungsi khusus untuk melakukan operasi-operasi yang berhubungan dengan analisis data atribut. Bakerja dengan AcrView

Membuka data *.shp pada ArcView

  1. Buka aplikasi ArcView
  2. Setelah muncul Welcome to ArcView GIS pilih radio button with a new view kemudian tekan tombol OK
  3. Setelah itu akan muncul konfirmasi
  4. Pilih yes jika untuk memasukkan data *.shp kedalam View
  5. Cari loksai tempat data *.shp berada.
  6. Pilih data yang akan ditampilkan, jika ingin menampilkan lebih dari satu data tekan Shift keudian pilih data lainnya yang ingin ditampilkan.
  7. Setelah semua data yang ingin ditampilkan terpilih maka tekan tombol OK, sehingga akan muncul them baru pada View Windows
  8. Untuk menampilkan peta, klick saja kotak yang ada di sebelah kiri them

Menambahkan data peta pada view

  1. Pilih menu Viewè Add Theme(legend/legenda peta) atau dengan menggunakan tool
  2. Cari peta yang akan di tambahkan

Catatan: Theme yang akan ditambahkan harus memilki proyeksi yang sama dengan theme yang sudah ada, jika tidak maka peta tidak akan muncul.

Menghapus Theme

  1. Pilih theme yang akan dihapus
  2. Theme yang telah dipilih akan kelihatan timbul atau agak menonjol
  3. Kemudian pilih menu Editè Delete Theme

Menampilan Skala dan Memberi Nama Pada View Window

Pilih menu ViewèProperties Shingga akan muncul View Properties Windows Rubah Name nya sesuai pata yang yang ditampilkan. Rubah Map Unit dan Distance Units nya menjadi meter

Catatan:

  • Pengaturan View ini bias dilakuka setelah membuka View baru
  • Setiap proyeksi mempunyai Map Unit yang berbeda. Untuk proyeksi UTM Map Unit nya menggunakan meters, sedangkan untuk lintang bujur menggunkan Desimal degree

Beberapa Cara membuka Legend editor

Cara 1

  1. Pilih Theme yang akan di edit sehingga kelihatan timbul
  2. Pilih menu Themeè Edit Legend

Cara 2

  1. Pilih Theme yang akan di edit sehingga kelihatan timbul
  2. Klik tombol

Cara 3

Klik dua kali pada legen/theme yang akan di edit Dalam legen editor kita juga dapat merubah-rubah model arsiran, warna, dan symbol sesuai dengan kaidah kartografi, agar peta yang kitam buat mudah di pahami oleh pengguna. Kotak dialog yan digunakan untuk merubah model arsiran, warna, dan symbol disebut denganPallete, yang terdiri dari Fiell Pallete, Pen Pallete, Marker Pallete, Marker Pallete, Font Pallete, Color Pallete, dan Pallete Manager Untuk mengaktifkan Pallete, klik 2 kali kotak symbol pada legen editor.

Menyimpan Proyek

File Save Project As Simpan proyek pada folder dimana file *.shp yang ditampilkan berada. Usahakan tempat penyimpanan folder dan peta berada pada root drive seperti di drive C atau D.

Menghitung Luas Peta dengan Planimeter

Quantcast

Luas wilayah pada peta dapat kita hitung dengan menggunakan metode balok dan grid (kotak). Kedua metode tersebut pada prinsipnya sama, yaitu memperkirakan luas peta dengan membuat kotak atau balok yang kemudian dihitung luasnya berdasarkan perbandingan skala. Hasil perhitungan kedua metode tersebut tidak mutlak benar, hal ini karena ada wilayah pada peta yang menjadi hilang atau bertambah. Sebagai contoh pada metode kotak jika wilayah pada peta yang terpotong kotak bujur sangkar daerah yang ada kurang dari separuh maka daerah itu dihilangkan (dihitung 0 ), sedangkan jika daerahnya tergambar separuh atau lebih maka akan dihitung 1. Perhitungan dengan cara tersebut dapat menyebabkan luas peta bisa menjadi lebih sempit atau justru lebih luas dari luas sebenarnya.

Untuk meminimalisasi kesalahan perhitungan pada metode grid dan balok yang bersifat manual, maka luas pada peta dapat kita ukur dengan menggunakan alat bantu pengukur luas peta yang biasa disebut PLANIMETER.

Prinsip kerja planimeter Adalah alat ini bekerja pada daerah/peta yang berbentuk area atau poligon tertutup. Perhitungan luas di mulai dengan menentukan titik awal, kemudian menggerakkan alat tersebut searah pada dengan jarum pada batas poligon sampai kembali ke titik awal, dan setelah itu dilakukan pembacaan.

Biasanya pekerjaan ini dilakukan berulang-ulang, perhitungan luas peta diperoleh dari perhitungan rata-rata.

Beberapa contoh Planimeter seperti pada gambar berikut ini :

====================================================

=====================================================

==============================================

Menghitung luas wilayah pada peta menggunakan metode balok

Selain menggunakan sistem grid/petak, luas wilayah pada suatu peta dapat kita ukur (perkirakan) dengan menggunakan metode balok. Prinsip penghitungan menggunakan model ini mirip dengan sistem grid. Yang membedakan adalah pada sistem grid kotak yang dibuat semuanya berukuran sama (panjang sisi maupun luasnya), sedangkan kotak pada metode balok berbentuk persegi panjang/balok di mana setiap persegi panjang tersebut berbeda ukuran maupun luasnya.

Prinsip dari metode ini adalah dengan membagi peta menjadi beberapa balok yang berjajar dari atas ke bawah, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

  • Persiapkan peta awal yang akan dihitung luasnya dengan menggunakan metode balok

  • Bagi area pada peta menjadi beberapa bagian dengan ketebalan yang sama

  • Buatlah pembatas untuk menghitung panjang balok.

  • Setiap balok yang telah dibuat ditandai

  • Prinsip pembatasan adalah sebagai berikut :

1. Tandai garis peta yang berpotongan dengan garis balok

2. Buat garis yang membagi daerah dalam peta dengan daerah luar peta. Daerah di dalam peta yang tidak penuh digunakan untuk memenuhi daerah di luar peta.

Kemudian hitung luas balok seluruhnya dengan rumus berikut :

Contoh soal:

1. Soal dengan tebal balok 1 cm

Jawab :

= ((3 + 4 + 4,5 + 5,5 + 4) x 1 ) x (25.000)²

= (21 x 1) x (625.000.000)

= 21 x 625.000.000 cm²

= 13.125.000.000 cm²

kemudian dikonversi ke dalam ukuran luas yang lebih sering kita gunakan.

= 131.250.000 dm²

=1.312.500 m²

= 13.125 dkm²

= 131,25 hm² atau 131,25 ha

2. Soal dengan tebal balok lebih dari 1 cm

Jawab :

= ((5 + 8 + 7,5 + 6 + 4) x 2 cm) x (30.000)²

= (30,5 x 2) x (900.000.000 cm²)

= 61 x 900.000.000 cm²

= 54.900.000.000 cm²

= 549.000.000 dm²

= 5.490.000 m²

= 54.900 dkm²

= 549 hm²

= 5,49 km²

Menghitung Luas Wilayah Pada Peta Menggunakan Sistem Grid

Quantcast

Sebuah peta memiliki informasi jarak yang dapat kita baca pada skala. Tetapi bagaimana dengan informasi luas wilayah?

Gambar pada suatu peta terbentuk atas unsur titik (dot), garis (line), dan area (poligon). Poligon merupakan garis tertutup yang kedua ujungnya saling bertemu dan membentuk area. Area yang terbentuk ini akan membentuk luasan yang dapat kita ukur/hitung berapa besarnya. Menghitung luas suatu wilayah pada peta dapat kita lakukan secara manual dengan menggunakan Sistem Grid.

Menghitung dengan menggunakan sistem grid adalah dengan membuat petak-petak pada gambar peta dalam bentuk bujur sangkar yang berukuran sama. Penentuan panjang sisi bujur sangkar secara umum dibuat 1 cm, tetapi dapat dimodifikasi tergantung kebutuhan. Kemudian hitung berapa jumlah kotak yang ada, dengan pedoman :

1. Kotak yang penuh dihitung satu 2. Jika ada kotak yang terpotong oleh poligon maka :

  • area yang berada di dalam lebih luas/sama dengan area yang berada di luar poligon, dihitung satu kotak
  • area yang berada di dalam lebih sempit dengan area yang berada di luar poligon, tidak dihitung.

Contoh perhitungan jumlah kotak seperti pada gambar berikut :

Tahap tersebut baru menghitung jumlah kotak, untuk menghitung luas maka menggunakan rumus berikut :

Contoh Soal :

Menghitung Luas Wilayah dengan ukuran sisi bujur sangkar (grid) 1 cm

Sebuah peta wilayah pada gambar berikut ini memiliki skala 1 : 50.000, hitunglah luas wilayahnya dengan menggunakan sistem grid!

Jawab :

L = (Jumlah Kotak x Luas 1 Kotak dalam cm²) x (Penyebut Skala)²

L = (6 x (1 cm x 1 cm)) x (50.000)²

L = (6 x 1 cm²) x 2.500.000.000 cm²

L = 6 cm² x 2.500.000.000 cm²

L = 15.000.000.000 cm²

Kemudian dikonversi dalam ukuran luas yang lebih sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari

L = 150.000.000 dm²

L = 1.500.000 m²

L = 15.000 dkm²

L = 150 hm²

L = 1,5 km²

Menghitung Luas Wilayah dengan ukuran sisi bujur sangkar (grid) lebih dari 1 cm (misal pada soal berikut : 3cm)

Sebuah peta wilayah pada gambar berikut ini memiliki skala 1 : 25.000, hitunglah luas wilayahnya dengan menggunakan sistem grid!

Jawab :

L = (Jumlah Kotak x Luas 1 Kotak dalam cm²) x (Penyebut Skala)²

L = (9 x (3cm x 3 cm)) x (25.000)²

L = (9 x 9 cm²) x 625.000.000 cm²

L = 81 cm² x 625.000.000 cm²

L = 50.625.000.000 cm²

Kemudian dikonversi dalam ukuran luas yang lebih sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari

L = 506.250.000 dm²

L = 5.062.500 m²

L = 50625 dkm²

L = 506,25 hm²

L = 5,0625 km²

Peta

Peta adalah gambaran umum (konvensional) permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan skala tertentu dan dilengkapi dengan tulisan serta simbol sebagai keterangan. Oleh karena merupakan gambaran konvensional, maka peta menggambarkan semua kenampakan yang ada di permukaan bumi, antara lain gunung, danau, sungai, laut, dan jalan. Namun kenampakan-kenampakan tersebut hanya dilukiskan atau digambarkan dengan simbol-simbol tertentu yang sesuai.

Media penggambaran permukaan bumi selain pada peta juga sering kita temukan pada bidang lengkung/bola yang sering disebut dengan globe. Perbedaan yan mendasar antara peta dengan globe adalah :

  1. Bidang yang digunakan, Peta menggunakan bidang datar sedangkan Globe menggunakan bidang bola
  2. Daerah yang tergambar, pada peta wilayah yang digambarkan dapat berupa seluruh maupun hanya sebagian kecil wilayah di permukaan bumi sedangkan pada globe wilayah yang tergambar adalah seluruh wilayah di permukaan bumi.

Ilmu yang mempelajari tentang peta adalah Kartografi, sedangkan orang yang ahli dalam bidang pembuatan peta disebut kartograf.

Manusia telah mengenal peta sejak sebelum masehi. Akan tetapi, pada waktu itu peta masih digambar pada lempengan tanah liat yang kemudian dibakar, tidak pada kertas seperti zaman sekarang. Contoh peta pada lempengan tanah liat adalah peta-peta yang dibuat oleh bangsa Babilonia, Mesir dan Cina yang saat ini disimpan di Museum Semit Harvard, Amerika Serikat

Beberapa definisi peta menurut para ahli adalah sebagi berikut :

1. Menurut ICA (International Cartographic Association)

Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan.

2. Menurut Aryono Prihandito (1988)

Peta merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui sistem proyeksi tertentu.

3. Menurut Erwin Raisz (1948)

Peta adalah gambaran konvensional dari ketampakan muka bumi yang diperkecil seperti ketampakannya kalau dilihat vertikal dari atas, dibuat pada bidang datar dan ditambah tulisan-tulisan sebagai penjelas.

4. Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal)

Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.

Fungsi dan Tujuan Pembuatan Peta

Quantcast

Fungsi Pembuatan Peta

Peta mempunyai beberapa fungsi di berbagai bidang, antara lain untuk:

  • menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam hubungannya dengan tempat lain) di permukaan bumi,

Dengan membaca peta kita dapat mengetahui lokasi relatif suatu wilayah yang kita lihat, misal :

  1. Propinsi Jawa Barat terletak di antara propinsi Jawa Tengah dan propinsi Banten
  2. Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terletak di antara propinsi Nusat Tenggara Barat (NTB) dan negara Timor Leste

  • memperlihatkan atau menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi (misalnya bentuk benua, atau gunung) sehingga dimensi dapat terlihat dalam peta,

Bentuk-bentuk benua yang ada di dunia dapat kita amati pada peta

Bentuk-bentuk permukaan bumi dapat di amati dari simbol warna yang terlihat berbeda-beda

  • menyajikan data tentang potensi suatu daerah, misalnya :

Peta potensi rawan banjir

Peta potensi kekeringan

————————————————————————————–

Peta Potensi Air

————————————————————————————–

Peta Potensi Ikan

  • memperlihatkan ukuran, karena melalui peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak di atas permukaan bumi.

Jarak sebenarnya 2 lokasi dapat dihutng dengan membandingkan skala petanya.

Tujuan Pembuatan Peta

Tujuan pembuatan peta antara lain sebagai berikut:

  • membantu suatu pekerjaan, misalnya untuk konstruksi jalan, navigasi, atau perencanaan,
  • analisis data spasial, misalnya perhitungan volume,
  • menyimpan informasi,
  • membantu dalam pembuatan suatu desain, misal desain jalan, dan

  • komunikasi informasi ruang.

Jenis-jenis Peta

Secara umum peta dibagi atas beberapa klasifikasi, sebagai berikut :

1. Berdasarkan Sumber Datanya

a. Peta Induk (Basic Map)

Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan. Peta induk ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta topografi, sehingga dapat dikatakan pula sebagai peta dasar (basic map). Peta dasar inilah yang dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan peta-peta lainnya.

b. Peta Turunan (Derived Map)

Peta turunan yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan. Peta turunan ini tidak bisa digunakan sebagai peta dasar.

2. Berdasarkan Isi Data yang Disajikan

a. Peta Umum

Peta umum yaitu peta yang menggambarkan semua unsur topografi di permukaan bumi, baik unsur alam maupun unsur buatan manusia, serta menggambarkan keadaan relief permukaan bumi yang dipetakan. Peta umum dibagi menjadi 3, sebagai berikut.

1). Peta topografi

peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta digambar dalam bentuk garis kontur. Garis kontur adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang sama.

Contoh Peta Kontur

Contoh Peta Kontur

2). Peta chorografi,

peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bersifat umum, dan biasanya berskala sedang. Contoh peta chorografi adalah atlas.

Kumpulan Peta Dalam Atlas sebagian besar termasuk dalam kategori  peta Chorografi

Kumpulan Peta Dalam Atlas sebagian besar termasuk dalam kategori peta Chorografi

3). Peta dunia

peta umum yang berskala sangat kecil dengan cakupan wilayah yang sangat luas.

b. Peta Tematik

Peta tematik yaitu peta yang menggambarkan informasi dengan tema tertentu / khusus. Misal peta geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran objek wisata, peta kepadatan penduduk, dan sebagainya.

3. Berdasarkan Skalanya

a. Peta Kadaster/Peta Teknik

Peta Kadaster mempunyai skala sangat besar antara 1 : 100 – 1 : 5000 Peta kadaster ini sangat rinci sehingga banyak digunakan untuk keperluan teknis, misalnya untuk perencanaan jaringan jalan, jaringan air, dan sebagainya.

b. Peta Skala Besar

Peta Skala Besar mempunyai skala antara 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Biasanya peta ini digunakan untuk perencanaan wilayah.

c. Peta Skala Sedang

Peta Skala Sedang mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000.

d. Peta Skala Kecil

Peta Skala Kecil mempunyai skala antara 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000.

e. Peta Geografi/Peta Dunia

Peta Dunia mempunyai skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000.

4. Berdasarkan Bentuknya

a. Peta Stasioner

Peta Stasioner menggambarkan keadaan permukaan bumi yang datanya bersifat relatif tetap (stabil). Contohnya: peta topografi, peta geologi, peta jenis tanah

b. Peta Dinamis

Peta Dinamis menggambarkan keadaan permukaan bumi yang datanya bersifat selalu berubah (dinamis). Contohnya: peta kepadatan penduduk, peta sebaran korban bencana alam, peta jaringan komunikasi.

5. Berdasar Tujuannya

a. Peta Pendidikan (Educational Map)

Contohnya: peta lokasi sekolah SLTP/SMU.

b. Peta Ilmu Pengetahuan.

Contohnya: peta arah angin, peta penduduk.

c. Peta Informasi Umum (General Information Map)

Contohnya: peta pusat perbelanjaan.

d. Peta Turis (Tourism Map)

Contohnya: peta museum, peta rute bus.

e. Peta Navigasi

Contohnya: peta penerbangan, peta pelayaran.

f. Peta Aplikasi (Technical Application Map)

Contohnya: peta penggunaan tanah, peta curah hujan.

g. Peta Perencanaan (Planning Map)

Contohnya: peta jalur hijau, peta perumahan, peta pertambangan.