Tampilkan postingan dengan label geografi tumbuhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label geografi tumbuhan. Tampilkan semua postingan
Seekor lebah euglossine menggeliat keluar dari lubang yang khusus diperuntukkan bagi spesiesnya. Dalam upayanya itu, si lebah tanpa sadar membawa sekantong serbuk sari Untuk menipu kupu-kupu, Epidendrum Panama (bawah) meniru tampilan milkweed, pangan kegemaran serangga itu.

Anggrek Lihai

Bagaimana cara sebuah tumbuhan menyebarkan gen miliknya, jika ia terjebak di satu tempat? Caranya: dengan mengelabui binatang, termasuk kita, agar jatuh cinta kepadanya.

Meski anggrek ember tampil indah mirip pita ulang tahun, aromanyalah yang memikat lebah penyerbuk. Holtikulturis Smithsonian Tom Mirenda mengatakan bahwa bagi lebah, wangi bunga tersebut sama lezatnya seperti "lima jenis makanan penutup yang tengah dipanggang sekaligus."

MANFAAT MINYAK KELAPA MURNI (VCO)

Indonesia kaya tumbuhan kelapa. Sejak bertahun-tahun kelapa banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Ibu rumah tangga membuatnya menjadi santan untuk bahan memasak. Saat ini, pemanfaatan kelapa lebih berkembang. Salah satunya dengan membuatnya menjadi minyak kelapa murni (virgin coconut oil/VCO. Hingga kini minyak kelapa murni ramai diperbincangkan karena khasiatnya bagi kesehatan. Para ahli pun mulai tertarik untuk meneliti kandungan VCO dan kaitannya dengan kesehatan manusia. Menurut berbagai referensi, VCO terbuat dari daging kelapa yang masih segar. Proses pembuatannya dilakukan dalam suhu yang rendah. Cara membuatnya, daging buah kelapa diperas santannya, lalu dipanaskan dengan suhu rendah. Selanjutnya dilakukan proses fermentasi, pendinginan, penambahan enzim, dan tekanan mekanis atau sentrifugasi. Proses pembuatan minyak kelapa murni ini sama sekali tidak menggunakan zat kimia organis dan pelarut minyak. Dari proses seperti ini, rasa minyak yang dihasilkan lembut dengan bau khas kelapa yang unik. Jika membeku, warna minyak kelapa ini putih murni. Sedangkan jika cair, VCO tidak berwarna (bening). Khasiat buah kelapa memang sudah terkenal sejak lama. Masyarakat Indonesia biasa menggunakan air kelapa untuk mengobati demam, penawar racun, dan menetralkan racun karena obat. Bahkan, penduduk di Kepulauan Pasifik mempunyai tubuh yang sehat dan gigi yang kuat karena mereka terbiasa makan dengan menggunakan kelapa. Sejumlah ahli meyakini, mengonsumsi makanan yang mengandung kelapa memberikan beberapa manfaat. Antara lain kadar kolesterol rendah, kesehatan tubuh terjaga, mencegah penyakit keturunan, dan sebagainya. Sedangkan minyak kelapa murni (VCO) juga diyakini memiliki sejumlah khasiat untuk menjaga kesehatan manusia. Ini karena kandungan asam lemaknya cukup tinggi. Asam lemak dalam minyak kelapa ini memiliki beberapa sifat antimikroba dan antivirus. Karenanya, VCO mendukung sistem kekebalan tubuh, membantu mencegah infeksi virus, mengurangi risiko kanker, dan penyakit degeneratif lainnya. VCO juga memiliki sifat menyehatkan. Sebab minyak jenis ini tidak memproduksi radikal bebas, memperbaiki laju metabolisme, memberikan gizi penting yang diperlukan untuk kesehatan tubuh, serta mengandung antioksidan dan vitamin E yang bisa membantu mencegah penyakit kanker. Minyak kelapa murni juga memiliki sejumlah sifat fisik yang menguntungkan. Di antaranya, memiliki kestabilan secara kimia, bisa disimpan dalam jangka panjang dan tidak cepat tengik, serta tahan terhadap panas. VCO juga diyakini baik untuk kesehatan kulit. Sebab minyak ini mudah diserap oleh kulit dan mengandung vitamin E. Minyak ini juga membantu menjaga kulit agar tetap lembut dan halus, serta mengurangi risiko terkena kanker kulit. Keberadaan minyak kelapa ini makin populer setelah Amerika Serikat, yang sebelumnya gencar mempromosikan keunggulan minyak nonkelapa, mulai melirik minyak kelapa ini. Bahkan, kini minyak kelapa menjadi obat yang cukup mahal, digunakan sebagai obat penyakit jantung koroner dan penyakit degeneratif lainnya. Di negeri Paman Sam minyak kelapa dikemas dalam bentuk kapsul atau dibungkus gelatin seperti halnya minyak ikan. Karena khasiatnya yang besar untuk kesehatan, harganya menjadi mahal. Bahkan, setiap kapsul dijual seharga delapan dolar AS atau setara dengan Rp 72 ribu.

JENIS - JENIS HUTAN

Banyak ilmuwan yang mengelompokkan hutan berdasarkan variasi sistem ekologi. Hutan dengan iklim, tanah dan kelembaban yang mirip dikelompokkan menjadi 6 kelompok: 1. tropical rain forests 2. tropical seasonal forest 3. temperate deciduous forest 4. temperate evergreen forest 5. boreal forest 6. savanna Hutan hujan tropis tumbuh di dekat garis equator, dimana iklim sepanjang tahun hangat dan basah. Sebagian besar hutan ini tumbuh di lembah sungai Amazon, lembah sungai Kongo, dan di wilayah Asia Tenggara. Dari ke enam kelompok jenis hutan, hutan hujan tropis paling banyak memiliki keragaman pohon, sekitar 100 species bisa tumbuh pada wilayah seluas 2,6 Km2. Sebagian besar pohon berdaun lebar dan selalu hijau sepanjang tahun, terdapat juga pohon palm dan paku-pakuan. Kebanyakan hutan pohonnya membentuk tiga lapisan selubung (canopy). Canopy paling atas dapat mencapai ketinggian 46 meter, tumbuhan yang melebihi canopy di sebut emergent. Tumbuhan understory membentuk lapisan selubung ke dua. Lapisan semak belukar dan tumbuhan herbal sangat tipis karena sinar matahari terhalang oleh lapisan canopy. Seringkali beberapa tanaman merambat dan menumpang lainnya menempel di cabang-cabang pohon lapisan canopy, sehingga dapat menyerap sinar matahari secara penuh. Sebagian besar binatang hutan hujan tropis juga hidup pada lapisan canopy, dimana mereka dapat menemukan makanan yang sangat berlimpah. Binatang yang termasuk diantaranya adalah makhluk terbang dan memanjat seperti kelelawar, berbagai jenis burung, serangga, kadal, tikus, monyet, tupai, kungkang dan ular. Tropical seasonal forest , tumbuh di wilayah tertentu di daerah beriklim tropis dan sub tropis. Wilayah ini memiliki musim panas dan musim hujan bergantian setiap tahunnya, atau iklim yang agak lebih dingin dibanding hutan hujan tropis. Daerah ini meliputi Amerika tengah, Amerika selatan bagian tengah, selatan Afrika, India, timur Cina, Australia utara, dan kepulauan di pasifik termasuk Indonesia. Hutan musim memiliki banyak keragaman pohon, meskipun tidak sebanyak hutan hujan tropis. Terdapat juga beberapa tanaman rambat dan tumpang. Beberapa pohon berguguran dan tumbuh kembali, terutama di daerah yang memiliki perbedaan yang sangat jelas antara musim panas dan musim hujan Lapisan canopy bisa mencapai ketinggian 30 meter. Satu lapisan understory tumbuh dibawah canopy. Bambu dan palem memenuhi lapisan semak, dan lapisan tebal tumbuhan herbal menempel di tanah. Binatang yang tinggal menyerupai, mereka yang hidup di hutan hujan tropis. Hutan luruh iklim sedang tumbuh di sebelah timur Amerika utara, eropa barat dan asia timur. Wilayah ini memiliki musim panas dan musim dingin. Lapisan canopy mencapai ketinggian 30 meter, dua jenis pohon atau lebih mendominasi lapisan canopy, yang berguguran daunnya di musim gugur. Lapisan tengah dan semak mungkin agak tebal. Juga dihuni binatang besar seperti beruang, rusa, dan serigala. Ada juga ratusan binatang menyusui yang lebih kecil dan burung. Temperate evergreen forests. In some temperate regions, the environment favors the growth of evergreen forests. Such forests grow along coastal areas that have mild winters with heavy rainfall. These areas include the northwest coast of North America, the south coast of Chile, the west coast of New Zealand, and the southeast coast of Australia. Temperate evergreen forests also cover the lower mountain slopes in Asia, Europe, and western North America. In these regions, the cool climate favors the growth of evergreen trees. The strata and the plant and animal life vary greatly from one temperate evergreen forest to another. For example, the mountainous evergreen forests of Asia, Europe, and North America are made up of conifers. The coastal forests of Australia and New Zealand, on the other hand, consist of broadleaf evergreen trees. Boreal forests are found in regions that have an extremely cold winter and a short growing season. The word boreal means northern. Vast boreal forests stretch across northern Europe, Asia, and North America. Similar forests also cover the higher mountain slopes on these continents. Boreal forests, which are also called taiga, have the simplest structure of all forest formations. They have only one uneven layer of trees, which reaches up to about 75 feet (23 meters) high. In most of the boreal forests, the dominant trees are needleleaf evergreens--either spruce and fir or spruce and pine. The shrub layer is spotty. However, mosses and lichens form a thick layer on the forest floor and also grow on the tree trunks and branches. There are few herbs. Many small mammals, such as beavers, mice, porcupines, and snowshoe hares, live in the boreal forests. Larger mammals include bears, caribou, foxes, moose, and wolves. Birds of the boreal forests include ducks, loons, owls, warblers, and woodpeckers. Savana adalah suatu daerah yang memiliki pohon dengan jarak luas. Beberapa padang rumput pohon tumbuh dalam satu gerombolan, ada juga yang tumbuh menyendiri. Sebagian besar tanah ditumbuhi oleh semak dan tumbuhan herbal, terutama rumput, sehingga savana disamakan dengan padang rumput. Savana terutama ditemukan diwilayah yang memiliki sedikit curah hujan, tanah yang tidak subur, sering timbul kebakaran, atau hal lain yang menghambat tumbuhnya pohon. Binatang yang hidup di padang rumput diantaranya,kijang ,banteng, jerapah, singa, macan dan zebra. The life of the forest Forests are filled with an incredible variety of plant and animal life. For example, scientists recorded nearly 10,500 kinds of organisms in a deciduous forest in Switzerland. The number of individual plants and animals in a forest is enormous. All life in the forest is part of a complex ecosystem, which also includes the physical environment. Ecologists study forest life by examining the ways in which the organisms interact with one another and their environment. Such interactions involve (1) the flow of energy through the ecosystem, (2) the cycling of essential chemicals within the ecosystem, and (3) competition and cooperation among the organisms. The flow of energy. All organisms need energy to stay alive. In forests, as in all other ecosystems, life depends on energy from the sun. However, only the green plants in the forest can use the sun's energy directly. Through a process called photosynthesis, they use sunlight to produce food. All other forest organisms rely on green plants to capture the energy of sunlight. Green plants are thus the primary producers in the forest. Animals that eat plants are known as primary consumers or herbivores. Animals that eat herbivores are called secondary consumers or predators. Secondary consumers themselves may fall prey to other predators, called tertiary (third) consumers. This series of primary producers and various levels of consumers is known as a food chain. In a typical forest food chain, tree leaves (primary producers) are eaten by caterpillars (primary consumers). The caterpillars, in turn, are eaten by shrews (secondary consumers), which are then eaten by owls (tertiary consumers). Energy, in the form of food, passes from one level of the food chain to the next. But much energy is lost at each level. Therefore, a forest ecosystem can support, in terms of weight, far more green plants than herbivores and far more herbivores than predators. The cycling of chemicals. All living things are made up of certain basic chemical elements. The supply of these chemicals is limited, and so they must be recycled for life to continue. The decomposers of the forest floor play a vital role in chemical recycling. The decomposers include bacteria, earthworms, fungi, some insects, and certain single-celled organisms. Decomposers obtain food by breaking down dead plants and the wastes and dead bodies of animals into their basic chemicals. The elements pass into the soil, where they are absorbed by the roots of growing plants. Without decomposition, the supply of such essential elements as nitrogen, phosphorus, and potassium would soon be exhausted. Some chemical recycling does not involve decomposers. Green plants, for example, release oxygen during photosynthesis. Animals--and plants as well--need this chemical to oxidize (burn) food and so release energy. In the oxidation process, animals and plants give off carbon dioxide, which the green plants need for photosynthesis. Thus the cycling of oxygen and carbon dioxide works together and maintains a steady supply of the two chemicals. Competition and cooperation. Every forest animal and plant must compete with individuals of its own and similar species for such necessities as nutrients, space, and water. For example, red squirrels in a boreal forest must compete with one another--and with certain other herbivores--for conifer seeds, their chief food. Similarly, the conifers compete with one another and with other types of plants for water and sunlight. This competition helps ensure that the organisms best adapted to the forest will survive and reproduce. Cooperation among the organisms of the forest is common. For many species, cooperation is necessary for survival. For example, birds and mammals that eat fruit rely on plants for food. But the plants, in turn, may depend on these animals to help spread their seeds. Similarly, certain microscopic fungi grow on roots of trees. The fungi obtain food from the tree, but they also help the tree absorb needed water and nutrients.

5 Jenis hutan yang ada di Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki hutan yang luas di dunia. Luas hutan tersebut dulu mencapai 113 juta hektar dan terus berkurang drastis akibat kebodohan oknum pemerintah dan penjahat yang selalu haus uang dengan membabat dan menggunduli hutan demi mendapat keuntungan yang besar tanpa melihat dampak bagi lingkungan global. Brikut di bawah ini adalah pembagian macam-macam / jenis-jenis hutan yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia disertai arti definisi dan pengertian :
Quote:
1. Hutan Bakau / Mangrove Hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di daerah pantai . Contoh : pantai timur kalimantan, pantai selatan cilacap, dll. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.
Spoiler for bakau:
Nampak Hutan Bakau yang alami. Hutan ini tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut.
Spoiler for bakau:
Hutan bakau merupakan tempat yang fantastis untuk kehidupan berbagai macam fauna. Untuk bersembunyi para ikan dan untuk bersarang berbagai macam burung.
Spoiler for bakau:
Keanekaragaman(Diversity) hutan bakau di indonesia adalah yang paling tinggi dan menakjubkan di dunia.
Spoiler for bakau:
Quote:
2. Hutan Sabana Hutan sabana yakni padang rumput yg luas dengan jumlah pohon yg sedikit dengan curah hujan yg rendah. Contoh : Nusa tenggara. Berdasarkan jenis tumbuhan yg menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua, yaitu sabana murni & campuran.
Spoiler for sabana:
Hutan ini dtumbuhi oleh semak belukar & diselingi oleh padang rumput
Spoiler for sabana:
Curah hujan di hutan ini mencapai 1.000 mm sehingga tumbuhan melakukan adaptasi dg membentuk duri-duri.
Spoiler for sabana:
Tampak sabana yang ditumbuhi rumput-rumput yg menguning
Quote:
3. Hutan Rawa Hutan rawa adalah hutan yang berada di daerah berawa. Hutan rawa terdapat di hampir semua pulau, terutama Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Spesies pohon rawa misalnya nyatoh (Palaquium leiocarpum), kempas (Koompassia spp), dan ramin (Gonystylus spp). Contoh : Papua selatan, Kalimantan, dsb.
Spoiler for rawa:
Nampak sebuah hutan dengan dikelilingi rawa-rawa.
Spoiler for rawa:
Hutan seperti ini adalah hutan yang disebut sebagai Hutan Rawa Air
Spoiler for rawa:
Terlihat banyak burung yang berterbangan di hutan rawa gambut.
Quote:
4. Hutan Hujan Tropis Hutan hujan tropis adalah hutan lebat / hutan rimba belantara yg tumbuh di sekitar garis khatulistiwa / ukuator yg memiliki curah turun hujan yg sangat tinggi. Hutan jenis yg satu ini memiliki tingkat kelembapan yg tinggi, bertanah subur, humus tinggi & basah serta sulit untuk dimasuki oleh manusia. Hutan ini sangat disukai pembalak hutan liar & juga pembalak legal jahat yg senang merusak hutan & merugikan negara trilyunan rupiah. Contoh : hutan kalimantan, hutan sumatera, dsb.
Spoiler for tropis:
Hutan ini berwarna hijau dan merupakan Hutan yg paling banyak di jumpai di Indonesia
Spoiler for tropis:
Hutan Hujan Tropis merupakan surga bagi flora & fauna. Hutan hujan tropis juga dijuluki sebagai "farmasi terbesar dunia" karena hampir 1/4 obat modern berasal dr tumbuhan di hutan hujan ini
Quote:
5. Hutan Musim Hutan musim adalah hutan dg curah hujan tinggi namun punya periode musim kemarau yang panjang yg menggugurkan daun di kala kemarau menyelimuti hutan.
Spoiler for musim:
Pohon-pohonnya tahan dr kekeringan & termasuk tumbuhan tropofit, artinya mampu beradaptasi trhadap kering & keadaan
Quote:
Di samping itu hutan terbagi / dibagi berdasarkan fungsinya, yaitu : 1. Hutan Wisata 2. Hutan Cadangan 3. Hutan Lindung 4. Hutan Produksi / Hutan Industri
PETA HUTAN

Tipe hutan berdasarkan potensi pengelolaannya

1. Hutan Pegunungan Campuran (Mixed Hill Forests)

Jenis hutan ini sangat penting berkenaan dengan hasil kayunya. Ini meliputi sekitar 65% dari seluruh hutan alam Indonesia. Di Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera hutan ini didominasi oleh suku dipterocarpaceae, jenis kayu terpenting di Indonesia. Di Nusa Tenggara, Maluku dan Irian Jaya yang bersifat lebih kering, jenis-jenis penting adalah Pometia spp., Palaquium spp., Instia palembanica dan Octomeles.

Forest1.jpg (261879 bytes)
submonta.jpg (260029 bytes) 2. Hutan Sub-montana, Montana dan Pegunungan

Hutan ini terdapat di daerah daerah Indonesia dengan ketinggian antara 1.300 m sampai 2.500 m di atas permukaan laut di mana spicies Dipterocarpaceae jumlahnya lebih sedikit. Suku yang dominan adalah Lauraceae dan Fagaceae.

3. Savana/Hutan Bambu/Hutan Luruh/Hutan Musim Pegunungan

Jenis hutan ini tidak laus wilayahnya. Padang rumput savana alami terdapat di Irian Jaya, berasosiasi dengan Eucalyptus spp, di Maluku berasosiasi denga Melauleca dan di Nusa Tenggara berasosiasi dengan Eucalyptus alba. Hutan luruh terdapat pada ketinggian sekitar 100 m, memiliki genera yang tidak ada di hutan hujan seperti Acacia, Albizia dan Eucalyptus. Pembakaran berabad-abad telah menghasilkan spesies dominan tunggal seperti jati (Tectona grandis) di Jawa, Melauleca leucadendron di Maluku dan Irian Jaya, serta Timonius sericeus, Borassus flabellifer dan Corypha utan di Nusa Tenggara. Hutan jati di Jawa dibangun hampir 100 tahun yang lalu. Hutan musim pegunungan terdapat pada ketinggian di atas 100 m.

savanna.jpg (187018 bytes)
htnrawag.jpg (248117 bytes) 4. Hutan Rawa Gambut

Terdapat hanya di daerah-daerah yang iklimnya selalu basah khususnya di Sumatra, Kalimantan, dan Irian Jaya yang mencakup luas 13 Juta ha atau 10 % dari luas seluruh hutan. Spesies yang terpenting adalah Gonystylus bancanus di Kalimantan dan Camnospermae macrophylum di Sumatra

5. Hutan Rawa Air Tawar

Luasnya sekitar 5,6 juta ha, terdapat di pesisir Timur Sumatra, pesisir Barat Kalimantan dan di beberapa wilayah di Irian Jaya. Generanya sama dengan hutan hujan bukan rawa. Di Irian Jaya rumpun pada hutan jenis ini didominasi oleh sagu.

htn-rawa.jpg (251292 bytes)
htn-baka.jpg (220111 bytes) 6. Hutan Pasang Surut

Hutan bakau (mangrove) adalah bagian yang penting dari hutan pasang surut, luasnya sekitar 4,25 juta ha. Hutan bakau terutama terdapat di Kalimantan, Sumatera, Irian Jaya dan kepulauan Aru, dan sedikit di Sulawesi bagian Selatan serta Jawa bagian Utara. Rhizophora, Avicenia, Sonneratia dan Ceriops adalah genera utamanya.

Sumber : Agenda 21 Indonesia, Kalender Lingkungan Hidup Indonesia, dan dari berbagai sumber.

HUTAN, JENIS HUTAN DAN MANFAATNYA

Hutan mempunyai jasa yang sangat besar bagi kelangsungan makhluk hidup terutama manusia. Salah satu jasa hutan adalah mengambil karbon dioksida dari udara dan menggantimya dengan oksigen yang diperlukan makhluk lain. Maka hutan disebut paru-paru dunia. Jadi, jika terlalu banyak hutan yang rusak, tidak akan ada cukup oksigen untuk pernapasan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan, yang dimaksud dengan hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan I. Jenis-Jenis Hutan di Indonesia A. Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Iklim : 1. Hutan Hujan Tropika, adalah hutan yang terdapat didaerah tropis dengan curah hujan sangat tinggi. Hutan jenis ini sangat kaya akan flora dan fauna. Di kawasan ini keanekaragaman tumbuh-tumbuhan sangat tinggi. Luas hutan hujan tropika di Indonesia lebih kurang 66 juta hektar Hutan hujan tropika berfungsi sebagai paru-paru dunia. Hutan hujan tropika terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. 2. Hutan Monsun, disebut juga hutan musim. Hutan monsun tumbuh didaerah yang mempunyai curah hujan cukup tinggi, tetapi mempunyai musim kemarau yang panjang. Pada musim kemarau, tumbuhan di hutan monsun biasanya menggugurkan daunnya. Hutan monsun biasanya mempunyai tumbuhan sejenis, misalnya hutan jati, hutan bambu, dan hutan kapuk. Hutan monsun banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur. B. Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Variasi Iklim, Jenis Tanah, dan Bentang Alam : 1. Kelompok Hutan Tropika : a. Hutan Hujan Pegunungan Tinggi b. Hutan Hujan Pegunungan Rendah c. Hutan Tropika Dataran Rendah d. Hutan Subalpin e. Hutan Pantai f. Hutan Mangrove g. Hutan Rawa h. Hutan Kerangas i. Hutan Batu Kapur j. Hutan pada batu Ultra Basik 2. Kelompok Hutan Monsun a. Hutan Monsun Gugur Daun b. Hutan Monsun yang Selalu Hijau (Evergren) c. Sabana C. Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Terbentuknya 1. Hutan alam, yaitu suatu lapangan yang bertumbuhan pohon-pohon alami yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya. Hutan alam juga disebut hutan primer, yaitu hutan yang terbentuk tanpa campur tangan manusia. 2. Hutan buatan disebut hutan tanaman, yaitu hutan yang terbentuk karena campur tangan manusia. D. Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Statusnya 1. Hutan negara, yaitu hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas tanah. 2. Hutan hak, yaitu hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah. Hak atas tanah, misalnya hak milik (HM), Hak Guna Usaha (HGU), dan hak guna bangunan (HGB). 3. Hutan adat, yaitu hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat. E. Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Jenis Tanamannya 1. Hutan Homogen (Sejenis), yaitu hutan yang arealnya lebih dari 75 % ditutupi oleh satu jenis tumbuh-tumbuhan. Misalnya: hutan jati, hutan bambu, dan hutan pinus. 2. Hutan Heterogen(Campuran), yaitu hutan yang terdiri atas bermacam-macam jenis tumbuhan. F. Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Fungsinya 1. Hutan Lindung Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan. 2. Hutan Konservasi. Hutan Konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Hutan konservasi terdiri atas : a. Hutan Suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan, satwa dan ekosistemnya serta berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan. Kawasan hutan suaka alam terdiri atas cagar alam, suaka margasatwa dan Taman Buru. b. Kawasan Hutan pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik didarat maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber alam hayati dan ekosistemnya. Kawasan pelestarian alam terdiri atas taman nasional, taman hutan raya (TAHURA) dan taman wisata alam. 3. Hutan Produksi Hutan produksi adalah kawasan hutan yang diperuntukkan guna produksi hasil hutan untuk memenuhi keperluan masyarakat pada umumnya serta pembangunan, industri, dan ekspor pada khususnya. Hutan produksi dibagi menjadi tiga, yaitu hutan produksi terbatas (HPT), hutan produksi tetap (HP), dan hutan produksi yang dapat dikonversikan (HPK). II. Hasil-hasil hutan Indonesia dan Pemanfaatannya Hutan di Indonesia memiliki tumbuhan yang beraneka ragam, terutama yang berbentuk pohon. Secara keseluruhan, di Indonesia terdapat + 40.000 jenis tumbuhan, 25.000 – 30.000jenis di antaranya adalah tumbuhan berbunga, yang merupakan 10 % dari seluruh tumbuhan berbunga di dunia. Kekayaan hutan yang melimpah ruah tersebut meberikan manfaat kepada penduduk Indonesiamaupun bangsa lain. Beberapa contoh hasil hutan kayu : 1. Kayu Agathis (Agathis alba) 2. Kayu Bakau atau Mangrove (Rhizophora mucronata) 3. Kayu Bangkirai (Hopea mengerawan) 4. Kayu Benuang (Octomeles sumatrana) 5. Kayu Duabanga (Duabanga moluccana) 6. Kayu Jelutung (Dyera costulata) 7. Kayu Kapur (Dryobalanops fusca) 8. Kayu Kruing (Dipterocarpus indicus) 9. Kayu Meranti (Shorea sp) 10. Kayu Nyatoh (Palaquium javense) 11. Kayu Ramjin (Gonystylus bancanus) 12. Kayu Jati (Tectona grandis) 13. Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri) 14. Kayu Sengon (Albizzia chinensis) dan lain sebagainya. Beberapa contoh Hasil Hutan Non kayu : 1. Rotan 2. Damar 3. Kapur Barus 4. Kemenyan 5. Gambir 6. Kopal 7. Kulit pohon Bakau 8. Gondorukem 9. Terpentin 10. Bambu 11. Sutra Alam 12. Minyak Kayu Putih 13. Madu III. Pengolahan Hasil Hutan Hal yang berkaitan dengan hasil hutan adalah kegiatan pengolahan hasil hutan, antara lain berupa industri penggergajian kayu. Industri penggergajian kayu terdapat di Samarinda, Balikpapan, Pontianak, dan Cepu (Jawa Tengah, untuk penggergajian kayu jati). Hasil dari industri ini berupa kayu gelondongan (log/bulat), kayu gergajian, dan kayu lapis untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor. Ekspor kayu gergajian dan kayu lapis terutama kenegara Jepang, Hongkong, Singapura, Amerika Serikat, dan Australia. Mulai Tahun 1985 pemerintah melarang ekspor kayu gelondongan dan mengubahnya menjadi ekspor kayu olahan, yaitu berupa kayu gergajian, kayu lapis, atau berupa barang jadi seperti mebel. Selain kayu gelondongan, yang terkena larangan ekspor adalah rotan asalan. Tujuan adannya larangan ekspor kayu gelondongan dan rotan asalan tersebut antara lain untuk membatasi eksploitasi yang berlebihan terhadap dua jenis komoditas tersebut dan untuk meningkatkan lapangan kerja di bidang industri perkayuan yang bersifat padat karya. IV. Faktor-faktor Pendorong Usaha Pengembangan Kehutanan di Indonesia Faktor-faktor Pendorong Usaha Pengembangan Kehutanan di Indonesia di antaranya : 1. Wilayah Indonesia berada di daerah beriklim tropis dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun, sehingga Indonesia tidak pernah mengalami musim gugur seperti negara-negara beriklim subtropis dan sedang. 2. Keadaan tanah di Indonesia sangat subur sehingga sangat baik bagi tumbuhnya berbagai jenis pohon dan tumbuh-tumbuhan lainnya. 3. Tersedianya sumber daya hutan berpotensi dan belum termanfaatkan, yang secara geografis tersebar luas di sebagian besar wilayah Indonesia. 4. Adanaya permintaan pasar terhadap hasil hutan indonesia, baik pasar dalam maupun luar negeri yang cenderung meningkat. V. Faktor-Faktor Penghambat Usaha Pengembangan Kehutanan di Indonesia dan Cara Mengatasinya Berbagai kendala yang dihadapi dalam pengembangan bidang kehutanan sebagai berikut : 1. Berkurangnya areal hutan karena pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi. Hutan ditebang dan dijadikan kawasan permukiman penduduk, pertanian, dan perkebunan. 2. Masih terdapat sistem pertanian ladang berpindah, terutama diluar Jawa. 3. Terjadinya kebakaran hutan yang disebabkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. 4. Terjadinya penebangan liar dan pencurian kayu di hutan yang dapat merusak hutan dan keanekaragaman hayati. 5. Usaha reboisasi dan penghijauan yang gagal dan kuurang berhasil karena kekurangan dana serta adanya gangguan alam, seperti musim kemarau yang panjang. 6. Pengambilan hasil hutan yang tidak mengikuti aturan yang telah ditetapkan pemerintah oleh pengusaha swasta pemegang HPH (Hak Pengusahaan Hutan). 7. Pengambilan kayu yang terus meningkat akibat kebutuhan kayu untuk pemukiman dan bahan baku industri. Untuk mengatasi faktor-faktor penghambat dalam usaha pengembangan kehutanan di Indonesia sebagai berikut : 1. Menggunakan sumber daya hutan sebaik-baiknya untuk peningkatan volume dan nilai ekspor, merangsang pertumbuhan industri hilir pengolahan hasil-hasil hutan serta mempertahankan kelestarian sumber daya hutan. 2. Melakukan eksploitasi hasil hutan, terutama kayu, secara hati-hati. Perusahaan pemegang konsesi HPH diwajibkan memenuhi ketentuan sistem Tebang Pilih Tanaman Indonesia (TPTI). 3. Pemegang HPH dikenakan iuran Dana Jaminan Reboisasi yang akan dipergunakan unruk mengutankan kembali areal bekas tebagan dan mempertahankan kondisi hutan sesuai keadaan semula. 4. Memberikan dorongan kepada kalangan swasta agar berpartisipasi dalam pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang di maksudkan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri. 5. Melarang penebangan hutan secara sembarangan. 6. Memperketat penjagaan hutan dengan mempersiapkan polisi hutan, melindungi hutan dari pencurian kayu, dan penebangan liar.

PELESTARIAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA

Quantcast

Indonesia memiliki banyak kawasan yang dilindungi dalam bentuk suaka alam. Kawasan suaka alam diatur dalam Undang-Undang No. 5 tahun 1967 tentang ketentuan-ketentuan pokok kehutanan. Undang-undang tersebut menyatakan bahwa hutan suaka alam mencakup kawasan huitan yang karena sifatnya yang khas diperuntukkan secara khusus bagi perlindungan alam hayati dan manfaat-manfaat lainnya. Kawasan tersebut terdiri atas Cagar Alam dan Suaka Marga Satwa.

Cagar Alam adalah kawasan yang ditetapkan sebagai tempat untuk melindungi tumbuhan dan lingkungannya agar dapat tumbuh secara alami.

Suaka Marga Satwa adalah kawasan yang ditetapkan sebagai tempat untuk melindungi dan melestarikan berbagai jenis hewan agar terhindar dari kepunahan.

Peta Persebaran Taman Nasional di Indonesia

Persebaran Kawasan suaka alam yang dilindungi di indonesia :

1. PULAU SUMATRA

a. Taman Nasional Gunung Leuser (Aceh & Sumatra Utara)

b. Taman Nasional Siberut (Sumatra Barat)

c. Taman Nasional Kerinci Seblat

d. Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (Riau)

e. Taman Nasional Berbak (Jambi)

f. Taman Nasional Bukit Duabelas (Jambi)

g. Taman Nasional Bukit Barisan (Bengkulu & Lampung)

h. Taman Nasional Way Kambas (Lampung)

2. PULAU JAWA

a. Taman Nasional Ujung Kulon (Banten)

b. Taman Nasional Kepulauan Seribu (DKI Jakarta)

c. Taman Nasional Gunung Halimun (Jawa Barat)

d. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Jawa Barat)

e. Taman Nasional Laut Karimu Jawa (Jawa Tengah)

f. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur)

g. Taman Nasional Meru Betiri (Jawa Timur)

h. Taman Nasional Baluran (Jawa Timur)

i. Taman Nasional Alas Purwo (Jawa Timur)

3. Bali dan Nusa Tenggara

a. Taman Nasional Bali Barat (Bali)

b. Taman Nasional Gunung Rinjani (Nusa Tenggara Barat)

c. Taman Nasional Komodo (Nusa Tenggara Timur)

d. Taman Nasional Kelimutu (Nusa Tenggara Timur)

4. KALIMANTAN

a. Taman Nasional Gunung Palung (Kalimantan Barat)

b. Taman Nasional Tanjung Puting (Kalimantan Tengah)

c. Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (Kalbar & Kalteng)

d. Taman Nasional Betung Karihun (Kalimantan Barat)

e. Taman Nasional Kayan Mentarang (Kalimantan Timur)

f. Taman Nasional Kutai (Kalimantan Timur)

5. PULAU SULAWESI

a. Taman Nasional Laut Bunaken Manado Tua (Sulawesi Utara)

b.Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (Sulawesi Utara)

c.Taman Nasional Lore Lindu (Sulawesi Tengah)

d.Taman Nasional Laut Taka Bonerate (Sulawesi Selatan)

e.Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (Sulawesi Tenggara)

f.Taman Nasional Laut Wakatobi (Sulawesi Tenggara)

6. MALUKU dan PAPUA

a. Taman Nasional Manusel (Maluku)

b. Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih (Papua)

c. Taman Nasional Wasur (Papua)

d. Taman Nasional Gunung Lorentz (Papua)

Dalam versi bahasa Inggris dapat juga anda klik di sini

FLORA JAWA BALI

Quantcast

Bentangan alam pulau Jawa dan Bali yang memanjang memungkinkan iklim yang berbeda antara wilayah Jawa bagian barat dengan Jawa bagian timur. Curah hujan di pulau Jawa bagian barat cenderung lebih tinggi daripada Jawa bagian timur sampai ke Bali. Gejala ini disebabkan oleh pola iklim yang berbeda, daerah Jawa bagian barat beriklim Af, yaitu hutan hujan tropis. Semakin ke timur, iklim berubah menjadi iklim Am atau muson tropis dan iklim Aw atau sabana tropis. Dari perbedaan tersebut maka kemudian timbul sebaran vegetasi yang berbeda :

1. Hutan hujan tropis

Hutan ini beriklim Af dan berada di sekitar Jawa bagian barat dengan curah hujan yang cenderung tinggi. Beberapa kawasan vegetasi hutan hujan tropis di Jawa bagian barat adalah Cagar Alam Ujung Kulon di Banten, Cagar Alam Cibodas, dan Pananjung Pangandaran di Jawa Barat

2. Hutan musim tropis

Hutan ini berada di sekitar Jawa Barat bagian utara sampai Jawa Tengah dan sebagian Jawa Timur. Kawasan ini memiliki iklim Am dengan curah hujan kurang sehingga jenis vegetasi yang biasa terdapat di daerah ini dan menjadi ciri khas adalah jenis tumbuhan yang meranggas pada waktu musim kemarau, seperti pohon jati. Kawasan hutan ini berada di Alas Roban, Jawa Tengah, dan hutan jati di sekitar Jepara.

Pohon Jati - Tumbuhan Khas wilayah hutan musim tropis

Pohon Jati - Tumbuhan Khas wilayah hutan musim tropis

3. Sabana tropis

Sejenis padang rumput yang diselingi oleh pohon besar. Jenis iklimnya Aw yang ditandai dengan jumlah curah hujan tahunan sedikit. Kawasan ini berada di Jawa bagian timur sampai Bali. Contohnya, Cagar Alam Baluran Jawa Timur dan Taman Nasional Bali Barat.

Di bawah ini beberapa flora yang menjadi maskot untuk daerah Jawa dan Bali:

1. DKI Jakarta : Salak Condet

Salak Condet

Salak Condet

2. Jawa Barat : Gandaria

Gandaria

Gandaria

3. Jawa Tengah : Bunga Kantil

Bunga Kantil

Bunga Kantil

4. DI Yogyakarta : Pohon Burahol atau Kepel

Burahol (Kepel)

Burahol (Kepel)

5. Jawa Timur : Bunga Sedap Malam (Polianthes tuberosa)

Bunga Sedap Malam

Bunga Sedap Malam

6. Bali : Kayu Manjegau

Manjegau

Manjegau

FLORA PAPUA

Papua merupakan pulau paling timur di wilayah Indonesia yang memiliki iklim lembab (Af) dengan curah hujan tinggi sama seperti di Indonesia bagian barat. Vegetasi di papua tumbuh pada hutan tropis. Salah satu keunikan hutan hujan tropis di wilayah ini adalah selelu ditutupi kabut yang mengindikasikan bahwa hutan di pulau Papua memiliki tingkat kelembaban yang tinggi. Di wilayah ini memiliki pohon khas, yaitu Eucalyptus seperti yang ada di daerah Queensland, Australia Utara.

Eucalyptus

Eucalyptus

Selain pohon Eucalyptus tersebut juga terdapat jenis tumbuhan khas yang menjadi maskot Flora daerah Papua, yaitu Matoa (Pometia pinnata)

Matoa Pinnata - Pohon khas daerah Papua

Matoa Pinnata - Pohon khas daerah Papua

FLORA KEPULAUAN WALLACEA

Quantcast

Wilayah persebaran flora Wallace meliputi pulau Sulawesi, pulau Timor, Kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara. Di daerah ini memiliki iklim yang kering dengan suhu relatif lebih tinggi di bandingkan dengan kawasan lain yang terdapat di Indonesia. Kondisi yang demikian mengakibatkan vegetasi yang mampu tumbuh di daerah tersebut adalah sebabgai berikut.

1. Sulawesi

Di wilayah ini terdapat hutan pegunungan, untuk melindungi ekosistem yang ada kemudian di sebagian daerah ini di resmikan sebagai Kawasan Cagar Alam Tangkoko di puncak gunung kembar dan puncak dua saudara di ujung paling utara Sulawesi.

2. Nusa Tenggara

Persebaran flora di daerah Nusa Tenggara di dominasi oleh hamparan Sabana Tropis seperti yang terdapat di Kawasan Cagar Alam Pulau Komodo

Sabana Tropis di Nusa Tenggara

Sabana Tropis di Nusa Tenggara

3. Maluku

Di wilayah ini terdapat hutan campuran dengan berbagai jenis pohon dan hasil rempah-rempah yang terkenal, antara lain :

a. Pohon Kenari

Pohon Kenari

Pohon Kenari

b. Hutan Sagu

Hutan Sagu

Hutan Sagu

c. Berbagai rempah-rempah seperti :

- Pala

pala

Pala

- Cengkeh

Pohon Cengkeh

Pohon Cengkeh

- Kayu Manis

Pohon Kayu Manis

Pohon Kayu Manis

- Lada

Lada

Lada

Selain jenis tumbuhan di atas terdapat beberapa jenis flora khas yang menjadi maskot di wilayah sebaran flora kepulauan Wallacea, yaitu :

1. Sulawesi Utara : Langsei (Ficus minahasae)

Langsei (Ficus minahasae)

Langsei (Ficus minahasae)

2. Sulawesi Tengah : Pohon Eboni

Eboni

Eboni

3. Sulawesi Selatan : Lontar

Pohon Lontar

Pohon Lontar

4. Sulawesi Tenggara : Anggrek Serat

Anggrek Serat

Anggrek Serat

5. Nusa Tenggara Barat : Ajan Kelicung (Diospyros macropylla)

Ajan Kelicung

Ajan Kelicung

6. Nusa Tenggara Timur : Tanaman Cendana

Cendana

Cendana

7. Maluku : Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis)

Anggrek Larat

Anggrek Larat