KABUPATEN REMBANG

Rembang berada di jalur pantura timur Jawa Tengah, berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Timur, sehingga menjadi gerbang sebelah timur Provinsi Jawa Tengah di sebelah timur. Daerah perbatasan dengan Jawa Timur (seperti di Kecamatan Sarang, memiliki kode telepon yang sama dengan Tuban (Jawa Timur).
Bagian selatan wilayah Kabupaten Rembang merupakan daerah perbukitan, bagian dari Pegunungan Kapur Utara, dengan puncaknya Gunung Butak (679 meter). Sebagian wilayah utara, terdapat perbukitan dengan puncaknya Gunung Lasem (806 meter). Kawasan tersebut kini dilindungi dalam Cagar Alam Gunung Celering.
Kabupaten Rembang terletak di ujung timur laut Propinsi Jawa Tengah dan dilalui jalan Pantai Utara Jawa (Jalur Pantura). Secara astronomis berada pada garis koordinat 111 o 00′ – 111 o 30′ Bujur Timur dan 6 o 30′ – 7 o ,6′ Lintang Selatan. Laut Jawa terletak disebelah utaranya, secara umum kondisi tanahnya berdataran rendah dengan ketinggian wilayah maksimum kurang lebih 70 meter di atas permukaan air laut. 
Batas Wilayah Kabupaten Rembang:
§  Sebelah utara     : Laut Jawa.
§  Sebelah timur     : Kabupaten Tuban (Jawa Timur).
§  Sebelah selatan : Kabupaten Blora.
§  Sebelah barat     : Kabupaten Pati.
KONDISI GEOGRAFIS
Secara administrasi Kabupaten Rembang terbagi dalam 14 kecamatan, 287 desa dan 7 kelurahan dengan luas wilayah secara keseluruhan 101.408,283 Ha. Kabupaten Rembang merupakan wilayah yang terletak di pantai utara pulau Jawa, merupakan daerah pinggiran (pheripheral) wilayah Jawa Tengah, dimana terdapat 6 kecamatan yang berada di pinggiran pantai, 6 kecamatan tersebut adalah  kecamatan Kaliori, Rembang, Lasem, Sluke, Kragan dan Sarang. Panjang pantai pada 6 wilayah kecamatan ini adalah 60 Km. Pegunungan di kabupaten Rembang termasuk dalam deretan pegunungan Kendeng Utara yang potensial untuk pembuatan kapur / gamping. Puncak gunung tertinggi adalah Gunung Lasem (806 m dpl) dan kemudian Watu Putih (495 m dpl )
IKLIM DAN CUACA
Daerah Kabupaten Rembang terletak antara ketinggian 0 M sampai 806 M dari permukaan air laut, dengan kondisi cuaca berkisar antara 23 o – 35 o C, dengan curah hujan rata-rata pertahun ±  1.044 cm3/tahun.

MAKANAN KHAS KOTA REMBANG
Sate Serepeh
Sate Sarepeh Berupa sate ayam kampung yang bumbunya terdiri dari cabe merah, gula merah, santan dan garam. Adalah sebagai lauk pauk dan biasanya dirangkai dengan lontong.
Mangut
Ikan laut segar yang dipanggang dengan bumbu-bumbu cabe hijau, bawang merah, bawang putih, garam dan santan kental. Sebagai sayur untuk makan siang/malam dalam menu sehari-hari.
Pindang Tempe
Tempe dengan bumbu-bumbu cabe, bawang merah, bawang putih, asam (tomat) garam dan air. Biasanya ditambahkan juga ikan pindang. Sebagai sayur untuk makan siang (menu seharihari).
Sayur Merica
Dari ikan laut segar dengan bumbu cabe, merica, bawang merah, bawang putih, kunyit, garam dan air.
Petis Bumbon
Sayur untuk makan siang/malam yang terbuat dari bahanbahan petis ikan/udang, telur rebus/ceplok langsung dengan bumbu cabe, bawang putih, bawang merah, kunci, lengkuas, daun jeruk purut, garam dan ditambah santan kental.
Lontong Tuyuhan
Lontong dengan opor ayam kampung pedas khas desa Tuyuhan (Kecamatan Pancur). Makanan ini tidak pernah atau jarang dibuat ibu rumah tangga. Sebagai makanan sore hari/malam hari, biasanya sekitar jam 15.00 WIB sudah dijual di lokasi desa Tuyuhan di sepanjang pinggir jalan dengan pemandangan sawah-sawah yang menghijau. Dan minumannya air putih yang ditempatkan di kenda (tanpa gelas).
Dumbeg
Dibuat dari tepung beras, gula pasir/gula aren dan ditambahkan garam, air pohon nira (legen), dan kalau suka ditaburi buah nangka/kelapa muda yang dipotong sebesar dadu. Kemudian tempatnya dari daun lontar (pohon nira) berbentuk kerucut dengan bau yang khas. Yang terkenal dari desa Pohlandak (Kecamatan Pancur) dan desa Mondoteko (Kecamatan Rembang).
Jenang Waluh
Dibuat dari buah waluh, gula aren, air nira dan garam, yang rasanya sangat manis. Dan biasanya dimakan dengan Jadah. Jadah yang terkenal adalah dari desa Pohlandak (Kecamatan Pancur).
Jadah
Terbuat dari beras ketan putih, kelapa muda, garam yang ditumbuk halus (sewaktu masih panas) di atas keranjang yang Terbuat dari daun lontar/daun kelapa muda dan alat tumbuknya juga dilapis dengan daun lontar dan kelapa muda. Rasanya sangat gurih, kemudian dicetak persegi dan dibungkus dengan daun pisang (seperti lemper). Biasanya dimakan bersama dengan Jenang waluh, yang terkenal dari desa Pohlandak (Kecamatan Pancur).
Kaoya Dudul
Terbuat dari beras ketan, kacang hijau, gula aren/gula pasir dan garam. Tempatnya dari daun lontar berlubang bulat kecil sebanyak 5 buah, kalau makan tinggal didudul (ditekan) saja, rasanya sangat manis dan gurih. Berasal dari desa Gunem Kecamatan Gunem.
Kerupuk Bakar
Kerupuk udang dan tengiri dari kota rembang yang dioven/dibakar.
Kacang Atom
Terbuat dari tepung beras dan tepung tapioka, kacang tanah, garam, bawang putih dan air yang dicetak bulat-bulat kecil dan digoreng. Rasanya sangat gurih dan banyak disukai masyarakat.
Kacang Pres Non Kolesterol
Terbuat dari kacang tanah yang dipres (diambil minyaknya). Kemudian dibumbui bawang putih dan garam dan dioven.
Gula Semut
Terbuat dari pohon nira (legen) dengan proses pemanasan, sehingga hasilnya seperti gula pasir/gula halus yang berwarna coklat.
Terasi Petis Bonang
Terbuat dari udang/ikan segar dengan proses pemanasan. Bau dan rasanya enak. Yang terkenal dari desa Bonang Kecamatan Lasem.

alun-alun kota Rembang

Pada umumnya kota-kota di pantai utara, kota Rembang memiliki alun-alun kota untuk berkegiatan masyarakatnya. Letaknya berada pada pusat kota Rembang, bersebelahan dengan jalur utama pantura sehingga bagi orang yang melalui jalur pantura menuju keSurabaya atau menuju ke Semarang maka alun-alun ini dengan mudah dilihat.
Kondisi eksisting alun-alun saat ini dikelilingi oleh bangunan-bangunan yang masih berfungsi dengan baik, yaitu:
  • Pada sisi barat terdapat masjid agung Rembang, rumah penduduk, dan pertokoan kecil.
  • Pada sisi timur terdapat sekolah dasar dan rumah-rumah penduduk.
  • Pada sisi selatan alun-alun terdapat bangunan pemerintahan (kantor bupati / kabupaten) dan sekolah dasar.
  • Pada sisi utara terdapat terminal kota Rembang, perumahan penduduk, bangunan kantor pemerintah, dan pertokoan.
Seperti halnya sebuah alun-alun kota, kawasan ini dipenuhi dengan kegiatan masyarakatnya berupa ruang perdagangan dan ruang beraktifitas (olahraga, panggung hiburan, dan arena bermain anak). Waktu berkegiatan pada kawasan ini cenderung dilakukan dari pagi hingga siang hari dan sore hingga malam hari.
Kegiatan yang paling dominan pada malam hari adalah perdagangan sektor informal, berupa pedagang kuliner dan wahana permainan anak-anak, kegiatan ini berlangsung setiap harinya. Tidak ada segmentasi pada perdagangan ini semuanya berbaur menjadi satu, hanya ada satu jenis dagangan yang berkumpul membentuk satu segmen yaitu pedagang lontong tuyuhan yang berjejer tidak menyebar seperti pedagang lainnya.

Keberadaan pedagang-pedagang ini memang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yag berkunjung di kota Rembang ini, biasanya orang-orang yang transit dari perjalanan jauh merasa senang ketika berada di kawasan ini karena mudah mendapatkan makanan pada satu tempat saja atau dapat di istilahkan one stop kulinercenter.
Seperti pada kebanyakan wilayah, dimana ada pedagang dan menempati ruang publik maka di tempat tersebut berpotensi terjadi masalah, hal inilah yang seharusnya patut dicermati karena jika tidak di tata akan menimbulkan masalah yang lebih besar. Pada alun-alun kota Rembang ini, beberapa pedagang memanfaatkan jalur pejalan kaki pada kawasan alun-alun secara berlebihan yang mengakibatkan pejalan kaki yang melewatinya terpaksa turun ke jalan atau masuk ke lapangan. Kondisi ini menjadikan orang yang berjalan untuk menikmati kawasan alun-alun menjadi tidak nyaman karena okupasi pedagang. 
Mungkin beberapa hal patut diperhatikan agar potensi positif yang timbul dari adanya ruang publik akan selalu terpelihara, saling bersinergi antara pelaku kegiatan, pengunjung, penikmat serta regulasi yang diterapkan.