'Atlantis yang Hilang' ada di Indonesia

VIVAnews - Sebuah tim peneliti Spanyol CSIC meneliti area berawa di taman Andalusia. Mereka sedang mencari bukti-bukti peradaban yang ada sekitar 3.000 tahun lalu, Tartessos.
Mereka yakin Tartesos, peradaban tinggi di selatan Iberia, beribu kota di lokasi yang saat ini menjadi taman nasional Donana.
Sebelumnya, para ilmuwan menemukan bukti-bukti eksistensi budaya Tartessian di daerah dekat mulut Sungai Gualdalquiver, lokasi pertemuan sungai itu dengan Samudera Atlantik.
"Gempa bumi dan tsunami menghancurkan menjadi akhir kekuasaan Tartesian, yang saat itu sedang berada di puncak," kata Sebastian Celestino, pemimpin proyek, seperti dimuat laman Telegraph, 18 Januari 2010.
Foto udara menunjukan keberadaan pola-pola, mirip bekas kota, yang tak mungkin dihasilkan secara alami.
Peradaban Tartessian di selatan Spanyol berkembang di abad 11 hingga 7 sebelum masehi. Tartessian adalah negeri kaya yang memperdagangkan emas dan perak dari tambang sendiri. Tartessian telah lama dihubung-hubungkan dengan legenda Atlantis yang hilang.
Ketika ilmuwan Spayol menolak spekulasi bahwa apa yang mereka cari berhubungan dengan Atlantis, ilmuwan lain berpendapat sebaliknya. Apa yang sedang dilakukan ilmuwan CSIC dianggap bisa jadi terobosan besar untuk menjawab misteri Altantis.
"Bukti menunjukan Atlantis bukanlah bukan fiksi, cerita rakyat, atau mitos. Tapi nyata berdasarkan apa yang diungkap Plato," kata Georgeos Diaz-Montexano, arkelolog Cuba yang 15 tahun mendedikasikan hidupnya mencari keberadaan Atlantis.
"Apa yang dicari CISC memang bukan Atlantis, tapi mereka semakin dekat dengan legenda itu." lanjut dia.
****
Lokasi Atlantis masih jadi misteri. Sejumlah spekulasi beredar, ada yang mengatakan kota kuno berperadaban tinggi itu berada di Kepulauan Mediterania, Gurun Sahara, Amerika Tengah, Antartika, bahkan Indonesia.
Dalam bukunya berjudul “Atlantis the Lost Continents Finally Found”, seorang ilmuwan asal Brazil, Arysio Santos, menyebut Indonesia sebagai lokasi Atlantis, berdasarkan definisi yang disebut Plato dalam 'Lost Civilization'.
Dalam wawancara yang dimuat laman YouTube, Santos tanpa ragu mengatakan bahwa Atlantis benar-benar ada dan bukan sekedar mitos.
Santos menjelaskan mengapa selama ini para ilmuwan gagal menemukan Atlantis dan bahkan ragu akan keberadaan kota yang hilang itu.
"Karena mereka mencarinya di tempat yang salah. Mereka mencarinya di Laut Atlantik," kata dia dalam wawancara di YouTube, seperti dimuat laman Hubpages.
Anggapan bahwa Atlantis berada di Samudera Atlantik, memang logis. Namun, itu bukan lokasi yang tepat.
"Atlantis berada di Lautan Hindia [Indonesia], di belahan lain bumi," kata dia. Di belahan bumi timur itulah, tambah Santos, peradaban bermula.
Lalu, pada Februari 2009, beredar kabar mengejutkan soal Atlantis. Google Earth menemukan bekas-bekas peradaban kuno di Samudera Atlantik, tepatnya di Afrika.
Spekulasi beredar, reruntuhan itu adalah Atlantis. Namun, pihak Google lalu mengkonfirmasi, bahwa apa yang disangka alur kota tua ternyata artefak dari proses pengumpulan data pengukuran dasar laut oleh kapal - dengan menggunakan sonar.
Alur garis, yang dikira bekas reruntuhan, adalah bayangan kapal saat proses pengumpulan data.
Sumber : Yahoo! Indonesia News

0 komentar:

Posting Komentar