Dampak Pemanasan Global Mengerikan

persda/Bian Harnansa GLOBAL WARMING - Pembabatan hutan untuk digunakan sebagai lahan tambang batu-bara dan akan menjadi danau setelah tidak ditambang lagi di Kutai Kartanegara. Kalimantan Timur. Para pemimpin dari sejumlah negara akan bertemu di Bali membahas Global Warming VALENCIA, Senin - Pemanasan global merupakan sesuatu yang tak terbantahkan lagi dan dapat menimbulkan dampak sangat mengerikan. Demikian salah satu pernyataan dalam laporan terakhir Panel PBB untuk Perubahan Iklim atau United Nations Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang diumumkan di Valencia, Sabtu (19/11). Sekretaris Jendral PBB Ban Ki Moon menantang pemerintah negara-negara di seluruh dunia untuk melakukan aksi nyata mengatasi ancaman tersebut. Ia mengajak para pengambil kebijakan untuk merespon temuan ini dalam konferensi perubahan iklim di Bali yang akan digelar awal Desember 2007. "Sangat mendesak, usaha global harus dilakukan," ujar Ban Ki-Moon, Sekretaris Jendral PBB. Ia berharap para pengambil kebijakan dari seluruh dunia dapat merespon temuan ini dalam konferensi perubahan iklim yang akan digelar di Bali mulai 3 Desember 2007. Mengerikan
Laporan tersebut menyebut manusia sebagai biang utama pemanasan global. Emisi gas rumah kaca mengalami kenaikan 70 persen antara 1970 hingga 2004. Konsentrasi gas karbondioksida di atmosfer jauh lebih tinggi dari kandungan alaminya dalam 650 ribu tahun terakhir. Rata-rata temperatur global telah naik 1,3 derajat Fahrenheit (setara 0,72 derat Celcius) dalam 100 tahun terakhir. Muka air laut mengalami kenaikan rata-rata 0,175 centimeter setiap tahun sejak 1961. Sekitar 20 hingga 30 persen spesies tumbuh-tumbuhan dan hewan berisiko punah jika temperatur naik 2,7 derajat Fahrenheit (setara 1,5 derajat Celcius). Jika kenaikan temperatur mencapai 3 derajat Celcius, 40 hingga 70 persen spesies mungkin musnah. Meski negara-negara miskin yang akan merasakan dampak sangat buruk, perubahan iklim juga melanda negara maju. Pada 2020, 75 juta hingga 250 juta penduduk Afrika akan kekurangan sumber air, penduduk kota-kota besar di Asia akan berisiko terlanda banjir dan rob. Di Eropa, kepuanahan spesies akan ekstensif. sementara di Amerika Utara, gelombang panas makin lama dan menyengat sehingga perebutan sumber air akan semakin tinggi. Kondisi cuaca ektrim akan menjadi peristiwa rutin. Badai tropis akan lebih sering terjadi dan semakin besar intensitasnya. Gelombang panas dan hujan lebat akan melanda area yang lebih luas. Risiko terjadinya kebakaran hutan dan penyebaran penyakit meningkat. Sementara itu, kekeringan akan menurunkan produktivitas lahan dan kualitas air. Kenaikan muka air laut akan memicu banjir lebih luas, mengasinkan air tawar, dan menggerus kawasan pesisir.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Kita dan seluruh penduduk di dunia ini sudah merasakan efek dari Global Warming yang sangat mengerikan sekali itu.Banyak terjadi bencana alam di bumi ini di sinyalir karena adanya pemanasan global.Oleh karena itu efek dari rumah kaca harus kita tekan seminimal mungkin.Negara negara maju seperti Amerika Serikat,Jepang,China dan negara negara Eropa lainny harus mempunyai komitmet untuk mengurangi efek penggunaan dari rumah kaca.Indonesia dan negara negara berkembang lainnya sangat merasakan sekali akibat dari pemanasan global ini.Maka kita harus segera mungkin untuk menyelamatkan bumi ini untuk anak cucu kita.Oleh karena itu saya sangat mendukung sekali dengan diadakannya konferensi Perubahan iklim di Bali beberapa waktu yang lalu itu.Intinya kita semua harus bersama sama untuk menyelamatkan bumi kita tercinta ini.

Nama ; David Adriadi
Kelas ; A

Posting Komentar