Cara-Cara (Model) Pembentukan Karakter Anak

Membentuk karakter anak sejak usia dini perlu dilakukan secara terus menerus melalui tindakan dan perilaku yang baik. Pembiasaan terhadap anak sejak usia dini bisa menjadi salah satu pilihan. Agar cara (model) pembentukan karakter anak berjalan baik dan bisa membentuk karakteristik anak dibutuhkan konsistensi. Usaha secara terus-menerus melalui pembiasaan tersebut perlu didukung oleh seluruh anggota keluarga.
Cara-Cara, Model Pembentukan Karakter AnakModel pembentukan karater anak tersebut akan jauh berjalan maksimal jika orangtua dan seluruh anggota keluarga memberi keteladanan. Tindakan nyata lewat keteladanan mudah ditangkap oleh anak. Keteladanan juga akan memberi pembelajaran pada anak bahwa kajujuran bisa dilakukan lewat kesesuaian antara tindakan dan ucapan.
Ada beberapa cara-cara pembentukan karakter anak oleh keluarga atau orang tua dalam membentuk karakter anak, diantaranya  adalah : (1) mengenali karakter anak terlebih dahulu, (2) mengembangkan karakter anak yang baik (3) mengamati perilaku anak, (4) membiasakan dalam kehidupan sehari-hari, (5) menguatkan karakter, dan (6) mencatat perilaku anak yang baik maupun perilaku yang kurang baik.
1. Mengenali Karakter Anak
Karakter selalu dihubungkan dengan nilai-nilai moral. Karakter merupakan ciri-ciri anak dalam bersikap dan berperilaku yang mapan. Anak yang berkarakter kepribadiannya dapat diandalkan, diperhitungkan, dipercaya. Mengapa demikian? Karena tindakan anak yang berkarakter selalu sama. Karakter disebut juga watak atau tabiat yang dimiliki anak sejak lahir dan menjadi ciri yang membedakan dengan anak lainnya. Watak juga disamakan dengan akhlak atau spiritual-moral yang melekat dalam diri anak untuk dikembangkan ke arah yang baik.
Setiap orang tua pasti mengenali karakter, watak atau tabiat anaknya sendiri. Dengan mengenali karakter anaknya itu, orang tua mudah mengembangkan karakter anak kearah sikap dan perilaku yang baik. Oleh karena itu, orang tua harus memahami bahwa karakter berhubungan dengan tiga hal yang sangat terkait, yaitu: (1) pengetahuan tentang moral, (2) perasaan tentang moral, dan (3) perilaku bermoral.
a. Apa itu Pengetahuan Moral?
Pengetahuan tentang moral adalah sikap, perilaku, akhlak, budi pekerti atau tindakan anak yang dianggap baik menurut norma agama, adat istiadat, sopan santun dan etika. Orang tua sebaiknya memahami hal-hal tersebut yang berkaitan dengan sikap dan perilaku anak. Apakah sikap dan perilaku anak sesuai dengan pengetahuan moral. Bila tidak sesuai dengan moral, maka kewajiban orang tua mencegahnya atau membimbingnya sejak awal.
b. Apa itu Perasaan Moral?
Perasaan moral adalah perasaan, fikiran, emosi seseorang dalam bersikap dan berperilaku. Sebelum melakukan sesuatu atau bertindak; apakah orang itu mempertimbangkan perbuatannya sesuai dengan moral atau tidak. Kalau dianggap tidak sesuai dengan moral maka tindakannya tidak dilanjutkan. Apakah seseorang itu mempertimbangkan resiko atau akibat tindakannya atau tidak? Jadi perasaan moral ini selalu mengontrol dirinya dan lingkungannya. Orang tua sedapat mungkin menanamkan perasaan moral ini
terhadap anaknya sejak usia dini.
c. Bagaimana Perilaku Moral?
Perilaku moral adalah sikap, perilaku dan tindakan yang mempunyai nilai-nilai moral dan norma-norma. Anak yang melakukan tindakan yang sesuai dengan moral dan norma disebut anak bermoral.
Sebaliknya anak yang berperilaku tidak sesuai dengan moral dan norma disebut anak a moral. Orang tua dapat menanamkan sikap dan perilaku bermoral pada anak itu sejak usia dini melalui pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila orang tua mendapatkan anaknya bersikap, berperilaku dan bertindak tidak sesuai dengan moral dan norma yang berlaku dalam keluarga atau di masyarakat, maka orang tua dapat mencegahnya sejak awal sebelum berlanjut menjadi karakter yang kurang baik bagi anak.
2. Mengembangkan Karakter Anak
Menurut ahli pendidikan bahwa anak lahir kedua bagaikan kertas “putih bersih”. Dalam agama kelahiran anak ke dunia dalam keadaan “fitrah”. Walaupun sesungguhnya sejak lahir anak telah membawa sifat dan karakter yang siap dibentuk atau dikembangkan. Orang tua, akan membentuk karakter anak seperti apa? Sikap dan perilaku anak seperti apa yang diinginkan. Tergantung pada orang tua.
Tentu saja orang tua yang berkarakter akan membentuk anak-anaknya berkarakter pula. Bagaimana mengembangkan karakter anak? Dalam mengembangkan karakter anak, orang tua sebaiknya memperhatikan, beberapa hal sebagai berikut:
a. Mendidik anak balita berbeda dengan mendidik anak remaja atau dewasa;
b. Mendidik anak balita lebih dititikberatkan pada penanaman nilai-nilai moral keagamaan, budi pekerti, etika dan adat istiadat yang berlaku;
c. Mendidik anak balita tidak dengan mengajarkan kata-kata atau menceramahinya;
d. Mendidik anak balita tidak dengan cara kekerasan atau memarahinya atau dibawah ancaman;
e. Mendidik anak balita harus dengan penteladanan orang tua dan percontohan sikap dan perilaku;
f. Mendidik anak balita tidak sekali jadi melainkan harus berkelanjutan hingga karakter anak itu terbentuk.
3. Mengamati Perilaku Anak
Anak balita akan bersikap dan berperilaku secara alami dan bertindak tanpa rekayasa atau kebohongan seperti orang dewasa. Tampilan anak balita biasanya apa adanya sesuai dengan keinginannya dibawah kesadaran anak. Orang tua harus senantiasa mengamati sikap dan perilaku anak. Apabila sikap dan tindakan anak banyak menyimpang dari moral dan norma, maka orang tua berkewajiban mendidik dan mengarahkannya. Sebaliknya bila anak selalu bersikap dan berperilaku yang baik sebaiknya diberikan pujian untuk menguatkan karakter baiknya itu.
Orang tua harus menyadari, bahwa anak balita belum mempunyai pengalaman. Anak balita belum mampu menilai sikap dan tindakannya sendiri. Peran orang tua senantiasa memberi arahan dan mendukung tindakan anak yang mengarah baik dan mencegah perilaku yang kurang baik dengan memberitahukannya. Mengamati sikap dan perilaku tidak hanya yang baik-baik saja melainkan juga yang kurang baik perlu mendapat perhatian yang lebih serius.
4. Pembiasaan Dalam Kehidupan
Membentuk karakter yang positif pada anak balita tidak cukup sekali. Tetapi harus berlanjut hingga sikap dan perilaku yang baik-baik itu terbentuk menjadi karakter anak. Setelah orang tua berhasil menanamkan sikap dan perilaku positif itu, maka pembinaan berikutnya harus membiasakannya. Orang tua harus membiasakan anak balitanya senantiasa bersikap, berperilaku dan bertindak yang baik yang menjadi karakternya.
Untuk membiasakan sikap, perilaku dan tindakan yang baik, tentu saja orang tua harus terlebih dahulu memberikan teladan dan mencontohkan. Misalnya: sikap disiplin, keteraturan, bertanggung jawab, kasih-sayang, peduli, ramah perlu dibiasakan sejak usia dini. Pembiasaan bersikap, berperilaku dan bertindak yang baik pada anak akan membentuk karakter secara alami.

5. Penguatan Karakter Anak
Tahap berikutnya untuk membentuk karakter anak yaitu melalui penguatan agar sikap dan perilaku anak tetap ajeg (konsisten) dalam tindakan sehari-harinya. Orang tua dapat memberikan penguatan-penguatan sikap dan perilaku anak agar karakternya terbentuk melalui cara sebagai berikut:
a. Memberikan pujian pada anak apabila bersikap dan berperilaku sesuai dengan moral dan norma-norma;
b. Apabila sikap dan perilaku anak belum terbentuk, sebaiknya orang tua terus berupaya membimbing anak hingga anak itu bersikap dan berperilaku baik;
c. Orang tua dan anggota keluarga lainnya disarankan tidak memberikan hukuman atau memarahinya sehingga menjadikan anak merasa takut untuk bertindak;
d. Orang tua seharusnya memberi contoh yang baik dan menjadi teladan bagi anak di dalam keluarga maupun di luar rumah.

6.Catat Aktifitas Anak Sehari-hari
Sikap, perilaku dan tindakan anak yang baik atau kurang baik sebaiknya dicatat oleh orang tua. Catatan ini berguna untuk menilai dan mengevaluasi karakter anak. Karakter mana yang sudah terbentuk dan belum terbentuk atau yang perlu mendapat penguatan lebih lanjut.
Orang tua disarankan mempunyai catatan tersendiri terhadap sikap, perilaku dfan tindakan anak dengan cara memperhatikan atau mengamatinya. Apabila masih didapatkan sikap, perilaku dan tindakan anak yang menyimpang dari moral dan norma, maka orang tua dapat mengarahkan, mendidik atau memberi teguran. Begitu pun sebaliknya apabila anak sudah berperilaku baik dapat saja orang tua memujinya atau memberikan hadiah jika memungkinkan.
Dengan mengenali model pembentukan karakter anak tersebut Anda bisa menjadi semacam panduan untuk mendidik anak Anda. Perlu usaha maksimal dan terus-menerus agar karakter anak bisa terbentuk. Diharapkan ke enam langkah-langkah di atas bermanfaat membentuk karakter anak.


1 komentar:

Unknown mengatakan...

menurut saya blog ini tampilan dan isinya sudah cukup menarik, tinggal bagaimana cara mempublikasikan agar menjadi terkenal


Fifin Erviana
kelas B

Posting Komentar