Anggrek Langka

Anggrek yang saat ini masih bertengger sebagai jawaranya bunga yang paling beraneka-ragam manjadi aset tersendiri bagi bangsa Indonesia. Anggrek spesies adalah harta kekayaan yang berpotensi luar biasa. Sebagai harta kekayaan, tentu memberi konsekuensi tertentu bagi si empunya, dalam kasus ini seluruh bangsa Indonesia, khususnya masyarakat penggemar anggrek yang tentu lebih banyak mengetahui anggrek dibanding masyarakat biasa yang masih awam. Bangsa yang memiliki harta tak ternilai tentu mempunyai banyak pilihan, apakah kita akan menjadi bangsa yang memberi harta penting nya secara cuma-cuma kepada siapapun??! Bahkan harta yang belum sama sekali kita manfaatkan?! Tentu akan sangat merugi. Jangan sampai kita menjadi bangsa yang kaya akan harta, tapi justru kebingungan oleh harta tersebut. Oleh karena itu, dalam mengoptimalkan harta karun anggrek negara ini ada beberapa point penting, antara lain: 1. Mengenali anggrek sebagai harta berharga, hal ini menjadi sangat mendasar karena berkaitan dengan pemahaman kita terhadap pentingnya potensi yang dimiliki anggrek misal sebagai tanaman hias, bunga potong, obat, parfume, koleksi langka, kerajinan dll. Bagaimana kita bisa memanfaatkan sesuatu kalo tidak sadar bahwa sesuatu tadi berharga dan bernilai tinggi?? Itu sama saja seperti tikus yang mati kelaparan di dalam lumbung padi, si tikus tidak menyadari bahwa padi di sekitarnya adalah makanan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang pengenalan jenis anggrek dan pemanfaatannya mutlak terus dikembangkan. Langkah rielnya : banyak membaca literatur anggrek mengenai jenis-jenisnya, potensi yang dimiliki anggrek tersebut (warna, bentuk tanaman, lama mekar, aroma, khasiat obat dll), atau sharing di milis atau forum anggrek untuk memperoleh pengetahuan dasar atau lanjut tentang anggrek spesies Indonesia, mendukung dan membantu suksesnya penelitian tentang anggrek Indonesia. 2. Menjaga anggrek sebagai harta berharga, tahap selanjutnya setelah kita menyadari tentang nilai penting anggrek adalah upaya untuk menjaganya agar tidak habis atau malah hilang. Menjaga agar tidak habis atau hilang dalam hal ini bukan hanya berarti segi keamanan dari faktor luar seperti ”pencurian”. Tetapi juga terhadap kemanan terhadap jumlahnya atau dengan kata lain upaya untuk menjaga jumlah harta kita agar tidak mudah habis atau hilang. Bisa saja, meskipun anggrek tersebut benar-benar aman dari pencurian pihak negara asing, tapi justru habis karena terlalu over dieksploitasi oleh si pemiliknya tanpa memperhatikan keberlanjutannya kedepan. Sehingga, sebagai bangsa Indonesia yang pintar dan mencintai tanah airnya, kita harus tegas untuk menjaga anggrek spesies langka negeri ini dari rayuan bangsa lain yang hanya mau enaknya sendiri. Kita yang pontang-panting dan susah payah melestarikan, memelihara agar lestari di alam maupun di ek-situ tapi dengan enaknya bangsa lain mengambil anggrek langka kita dan mengembangkannya menjadi hibrida-hibrida unggul untuk memperkaya negara mereka. Stop perdagangan ilegal anggrek langka ke negara lain. Imbalan besar yang diiming-imingkan tidak setimpal dengan potensi anggrek tersebut ke depan. Begitu kita menjual anggrek langka keluar negeri secara ilegal, maka kita sama saja memberikan pusaka kita, begitu mereka telah mengembangkannya secara masal, maka habislah kejayaan dan daya tarik khas anggrek kita. Oleh karena itu, pilih varian terbaik dari setiap jenis anggrek dan jadikan indukan untuk perbanyakan…namun jangan sekali-kali menjual keluar negeri indukan pilihan tersebut. Tunjukkan bahwa kita adalah hobiis yang Indonesia banget alias ber nasionalisme tinggi. Langkah rielnya : Stop menjual keluar negeri anggrek langka (apalagi yang dilindungi) yang belum diteliti dan dikembangkan secara optimal oleh bangsa kita, pendataan anggrek koleksi, memelihara anggrek yang telah dimiliki dengan sebaik-baiknya, menolak anggrek cabutan langsung yang belum dipelihara/dibudidayakan, penyerbukan bunga untuk memperoleh buah, memperbanyakan anggrek langka baik secara manual atau melalui kultur biji dan jaringan, relokasi anggrek langka ke habitatnya, meminimalkan eksploitasi anggrek dari habitatnya secara berlebih, tidak anti dengan anggrek spesies hasil kultur jaringan, menjaga kelestarian habitat anggrek dan banyak lainnya. Meskipun nampaknya sangat ketat, namun anggrek langka atau yang dilindungi tetap diperkenankan keluar negeri untuk kepentingan penelitian atau kepentingan khusus lainnya dan tetap harus melalui jalur legal sesuai peraturan yang ada. Memang terdengarnya idealis sekali ya….tapi tunggu dulu…baca point berikutnya. 3. Memanfaatkan anggrek sebagai harta, tentu sangat amat percuma sekali kalau kita sudah sadar bahwa kita memiliki harta bernilai, lalu kita juga sudah menjaganya dengan baik, tapi kita tidak bisa memanfaatkannya sama sekali…itu mubazir namanya. Ibarat kita mengetahui ada banyak sayuran tumbuh di halaman yang bisa dimasak menjadi masakan lezat, kemudian setiap hari kita siram, dipupuk dan diperbanyak, tapi sayuran yang telah dewasa hanya dibiarkan saja, lebih parah lagi kita hanya bisa melihat sayuran tadi tua-membusuk dengan tatapan kosong sambil gigit jari dan berkata dalam hati (kasian deh gua…). Kita hindari menjadi bangsa yang hanya bisa phobia atau ketakutan berlebih, sehingga selamanya kita hanya bisa memeluk erat harta agar tidak dicuri orang, tapi justru tidak pernah sempat untuk menggunakan hartanya. Upaya pemanfaatan potensi yang dimiliki anggrek khususnya anggrek langka merupakan hal yang tidak kalah pentingnya. Bangsa ini hanya akan stagnan bila selamanya tidak bisa memanfaatkan potensi SDA nya secara optimal. Langkah rielnya antara lain, menjual secara luas anggrek hasil perbanyakan budidaya, mengembangkan bisnis bunga anggrek potong, memperomosikan anggrek hasil kultur jaringan keluar negeri, melakukan hibridisasi untuk menghasilkan anggrek-anggrek hibrida unggul, mengajukan hak perlindungan varietas terhadap anggrek spesies lokal atau hasil pemuliaan, mengekstrak anggrek untuk memperoleh senyawa obat atau senyawa penting lainnya, menanami pekarangan dengan anggrek-anggrek yang berbunga menawan, atau menjadikan anggrek sebagai bunga penyambutan bagi turis-turis asing atau malah menukar pesawat jet sukhoi dengan 20.000 karung anggrek hibrida. Bahkan anggrek paling langka yang hanya ada setengah, dimuka bumi sekalipun bisa dijual bebas apabila telah dilakukan penelitian optimal, perbanyakan massal dan memperoleh ijin/legalisasi dari pihak berwenang. Toh meskipun kita belum sehebat bu Menkes Siti Fadilah Supari, tapi setidaknya kita memiliki semangat yang sama seperti yang beliau perjuangkan….tetep ikut bangga dong. Kapan ya, bisa kasih nama anggrek ke beliau…., atau minimal kasih beliau anggrek istimewa -_-!! phUuu Jadi fuying

0 komentar:

Posting Komentar