Pembahasan Materi : Proses Pembentukan Muka Bumi

Bentuk-bentuk muka bumi yang tampak saat ini terbentuk melalui sebuah proses yang memakan waktu yang lama. Secara umum proses pembentukan muka bumi ini disebabkan oleh tenaga geologi yang terdiri atas tenaga endogen (tenaga yang berasal dari dalam bumi) dan tenaga eksogen (tenaga yang berasal dari luar bumi).

1. Tenaga Endogen (Tenaga Tektonisme)

Tenaga Endogen sering juga disebut sebagai tenaga tektonik. Tenaga Endogen terdiri atas Proses Diatropisme (proses struktural penyebab proses lipatan dan proses patahan) dan Vulkanisme (gejala alam yang berkaitan dengan kegiatan gunungapi).

Catatan Penting : Perlu dipahami, proses pembentukan muka bumi yang diakibatkan tenaga endogen sangat dipengaruhi oleh aktivitas atau pergerakan dari Lempeng Tektonik (Tectonic Plate).

Apa itu lempeng tektonik? Sekitar tahun 1965 melalui sebuah penelitian dikemukakan bahwa permukaan bumi ini terpecah ke dalam enam lempeng kecil. Lempeng-lempeng tersebut memiliki sifat kaku dan pada batas-batasnya kerap terjadi gempabumi dan gejala gunungapi akibat dari pergerakan tiap lempeng tersebut. Keenam lempeng tersebut antara lain meliputi Lempeng Eurasia, Lempeng Afrika, Lempeng Amerika, Lempeng Antartika, Lempeng India dan Lempeng Pasifik.

(Atas) Simulasi pergerakan tektonik lempeng, (Bawah) Sebaran tektonik lempeng di muka bumi disertai sebaran gunungapi (sumber: www.odsn.de dan Microsoft Encharta, 2008)

Pergerakan lempeng dibagi menjadi dua macam pergerakan, ada yang bergerak saling menjauh (Divergen) yang nantinya akan memunculkan patahan dan juga punggungan pegunungan di dasar laut, Contohnya adalah punggungan pegunungan dasar laut di Samudera Atlantik, Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik tepatnya di daerah barat Cili. Pergerakan yang lainnya adalah pergerakan yang saling mendekat dan akhirnya saling bertumbukkan (Konvergen), nantinya akan menimbulkan gunungapi di daerah yang terpengaruh oleh tumbukkan itu sendiri. Contoh daerah konvergen ini ditandai dengan banyaknya gunungapi yang aktif.

a. Proses Diatropisme

Proses ini merupakan proses pembentukan permukaan bumi yang tidak dipengaruhi magma tetapi tetap tenaga dari dalam bumi juga yang mempengaruhinya yaitu tenaga yang menyebabkan proses struktural pada lapisan kulit bumi (litosfer). Pada proses diatropisme ini terdapat dua proses yang termasuk di dalamnya, yaitu :

1.) Proses Lipatan

Dipengaruhi oleh tekanan dari dalam bumi yang arahnya mendatar dan menimbulkan tumbukkan, sehingga menghasilkan Puncak Lipatan (Antiklin) dan Lembah Lipatan (Sinklin).

(Atas) Gambar Puncak Lipatan atau Antiklin, (Tengah) Gambar Lembah Lipatan atau Sinklin, (Bawah) Lipatan mengahsilkan bentuk muka bumi yang bergelombang (sumber: www.nrcan.gc.ca dan Microsoft Encharta, 2008).

2.) Proses Patahan

Proses diatropisme tidak hanya menyebabkan proses lipatan, tetapi juga menyebabkan proses patahan yang berawal dari proses retakan-retakan pada lapisan batuan di muka bumi hingga berujung pada proses amblasan atau pemerosotan. Dari proses patahan tersebut dapat dihasilkan sebuah bentukan yang memiliki bentuk berundak-undak dengan terdapat Lembah Patahan disebut Slenk atau Graben dan Puncak Patahan disebut Horst. Contoh patahan yang terkenal di muka bumi ini adalah Patahan San Andreas di Amerika Serikat.

b. Proses Vulkanisme

Tenaga tektonik juga menimbulkan gejala vulkanisme yang berkaitan dengan kegiatan gunungapi yang terjadi karena aktivitas keluarnya magma sampai ke permukaan bumi.

Istilah-istilah yang berkaitan dengan vulkanisme antara lain:

Erupsi, yaitu proses keluarnya magma dari dalam lapisan litosfer hingga ke permukaan bumi. Erupsi terdiri dua jenis yaitu Erupsi berupa lelehan (Efusif) melalui retakan pada lapisan batuan, dan Erupsi berupa ledakan dahsyat (Eksplosif) melalui lubang kepundan atau corong gunungapi.

Intrusi Magma, yaitu proses penerobosan magma melalui retakan-retakan lapisan batuan, tetapi tidak samapai ke permukaan bumi.

Magma, yaitu bahan silikat cair pijar yang terdiri atas benda padat, cair dan gas yang terdapat di dalam lapisan litosfer.

Lava, yaitu magma yang keluar sampai ke permukaan bumi.

Lahar, yaitu lava yang mencair dan telah bercampur dengan bahan-bahan di permukaan bumi seperti air, tanah, pasir dan batuan.

Eflata / Bahan Piroklastik, yaitu bahan-bahan lepas yang dimuntahkan gunungapi saat terjadi erupsi eksplosif.

Bentuk-bentuk gunungapi

Berdasarkan tipe erupsinya, maka gunungapi dapat dibedakan ke dalam tiga bentuk, yaitu:

* Gunungapi Perisai (Shield)

Bentuk gunungapi ini dipengaruhi oleh tipe letusan yang dimilikinya adalah tipe Efusif, sehingga terbentuklah bentuk perisai yang landai dan luas. Contoh gunungapi ini banyak terdapat di Kepulauan Hawaii seperti Gunung Mauna Loa dan Mauna Kea.

Struktur Gunungapi tipe perisai (bawah) dan gambar salah satu kawah gunung Mauna Loa di Hawaii (sumber: Microsoft Encharta, 2008)

* Gunungapi Maar

Bentuk gunungapi ini diakibatkan oleh letusan gunung yang bertipe ledakan (eksplosif) yang biasanya terjadi satu kali dengan bahan yang dikeluarkan berupa eflata, sehingga meninggalkan lubang kepundan yang cukup besar. Pada bentuk gunungapi maar ini, biasanya memiliki lokasi dapur magma yang dekat dengan muka bumi (dangkal) dan bahan-bahan yang dikeluarkan berupa bahan padat dan gas. Contoh gunungapi ini antara lain Gunung Bromo dan Gunung Tangkuban Perahu di Indonesia.

Gunung Bromo adalah contoh gunungapi berbentuk Maar (sumber: Microsoft Encharta, 2008).

* Bentuk Strato (Kerucut)

Gunungapi berbentuk kerucut ini terbentuk akibat letusan yang berulang-ulang dan berganti-ganti tipe letusan antara efusif dan eksplosif, sehingga bentuk gunungapinya menyerupai kerucut. Tipe gunungapi inilah yang paling banyak jumlahnya di Indonesia. Contoh gunungapi ini adalah Gunung Merapi di Indonesia, Gunung Fuji di Jepang, dan Gunung Licancabur di Chili.

Gunung Licancabur di Chili ini termasuk ke dalam bentuk gunungapi Strato (sumber: Microsoft Encharta, 2008).

0 komentar:

Posting Komentar