EKOSISTEM PADANG LAMUN DI TELUK BANTEN

Ekositem padang lamun merupakan ekosistem pesisir yang ditumbuhi oleh lamun(rumput-rumputan laut/seagrass) sebagai vegetasi yang dominan dan mampu hidup secara permanen di bawah permukaan air laut (Sheppard et al., 1996). Padang lamun ini ditemukan di daerah bersuhu dingin dan daerah tropis memiliki banyak species dibanding daerah bersuhu lebih rendah / 4 musim. Dapat mentoleransi salinitas 24 sampai 35 ppm dan salinitas dapat mempengaruhi lamun terhadap biomasa, produktifitas, kerapatan, lebar daun, kecepatan tumbuh. Semakin tinggi salinitasnya semakin rapat berkembangnya. Hidup di substrat lumpur/pasir pada perairan yang landai(masih bisa hidup pada kedalaman 30 meter) tenang dan terlindung serta sangat tergantung pada cahaya matahari.

Teluk Banten (5055’-605’ LS dan 10605’-106015’BT) dengan kedalaman yang tidak lebih dari 10 m dan dasarnya disusun oleh lumpur dan pasir. Di perairan teluk banten ini ditemukan 7 spesies lamun yaitu Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, C. serrulata, Halodule uninervis, Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, dan ThalassiaHemprichii. Dan dapat diketahui jenis lamun yang dominan di perairan ini adalah Enhalus acoroides.

contoh gambar : Enhalus acoroides

http://budak.blogs.com

Rantai makanan di ekosistem padang lamun

Ekosistem padang lamun di Teluk Banten memiliki produktivitas yang tinggi, sehingga biota-biotanya bervariasi contohnya ; ikan muda seperti ambassis sp yang paling dominan, jenis-jenis moluska, udang, bivalve dan gastropoda serta echinodermata. Dalam sistem rantai makanan khususnya pada daun-daun lamun yang berasosiasi dengan alga kecil yang dikenal dengan periphyton dan epiphytic dari detritus yang merupakan sumber makanan terpenting bagi hewan-hewan kecil seperti ikan-ikan kecil dan invertebrate kecil contohnya ; beberapa jenis udang, kuda laut, bivalve, gastropoda, dan Echinodermata. Lamun juga mempunyai hubungan ekologis dengan ikan melalui rantai makanan dari produksi biomasanya. Epiphyte ini dapat tumbuh sangat subur dengan melekat pada permukaan daun lamun dan sangat di senangi oleh udang-udang kecil dan beberapa jenis ikan-ikan kecil. Disamping itu padang lamun juga dapat melindungi hewan-hewan kecil tadi dari serangan predator. Selain itu, padang lamun diketahui mendukung berbagai jaringan rantai makanan, baik yang didasari oleh rantai herbivor maupun detrivor. Perubahan rantai makanan ini bisa terjadi karena adanya perubahan yang cepat dari perkembangan perubahan makanan oleh predator,dan adanya perubahan musiman terhadap melimpahnya makanan untuk fauna.

Walaupun begitu, sejauh ini belum banyak diketahui bagaimana rantai energi dan nutrien tersebut selanjutnya berperan dalam ekosistem pesisir yang lebih luas. Selain duyung, manate dan penyu, tidak banyak jenis ikan dan invertebrata yang diketahui memakan daun-daun lamun ini. Sehingga kemungkinan yang paling besar, lamun ini menyumbang ke dalam ekosistem pantai melalui detritus, yakni serpih-serpih bahan organik (daun, rimpang dll.) yang membusuk yang diangkut arus laut dan menjadi bahan makanan berbagai organisme pemakan detritus (dekomposer). (Nybakken 1988). Dengan kata lain aliran energy di padang lamun itu sendiri terjadi karena adanya proses makan memakan baik itu secara langsung dari daun lamunnya terus di makan konsumen I maupun secara tidak langsung sebagai detritus dimakan oleh konsumen I dan seterusnya. Lamun yang mati akan kehilangan protein dan materi organic lain yang dimakan oleh fauna pada saat permulaan dekomposisi. Struktur karbohidrat diambil dari mikroflora (bakteri dan jamur). Banyak dari metozoa yang dapat mencerna protein bakteri dan serasah daun lamun diekskresi oleh fauna dan bentuk yang belum dicerna akan didekomposisi lagi oleh mikroba decomposer sehingga sumbar detritus akan meningkat.

http://libragirl-impianku.blogspot.com

Tipe interaksi antara ekosistem padang lamun dengan ekosistem mangrovedan terumbu karang (Ogden dan Gladfelter, 1983 dalam Bengen, 2001)

Aliran materi dari padang lamun ke sistem lain (terumbu karang atau mangrove) kecil sekali (NIENHUIS at al .1989). Jumlah materi yang di alirkan ke sistem lain di duga tidak mencapai 10% dari total produksi padang lamun. Dengan kata lain padang lamun ini merupakan sistem yang mandiri (self suistainable system). Namun kemandirian padang lamun tidak meniadakan kehadiran dari kepentingan interaksi biotik dari ekosistem sekitarnya. Sistem dipadang lamun diketahui sebagai suatu habitat untuk ratusan jenis-jenis hewan (NONTJI, 1987; HUTOMO & MARTOSEWOJO. 1977)

Posisi padang lamun tropis yang terletak diantara mangrove dan terumbu karang yang bertindak sebagai daerah penyangga yang baik, mengurangi energi gelombang dan mengalirkan nutrisi ke ekosistem terdekatnya. Tetapi interaksi ekosistem tersebut (mangrove, padang lamun dan terumbu karang) dalam hubungannya dengan degradasi penyangga adalah jelas keterkaitannya. Kerusakan dari salah satu ekosistem dapat menyebabkan akibat jelek pada ekosistem lainnya dalam hubungannya dengan perubahan-perubahan keseimbangan lingkungan dan konsekwensinya akan merubah struktur komunitas keseluruhannya.

Data yang diperoleh mengenai produktifitas padang lamun di teluk banten adalah seperti dibawah ini:

Namun kini daerah padang lamun tersebut semakin menyempit dikarenakan aktivitas manusia seperti reklamasi atau pengurungan pantai untuk pembangunan atau perluasan industri di daerah tersebut yang ternyata menurut data yang kami peroleh telah terjadi pengurangan seluas 25 ha. Sehingga pertumbuhan, produksi ataupun biomasanya akan mengalami penyusutan. Perlu dilakukan usaha-usaha untuk memperkecil penyempitan lahan itu melalui penelitian transplantasi dan restorasi padang lamun.

Di susun oleh :

Abrella Qisthy (230210080035)

Firman Setiawan (230210080057)

Daftar Pustaka

Anonym, 2007. Seagrass deaths in Southern Australia. http://budak.blogs.com

Kiswara W. 1993. Struktur Komunitas Padang Lamun di Perairan Indonesia. Makalah disampaikan pada seminar Ilmiah Nasional Biologi XI, Ujung Pandang 20-21 juli 1993

Kiswara W. 1995. Degradasi Padang Lamun di Teluk Banten: Pengaruhnya terhadap Sumber Daya Perikanan.

Kiswara W. 1999. Perkembangan Penelitian Ekosistem Padang Lamun di Indonesia. Disampaikan pada Seminar Tentang Oseanografi Dalam Rangka Penghargaan kepada Prof. Dr. Apriliani Soegiarto, M.Sc, Puslitbang Oseanografi LIPI Jakarta 1999

0 komentar:

Posting Komentar