Berpikir Sistemik

I. PENDAHULUAN

Sistem sebagai objek didekati dengan berpikir sistem. Disini akan dijelaskan pengertian sistem, yang secara mudah akan dapat dipahami dengan mengambil tiga contoh yang berbeda yaitu sistem hidup (manusia), sistem fisik (dinding bata), dan sistem non fisik (organisasi). Selanjunya akan dijelaskan langkah-langkah berpikir siste mik, dan juga dilengkapi contoh yang sederhana, sehingga akan lebih mudah ditelusuri kaitannya secara menyeluruh.

Pada kesempatan ini juga kita akan membahas tentang Mind Mapping atau Pemetaan Pikiran adalah Suatu untuk memaksimalkan potensi pikiran manusia dengan menggunakan otak kiri dan kanan secara simultan. Metode ini diperkenalkan oleh Tony Buzan pada tahun 1974, seorang ahli pengembangan potensi manusia dari Inggris.

Dalam pembahasan berikut ini diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan tentang mind mapping dan berpikir sistem dan juga diharapkan mahasiswa mampu menggambarkan mind mapping secara kreatif dan dapat berpikir sistemik dalam kehidupannya sehari-hari.

II. PENYAJIAN

A. MIND MAPPING

Mind Mapping atau Pemetaan Pikiran adalah Suatu untuk memaksimalkan potensi pikiran manusia dengan menggunakan otak kiri dan kanan secara simultan. Metode ini diperkenalkan oleh Tony Buzan pada tahun 1974, seorang ahli pengembangan potensi manusia dari Inggris.

Prinsip Dasar Mind Mapping

Mind Mapping menggunakan teknik penyaluran gagasan dengan menggunakan kata kunci bebas, simbol, gambar, dan menggambarkan secara kesatuan dengan menggunakan teknik pohon.

Struktur Dasar Mind Mapping

Tony Buzan mengusulkan menggunakan struktur dasar Pemetaan Pikiran sebagai berikut :

  • Mulai dari tengah dengan gambar Tema, gunakan minimal 3 warna.
  • Gunakan gambar, simbol, kode, dan dimensi diseluruh Peta Pikiran yang dibuat.
  • Pilih kata kunci dan tulis dengan huruf besar atau kecil .
  • Tiap kata/gambar harus sendiri dan mempunyai garis sendiri.
  • Garis-garis itu saling dikaitkan, mulai dari tengah yaitu gambar Tema Utama. Garis bagian tengah tebal, organis, dan mengalir dari pusat keluar, menjulur seperti akar, atau pancaran cahaya.
  • Buat garis sama panjangnya dengan gambar/kata.
  • Gunakan warna – kode rahasia sendiri di peta pikiran yang dibuat.
  • Kembangkan gaya penuturan, penekanan tertentu, dan penampilan khas di Peta Pikiran yang dibuat. Jadi peta pikiran setiap orang tidak harus sama, meskipun tema yang dibahas sama.
  • Gunakan kaidah asosiasi di peta pikiran yang dibuat.
  • Biarkan peta pikiran itu jelas, menggunakan hirarki yang runtun, urutan yang jelas dengan jangkauan sampai ke cabang-cabang paling ujung.

Dengan cara yang lebih bebas, warna-warni, dan gambar, pemetaan pikiran menjadi berbeda dengan metode curah gagasan yang sudah dikenal luas. Hasilnya bisa mencengangkan karena dapat menemukan solusi inovatif untuk suatu Tema Utama yang menjadi fokus perhatian. Selain itu, pemetaan pikiran juga dapat mengidentifikasi masalah di bagian sub-tema yang disusun oleh kata kunci hasil curah gagasan.

Mind Map: Berpikir Dengan Warna Dan Gambar

PR? Ih! Kalau kamu mendapat PR, apakah kamu seperti saya, mendapati dirimu menyingkirkannya dengan berbagai alasan cemerlang, seperti menelepon teman, menonton televisi, main game komputer, dan membaca majalah sampai waktunya habis? Dan tentu saja kamu akan selalu menunda-nunda mengerjakan PR…Ya, ya, ya! Apakah kamu, seperti saya, cemas menghadapi ulangan atau ujian?

Kutipan di atas merupakan penggalan “Surat dari Tony” yang dimuat dalam Buku Pintar Mind Map untuk Anak karya Tony Buzan (Gramedia Pustaka Utama, 2007). Buzan begitu prihatin karena selama ini hampir semua orang di belahan dunia mana pun belajar tanpa merujuk ke cara kerja otak. Otak sebagai organ paling vital dalam belajar sama sekali tidak dipelajari lebih dahulu cara bekerjanya oleh para pendidik dan anak didik.

Keprihatinan tersebut dikeluhkan Buzan dalam buku yang ditulis Dryden dan Vos, berjudul The Learning Revolution. “Semasa bersekolah, saya menghabiskan ribuan jam untuk mempelajari matematika. Ribuan jam belajar tentang bahasa dan sastra. Ribuan jam tentang sains, geografi, dan sejarah. Lalu saya bertanya kepada diri sendiri, berapa jam saya habiskan untuk mempelajari cara kerja memori saya? Berapa jam saya mempelajari cara kerja mata saya? Berapa jam untuk mempelajari cara belajar? Berapa jam mempelajari cara kerja otak saya? Berapa jam mempelajari sifat pikiran, dan pengaruhnya terhadap tubuh saya? Jawabannya, nol. Dengan kata lain, saya sebenarnya belum pernah diajarkan cara menggunakan otak saya.”

Padahal otak ternyata didesain untuk mencari makna. Sel-sel saraf otak akan tumbuh hebat apabila diberi tantangan dan rangsangan-rangsangan baru. Temuan Buzan ini didasarkan pada hasil riset Roger Sperry (ahli biologi peraih hadiah Nobel dalam bidang fisiologi dan kedokteran tahun 1981) yang menunjukkan bahwa otak memiliki dua belahan yang masing-masing bekerja secara sangat berbeda.

Secara ringkas, otak kiri bersifat rasional, dan otak kanan lebih emosional. Menurut penelitian pula, otak amat berespons baik terhadap kata-kata kunci, gambar, warna, serta adanya asosiasi secara langsung. Tugas merespons ini dilakukan oleh kedua fungsi otak tadi. Menurut Buzan, dengan memanfaatkan gambar dan teks ketika kita mencatat atau mengeluarkan sesuatu yang ada di dalam diri, maka kita telah menggunakan dua belahan otak secara sinergis. Apalagi jika dalam peta pikiran itu kemudian ditambahkan warna-warna dan hal-hal yang memperkuat emosi.

Tokoh-tokoh brilian tersohor seperti, Albert Einstein, Leonardo Da Vinci, Pablo Picasso dan Winston Churcill pun ternyata menggunakan gambar-gambar yang menyerupai suatu susunan cara berpikir dalam catatan pelajaran mereka saat bersekolah. Dari situlah Buzan mempelajari bahwa dalam menyerap informasi, orang-orang terkenal tadi memanfaatkan kedua bagian otaknya. Caranya? Dengan menggunakan gambar-gambar atau apa yang disebut dengan fotografi memori.

Sebagai penemu teknik Mind Map, tahun 1964 Buzan mendapat gelar kehormatan dalam bidang psikologi, bahasa Inggris, matematika dan ilmu pengetahuan umum dari Universitas Columbia, Inggris.

Teknik temuan Buzan bisa dilakukan dalam aktivitas apa pun dan saat belajar mata pelajaran apa pun. Misalnya, menyusun daftar belanja, kebutuhan siapa saja yang akan dibeli, apa saja kebutuhan adik bayi, kebutuhan orangtua dan sebagainya.

Bila sejak kecil anak dibiasakan menggunakan Mind Map, maka kapasitas otaknya pun akan bertambah. Anak akan terbiasa menghasilkan ide-ide. Disamping terlatih memecahkan masalah/mencari solusi dari cara berpikir yang simultan dan kreatif.

Mind map adalah….

  • Sebuah jalan pintas yang bisa membantu siapa saja untuk mempersingkat waktu sampai setengahnya untuk menyelesaikan tugas.
  • Cara mudah menggali informasi dari dalam dan dari luar otak.
  • Cara baru untuk belajar dan berlatih dengan cepat dan ampuh.
  • Cara membuat catatan agar tidak membosankan.
  • Cara terbaik untuk mendapatkan ide baru dan merencanakan proyek.
  • Alat berpikir yang mengasyikkan karena membantu berpikir 2x lebih baik, 2x lebih cepat, 2x lebih jernih dan dengan lebih menyenangkan.
  • Peta pikiran yang dibentuk oleh kata, warna, garis, dan gambar. Menyusunnya tak sulit, bisa dilakukan anak hingga dewasa dan diterapkan untuk keperluan apa saja. Toh anak 4 tahunan sudah bisa membedakan gambar dan mengimajinasikan atau mengasosiasikan yangmerupakan hal-hal dasar dari Mind Map.Tulisan atau kata-kata bukanlah syarat utama yang harus ada dalam Mind Map.

Fungsi Mind Map

  • Membantu siapa saja untuk berkonsentrasi dan lebih baik dalam mengingat.
  • Membantu siapa saja membuat catatan dengan lebih baik.
  • Membantu siapa saja mendapatkan/memunculkan ide brilian.
  • Membantu siapa saja menghemat waktu sebaik mungkin.
  • Membantu siapa saja menghadapi ujian dengan mudah dan mendapat nilai yang lebih bagus.
  • Membantu siapa saja mengatur pikiran, hobi, dan hidupnya.
  • Membantu siapa saja mendapatkan kesempatan lebih banyak untuk bersenang-senang.
  • Membantu siapa saja membuatnya tetap fokus pada ide utama maupun semua ide tambahan.
  • Membantu siapa saja menggunakan kedua belahan otaknya yang membuatnya malahan ingin terus-menerus belajar.

Tip Membuat Mind Map

  • Gunakan selembar kertas kosong tanpa garis dan beberapa spidol aneka warna. Pastikan posisi kertas tersebut horizontal.
  • Buatlah sebuah gambar yang melambangkan subjek utama di tengah-tengah kertas.
  • Buatlah beberapa garis tebal berlekuk-lekuk yang menyambung dari gambar di tengah kertas, garis ini mewakili ide utama mengenai suatu subjek. Cabang-cabangnya melambangkan subtopik utama.
  • Berilah nama pada setiap ide dan bila mau buatlah gambar-gambar kecil mengenai masing-masing ide tersebut.
  • Setiap kata dalam Mind Map akan digarisbawahi karena merupakan kata-kata kunci. Pemberian garis bawah menunjukkan tingkat kepentingannya.
  • Dari setiap ide yang ada, kita bisa menarik garis penghubung lainnya yang menyebar seperti cabang-cabang pohon. Tambahkan buah pikiran kita ke setiap ide tadi. Cabang-cabang tambahan ini melambangkan detail-detail yang ada.

Memetakan Konsep Berpikir Dalam Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran para siswa seringkali dihadapkan pada kesulitan menghapal dan memahami begitu banyak materi pelajaran. Terlebih lagi saat ini beban mata pelajaran yang ditanggung siswa sangat banyak. Ditambah lagi adanya faktor tekanan psikologis dalam menghadapi Ujian Nasional (UN). Tentu sebagai guru profesional kita harus mengupayakan jalan keluarnya, seperti melakukan inovasi berbagai metode pembelajaran atau teknik mengajar kita didalam kelas.

Guru dapat mengenalkan berbagai teknik mencatat, menghapal ataupun proses berpikir yang kini terus mengalami penyempurnaan. Sudah menjadi kompetensi dan kewajiban seorang guru untuk mampu berinovasi dan mengembangkan metode pembelajaran. Berbagai metode pembelajaran yang terus berkembang didunia pendidikan hendaknya selalu menjadi bahan referensi bagi guru dalam merancang pembelajaran di dalam kelas. Bagaimanapun metode pembelajaran memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran di kelas demi mencapai tujuan belajar yang diinginkan.

Salah satu metode pembelajaran yang telah terbukti mampu mengoptimalkan hasil belajar adalah metode pemetaan konsep berpikir atau disebut Mind Map. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Tony Buzan pada awal 1970-an. Hingga saat ini metode yang merupakan implementasi dari radiant thinking adalah metode belajar yang paling banyak digunakan diseluruh dunia. Beberapa negara di dunia, penggunaan metode mind map telah diwajibkan bagi mahasiswanya, seperti di USA, Eropa Afrika Selatan, Meksiko, Singapura dan negara lainnya.

Dalam bukunya yang berjudul Mind Map Untuk Meningkatkan Kreatifitas, Tony Buzan (2004) menyatakan bahwa Mind Map merupakan piranti paling hebat yang dapat membantu otak berpikir secara maksimal. Karena pengorganisasian otak dalam metode mind map terbukti memberikan kemudahan dalam mengatur segala informasi dan hasil pemikiran yang melibatkan cara kerja alami. Ini berarti bahwa upaya untuk mengingat dan menarik kembali informasi di kemudian hari akan lebih mudah. Disamping itu juga lebih dapat diandalkan daripada menggunakan cara pencatatan konvensional. Mind Map sebenarnya adalah suatu sistem grafis yang melibatkan seluruh potensi otak kiri dan otak kanan. Mind map sangat berguna untuk membuka potensi otak yang masih tersembunyi dalam berpikir, belajar ataupun bekerja. Mind Map dapat juga diartikan sebagai cara mencatat yang kreatif, efektif, melalui pemetaaan pikiran-pikiran yang ada dalam diri kita, dengan cara menarik, mudah dan berdaya guna. Mind Map sampai dengan saat ini masih dianggap merupakan teknik paling efisien dalam memasukan, menyimpan dan memanggil informasi pada otak kita. Dalam bukunya yang berjudul Mind Map untuk Anak, Tony Buzan penulis sekaligus penemu konsep mind map ini menjelaskan bahwa sebuah mind map dibuat dengan kata-kata, warna, garis dan gambar, yang akan merangsang kerja otak kanan. Selain akan merangsang kerja otak kita, gambar maupun warna memiliki fungsi untuk menarik perhatian mata dan membantu pengelompokan informasi.

Sebagaimana kita sadari otak yang kita miliki merupakan karunia dari Tuhan yang sangat luar biasa potensinya. Tentu hal itu akan bermakna jika kita telah mengetahui dan memahami cara kerja otak kita. Bayangkan otak kita memiliki 1 triliun sel dengan kemampuan dapat mengingat isi 5 buah ensiklopedi. Otak yang ada pada diri kita sebenarnya memiliki dua belahan, yaitu otak kiri dan otak kanan. Menurut Roger Sperry, belahan otak kiri memiliki fungsi yang berbeda dengan belahan otak kanan. Otak kiri adalah otak rasional, dan otak kanan adalah otak imajinatif. Belahan otak kiri memiliki kelebihan dalam kata-kata, logika, angka, sekuens, lineralitas, analisis, dan daftar serta merupakan short term memory. Sedangkan otak kanan memiliki keunggulan dalam ritme, kesadaran, imajinasi, mengkhayal, kreatif, warna, dan dimensi serta merupakan long term memory.

Ketika siswa membuat suatu catatan dengan format standar, yang berupa kata-kata, atau angka saja maka siswa tersebut hanya menggunakan setengah dari kemampuan potensi otak kita yang sangat menakjubkan. Dengan metode mind map tentu akan sangat membantu siswa memanfaatkan potensi kedua belah otak. Karena interaksi yang luar biasa antara kedua belahan otak dapat memicu kreativitas yang memberikan kemudahan dalam proses mengingat dan berpikir. Lantas bagaimanakah cara membuat mind map yang baik ?

Menurut Tony Buzan, sebagai latihan dalam membuat mind map, dapat menggunakan selembar kertas kosong tanpa garis dan beberapa pulpen/spidol berwarna. Kemudian lakukan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Buat sebuah gambar yang melambangkan topik utama sekaligus merupakan garis besar di tengah kertas. (2) Buat garis tebal berlekuk-lekuk yang menyambung dari gambar di tengah kertas ke masing-masing cabang untuk setiap ide utama yang ada atau sebagai subjek. Cabang utama dalam mind map melambangkan sub topik utama. (3) Beri nama pada setiap ide di atas atau boleh juga menambahkan gambar-gambar kecil mengenai masing-masing ide tersebut. Hal ini dilakukan untuk merangsang penggunaan kedua sisi otak. (4) Dari setiap ide yang ada, tarik garis penghubung lainnya, yang menyebar seperti cabang-cabang pohon. Kemudian tambahkan buah pikiran ke setiap ide tadi. Cabang-cabang tambahan ini melambangkan detail-detail yang ada. Sementara menurut George Posner dan Alan Rudnitsky bahwa peta konsep ini mirip dengan peta jalan, namun peta konsep menaruh perhatian pada hubungan antar ide-ide, bukan hubungan antar tempat. Peta konsep bukan hanya meggambarkan konsep-konsep yang penting melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep itu. Dalam menghubungkan konsep-konsep itu dapat digunakan dua prinsip, yaitu diferensiasi progresif dan penyesuaian integratif. Diferensiasi progresif adalah suatu prinsip penyajian materi dari materi yang sulit dipahami. Sedang penyesuaian integratif adalah suatu prinsip pengintegrasian informasi baru dengan informasi lama yang telah dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu belajar bermakna lebih mudah berlangsung, jika konsep-konsep baru dikaitkan dengan konsep yang inklusif. Selanjutnya untuk membuat suatu mind map, siswa terlebih dahulu dilatih untuk mengidentifikasi ide-ide kata kunci yang berhubungan dengan suatu topik. Kemudian batu menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pola yang logis. Mind map kadang juga merupakan berupa diagram hirarki, kadang juga mind map itu memfokus pada hubungan sebab akibat dari suatu materi.

Dengan telah terbiasanya siswa menggunakan dan mengembangkan potensi dua otaknya maka akan dicapai peningkatan beberapa aspek, yaitu konsentrasi, kreatifitas, daya ingat, dan pemahaman. sehingga siswa dapat mengambil keputusan berkualitas yang tepat. Dengan demikian setidaknya salah satu kesulitan siswa dalam proses belajar akan dapat terbantu. Kini siswa akan lebih mudah dan menyenangkan dalam menerima materi pada setiap proses pembelajaran. Akhirnya diharapkan prestasi hasil belajar siswa pun akan meningkat dan tercapai apa yang menjadi tujuan pembelajaran.

Latihan Membuat Mind Map

Alat bantu yang digunakan hanyalah spidol/pulpen aneka warna. Contohnya, saat diminta mengingat semua ruangan dalam rumah, anak menggunakan tinta kuning untuk mengingat dapur, merah untuk kamar mandi, biru muda untuk kamar tidur, dan seterusnya. Warna apa yang hendak digunakan sebetulnya bukan masalah. Toh kegunaan warna-warna ini hanyalah untuk memisahkan setiap benda yang ada. Selain membuat pencatatan lebih menyenangkan (enak dilihat) dan lebih mudah diingat.

Untuk memperjelas arti setiap cabang dari Mind Map, anak bisa menambahkan gambar yang membuatnya semakin mudah untuk mengingat. Misalnya gambar bathtub pada garis cabang kamar mandi, gambar tempat tidur pada garis cabang kamar tidur, dan sebagainya. Lalu sampai kapan kita bisa terus-terusan menambahkan cabang pada gambar? Selamanya! Mind Map sudah membuktikan bahwa kemampuan otak untuk berpikir dan memunculkan ide tidaklah terbatas.

B. BERPIKIR SISTEMIK (SISTEM THINKING)

Sange (2002:108) mengartikan sistem sebagai suatu keseluruhan yang dirasakan yang unsur-unsurnya “saling tergantung” karena unsur-unsur itu terus-menerus saling mempengaruhi dari waktu ke waktu dan beroperasi menuju suatu tujuan bersama.

Sistem memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Sistem terdiri dari bagian-bagian (subsistem0 sekaligus menjadi bagian dari sistem yang lebih besar (suprasistem)

b. Sifat sistem yang diperliahatkan adalah sifat yang hanya dimiliki oleh sistem itu secara keseluruhan yang tidak dimiliki oleh bagian/subsistemnya.

c. Semua subsistem memiliki peran dan pengaruh terhadap sistem

d. Saling keterkaitan menimbulkan kerumitan (kompleksitas0 yang dikenal sebagai kerumitan dinamis (dynamic complexity)

e. Kerumitan dinamis itu ditentukan oleh besarnya jumlah keterkaitan subsistem,misalnya catur.

f. Kerumitan lain adalah kerumitan rinci (detail complexity) yang ditimbulkan oleh banyak bagian/sob sistem,n=misalnya jigsaw (puzzle)

g. Mengubah suatu bagian/subsistem akan menimbulkan perubahan dalam sistem dan dapat menimbulkan efek samping.

h. Ada bagian/subsistem yang berperan sebagai pengungkit (laverage), yaitu yang dengan upaya kecil dapat menimbulkan perubahan besar dalam sistem.

Berpikir sistem (sistem thinking) merupakan disiplin dan keterampilan yang menjadi landasan konseptual bagi membangun organisasi pembelajaran dan menghadapi kerumitan dinamis yang semakin meningkat

Berpikir sistem merupakan disiplin yang melihat fenomena secara keseluruhan sehingga penekanannya lebih berfokus kepada kerangka piker yang saling berkaitan dengan interconnectedness. Berpikir sistem juga merupakan paradigm yang memberikan penekanan pada suatu pola perubahan (pattern of change) sehingga cara pandang manusia bukan berarti pada cara piker yang statis, melaikan kepada cara piker yang dinamis dan sistemis.

Berpikir sistem berhubungan dengan pergeseran pikiran (shift of mind=metanoia) dari melihat bagian-bagian menjadi melihat keseluruhan dari melihat orang sebagai orang reaktif yang tak becus menjadi melihatnya sebagai peserta yang aktif berpartisipasi dalam membangun realitanya, dari senang bereaksi saat ini menjadi menciptakan masa depan (Peter M Sange,1999)

Berpikir sistem ini sangat diperlukan karena beberapa hal :

a. Meningkatnya kompleksitas dalam kehidupan kita.

b. Meningkatnya interdependensi di dunia

c. Meningkatnya kesadaran global, walaupun dengan keputusan local

d. Meningkatnyna kesadaran pembelajaran sebagai kunci kapabilitas organisasi

e. Masalah tak dapat diselesaikan dengan cara berpikir yang menciptakan masalah itu

Sistem Thinking merupakan satu pilar disiplin pembelajaran dari organisasi pembelajar disebut juga disiplin kelima. Berpikir sistemis mendukung kelima disiplin pembelajaran yang intinya telah disebutkan sebelumnya. Tanpa berpikir sistemis tidak aka nada insentif maupun saranba-sarana yang dapat mengintegrasikan disiplin pembelajaran di dalam praktik. Terdapat dua piranti untuk berpikir sistemis, yaitu sebagai berikut :

a. Causal loop diagram

Berpikir sistem dinamis, dasarnya dalah berpikir sebab akibat. Akibat yang ditimbulkan bias positif dan bias negative. Untuk menyeimbangkan akibat negative perlu ada penguatan (reinforcement) dan penyeimbangan (balancing). Timbulnya akibat, bias terjadi ketertundan (delay) yang diberi symbol dua garis sejajar.

Berpikir sistemis mengikuti beberapa perpaduan berpikir,antara lain sebagai berikut :

1. Focus pada hubunga-hubungan antarbagian daripada bagan-bagian iu sendiri.

2. Mengunakan kausalitas melingkar karena kausalitas jarang sekali yang satu arah

3. Melihat pola, bukan melihat kejadian ataupun peristiwa

4. Melihat keseluruhan atau holistic

b. Stock dan flow diagram (diagram level and rate)

Dalam diagram stock and flow ini hanya terdapat dua macam variable dalam suatu sistem. Artinya, melihat satu variable dalam sistem berarti melihat segala sesuatu dari salah satu variable tersebut. Dlam manajemen, unsur utama yang memerlukan perhatian adalah sumber daya, tindakan, motivasi dan keadaan. Sumber daya sebagai akumulasi (level,stock) , tindakan sebagi rate/flow, dan keadaan sebagai pengaruh

Dalam berpikir sistemis ,terdapat suatu pola dasar sistem (Iarchetype). Tujuannya pola dasar ini adalah menemukan struktur dan pengungkit yang terjadi dalam sistem. Jika pola dasar diketahui akan menunjukkan wilayah pengungkit perubahan baik yang tinggi maupun rendah. Pola dasar ini terbentuk dari bangunan dasar sistem (sistem building blocks), yaitu proses penguatan, proses penyeimbangan, dan keterlambatan atau penundaan.

Tipe archetype dalam kesehariannya dibedakan dalam beberapa tipe, antara lain sebagai berikut :

a. fight back fire atau fixes that fail (perbaikan yang gagal)

b. shift the burden (pengalihan beban)

c. limits to growth (batas pertumbuhan)

d. tragedy of the commons (tragedy umum)

e. success to the successful (keberhasilan yang berhasil)

f. escalation (eskalasi)

g. eroding goals (pengikisan tujuan)

h. balancing with delay (penyeimbang yang tunda)

i. growth and underinvestment (pertumbuhan dan investasi yang rendam)

Berpikir sistemis dengan menggunakan piranti tersebut berarti berusaha menemukan pengungkit yang lebih besar untuk melakukan perubahan. Pola pencarian pengungkit ini diawali dengan melihat peristiwa atau kejadian (events), kemudian pola perilaku (term of behavior), dan terakhir mencari struktur sistem (structure sistem). Oleh karena itu, langkah pertama untuk melakukan perubahan temukan terlebih dahulu pola perilaku tertentu dari peristiwa-peristiwa (events), baru kemudian dapat ditentukan struktur sistem yang sesuai dengan pola perilaku tersebut. Berhasil menemukan dan mengubah struktur sistem berarti dapat menghilangkan pola perilaku yang menjadi masalah secara permanen yang berarti dapat pula mencegah dan menghilangkan peristiwa-peristiwa (events) yang tidak diinginkan dalam suatu sistem.

Gambar 1

Tingkat pemahaman berdasarkan gunung es

Pemahaman masalah secara bertingkat menurut teori gunung es ini menghasilkan perspektif Pengertian dan pemahaman yang bertingkat pula ( level of perspective) , yang pada akhirnya diperoleh pola pikir dan jenis tindakan tertentu (intervensi) apa yang perlu dilakukan dalam mengantisipasi masalah yang muncul

Pemahaman masalah secara bertingkat ini menggambarkan bahwa peristiwa (events) yang terjadi sesungguhnya berakar dari pola perilaku (pattern of behavior) dari struktur sistemis. Sementara itu struktur sistemis menggambarkan hubungan secara menyeluruh dan saling berinteraksi sekaligus berindependensi antar peristiwa satu dengan lainnya yang terjadi.

Esensi berpikir secara sistem holistic bersifat saling keterikatan 9interconnectedness). Prinsip berpikir serba sistem adalah struktur mempengaruhi perilaku, resistensi terhadap kebijakan, pengungkit (laverage). Sementara itu praktiknya adalah pola dasar sistem (sistem archetype) dan simulasi.

Secara sederhana, berpikir adalah olah otak untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahui. Dengan demikian, berpikir mestinya menghasilkan tahu tentang sesuatu, yang jika diakui umum menjadi pengetahuan. Proses mengetahui sesuatu itu membutuhkan waktu berpikir, prosesnya dapat cept atau lambat, yang bergantung kerumitannya. Lazimnya, cara berpikir untuk mengetahui sesuatu adalah dengan mengurai dan merangkai sesuatu, yang menghasilkan pengertian dan pengetahuan baru. Keduanya, berpikir mengurai dan merangkai adalah proses yang saling berkaitan. Berpikir mengurai secara teliti suatu benda besar menjadi bagian-bagian kecil dapat menghasilkan pengetahuan baru. Penemuan atau pembaharuan pengetahuan tersebut berdasarkan pengetahuan tentang keseluruhan rangkaian bagian yang membentuk benda besar semula. Artinya berpikir mengurai dan merangkai dapat memperkirakan kemunculan sesuatu yang baru dari benda besar yag dipikirkan. Misalnya, beberapa orang insinyur spesialis (katup mesin, pengapian, suspensi, dan seterusnya) mengurai desain mobil yang sudah ada, kemudian dapat merangkainya kembali menjadi desain mobil yang diperbaharui. Penciptaan pengetahuan baru, sebagai pemecahan masalah bagian tertentu dari mobil itu, adalah melalui pengetahuan tentang desain keseluruhan rangkaian bagian mobil secara terpadu.

Berpikir yang menekankan keseluruhan rangkaian bagian secara terpadu itu disebut Berpikir Sistemik. Syarat awal untuk memulai berpikir sistemik adanya kesadaran untuk menghormati dan memikirkan suatu kejadian sebagai sebuah sistem. Pengertian sistem adalah keseluruhan saling-pengaruh antar unsur dari sebuah obyek dalam batas lingkungan tertentu yang bekerja mencapai tujuan. Pengertian setiap kata yang menyusun batasan ini menjadi sifat dari sistem sebagai berikut.

1. Keseluruhan adalah lebih dari sekedar penjumlahan atau susunan unsur, yaitu terletak pada kekuatan yang dihasilkan oleh keseluruhan itu jauh lebih besar dari suatu penjumlahan atau susunan unsur.

2. Saling-pengaruh adalah pengikat atau penghubung antar unsur, yang membentuk rangkaian sebuah rangka dari obyek, membedakan dengan obyek lain, dan mempengaruhi kelakuan dari obyek.

3. Unsur adalah benda, baik nyata atau bayangan, yang memiliki fungsi tertentu, menyusun sistem, dan mempengaruhi kinerja sistem secara keseluruhan, dimana unsur yang menyusun sistem ini disebut juga bagian sistem atau sub-sistem.

4. Obyek adalah sistem yang menjadi perhatian dalam suatu batas tertentu sehingga dapat dibedakan antara sistem dengan lingkungan sistem, dimana semua yang di luar batas sistem adalah lingkungan sistem, dan semakin luas obyek perhatian, semakin kabur batas sistem atau semakin sempit obyek perhatian, semakin jelas batas sistem.

5. Batas adalah pembeda antara sistem dengan lingkungan, yang mencirikan sistem tertutup dan sistem terbuka, dimana sistem tertutup memiliki batas yang dianggap kedap terhadap pengaruh lingkungan, dan sistem terbuka memiliki batas yang tembus terhadap pengaruh lingkungan.

6. Tujuan adalah kinerja sistem yang teramati ataupun diinginkan, dimana kinerja yang teramati merupakan hasil yang sudah dicapai oleh kerja sistem, dan kinerja yang diinginkan merupakan hasil yang akan diwujudkan oleh kerja sistem. Penggunaan bahasa sistem diatas dalam berpikir dapat menghasilkan berbagai penafsiran sistem dari obyek yang sama. Perbedaan penafsiran itu berkaitan dengan sudut pandang yang dipakai dalam memikirkan suatu kejadian yang sama sebagai sebuah sistem. Misalnya, kejadian permainan golf dapat ditafsirkan sebagai :

a. Sarana memperlancar urusan dagang bagi pebisnis,

b. Olahraga santai memukul bola bagi orangtua,

c. Hiburan yang menyenangkan bagi pecandu golf,

d. Pekerjaan membuang waktu banyak bagi orang sibuk, dan

e. Sarana memperoleh penghasilan bagi pengelola lapangan golf.

Apabila permainan golf ditafsirkan sebagai sarana memperlancar urusan dagang bagi pebisnis, bangunan sistemnya dapat dirumuskan sebagai keseluruhan perbincangan antara pebisnis dengan mitra kerja, tentang perdagangan, melalui sarana permainan golf, perbincangan dalam sudut pandang ekonomi dengan pertimbangan perkembangan permintaan pasar untuk memperoleh laba bersama. Disini tujuan dari sistem adalah memperoleh laba bersama dibatasi oleh sudut pandang ekonomi. Dengan kata lain, tujuan akan membantu memudahkan menarik garis batas dari sistem yang menjadi perhatian. Hal-hal yang jelas menyebabkan dan/atau menyumbang langsung kepada pencapaian tujuan dikelompokkan sebagai unsur sistem. Hal-hal yang dapat mempengaruhi dan/atau menyumbang tidak langsung dapat dikelompokkan sebagai sarana dan lingkungan sistem. Untuk memudahkan jalan dalam berpikir sistemik, penetapan tujuan dari sistem dinyatakan dalam bentuk yang lebih nyata, yaitu kinerja sistem yang teramati sebagai capaian hasil kerja dari sistem. Kinerja sistem yang teramati adalah muara dari rangkaian kejadian dalam sistem, baik sistem fisik maupun nonfisik. Ringkasnya, kinerja sistem berkaitan dengan kerja dari keseluruhan unsur sistem yang saling berpengaruh dalam batas dengan lingkungan tertentu. Misalnya, gambaran sistemik dari kinerja penjualan dalam bisnis sebagai berikut.

1. Kejadian (nyata) penurunan nilai penjualan organisasi bisnis merupakan keseluruhan saling-pengaruh dari bagian produksi, pemasaran, keuangan dan kepegawaian melalui jaringan kerjasama kelompok.

2. Kejadian penurunan nilai penjualan tersebut dapat disebabkan kelemahan armada pemasaran, dan juga dapat disebabkan kelambatan penyerahan barang.

3. Kejadian kelambatan penyerahan barang dapat disebabkan ketidaklancaran produksi.

4. Kejadian ketidaklancaran produksi dapat disebabkan kelambatan pembelian bahan baku.

5. Kejadian kelambatan pembelian bahan baku dapat disebabkan kelalaian pegawai dalam penyelesaian transaksi keuangan dengan pemasok.

6. Semua kejadian dapat disebabkan kegagalan kerja kelompok lintas fungsi dalam organisasi. Ringkasnya, jalan umum untuk berpikir sistemik adalah jawaban pertanyaan mengapa dan mengapa suatu kejadian demikian, sehingga diperoleh peta keseluruhan saling-pengaruh kejadian secara terpadu.

III. PENUTUP

A. Rangkuman

1. Mind Mapping atau Pemetaan Pikiran adalah Suatu untuk memaksimalkan potensi pikiran manusia dengan menggunakan otak kiri dan kanan secara simultan

2. Tony Buzan mengusulkan menggunakan struktur dasar Pemetaan Pikiran sebagai berikut :

  • Mulai dari tengah dengan gambar Tema, gunakan minimal 3 warna.
  • Gunakan gambar, simbol, kode, dan dimensi diseluruh Peta Pikiran yang dibuat.
  • Pilih kata kunci dan tulis dengan huruf besar atau kecil .
  • Tiap kata/gambar harus sendiri dan mempunyai garis sendiri.
  • Garis-garis itu saling dikaitkan, mulai dari tengah yaitu gambar Tema Utama. Garis bagian tengah tebal, organis, dan mengalir dari pusat keluar, menjulur seperti akar, atau pancaran cahaya.
  • Buat garis sama panjangnya dengan gambar/kata.
  • Gunakan warna – kode rahasia sendiri di peta pikiran yang dibuat.
  • Kembangkan gaya penuturan, penekanan tertentu, dan penampilan khas di Peta Pikiran yang dibuat. Jadi peta pikiran setiap orang tidak harus sama, meskipun tema yang dibahas sama.
  • Gunakan kaidah asosiasi di peta pikiran yang dibuat.
  • Biarkan peta pikiran itu jelas, menggunakan hirarki yang runtun, urutan yang jelas dengan jangkauan sampai ke cabang-cabang paling ujung.

3. Fungsi Mind Map

  • Membantu siapa saja untuk berkonsentrasi dan lebih baik dalam mengingat.
  • Membantu siapa saja membuat catatan dengan lebih baik.
  • Membantu siapa saja mendapatkan/memunculkan ide brilian.
  • Membantu siapa saja menghemat waktu sebaik mungkin.
  • Membantu siapa saja menghadapi ujian dengan mudah dan mendapat nilai yang lebih bagus.
  • Membantu siapa saja mengatur pikiran, hobi, dan hidupnya.
  • Membantu siapa saja mendapatkan kesempatan lebih banyak untuk bersenang-senang.
  • Membantu siapa saja membuatnya tetap fokus pada ide utama maupun semua ide tambahan.
  • Membantu siapa saja menggunakan kedua belahan otaknya yang membuatnya malahan ingin terus-menerus belajar

4. Sange (2002:1080 mengartikan sistem sebagai suatu keseluruhan yang dirasakan yang unsur-unsurnya “saling tergantung”karena unsur-unsur itu terus-menerus saling mempengaruhi dari waktu ke waktu dan beroperasi menuju suatu tujuan bersama.

5. Berpikir sistem ini sangat diperlukan karena beberapa hal :

  • Meningkatnya kompleksitas dalam kehidupan kita.
  • Meningkatnya interdependensi di dunia
  • Meningkatnya kesadaran global, walaupun dengan keputusan local
  • Meningkatnyna kesadaran pembelajaran sebagai kunci kapabilitas organisasi
  • Masalah tak dapat diselesaikan dengan cara berpikir yang menciptakan masalah itu

6. Terdapat dua piranti untuk berpikir sistemis, yaitu sebagai berikut :

  • Causal loop diagram
  • Stock dan flow diagram (diagram level and rate)

7. Tipe archetype dalam kesehariannya dibedakan dalam beberapa tipe, antara lain sebagai berikut :

  • fight back fire atau fixes that fail (perbaikan yang gagal)
  • shift the burden (pengalihan beban)
  • limits to growth (batas pertumbuhan)
  • tragedy of the commons (tragedy umum)
  • success to the successful (keberhasilan yang berhasil)
  • escalation (eskalasi)
  • eroding goals (pengikisan tujuan)
  • balancing with delay (penyeimbang yang tunda)
  • growth and underinvestment (pertumbuhan dan investasi yang rendam)

0 komentar:

Posting Komentar